Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten Media Partner
5 Cara Menjaga Kesehatan Mata yang Perlu Diperhatikan
28 Oktober 2022 17:47 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, perlu diketahui bahwa fungsi mata sendiri akan mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Lantas, bagaimana cara menjaga kesehatan mata? Simak informasinya pada artikel ini.
Cara Menjaga Kesehatan Mata
Menurut laman Cleveland Clinic, mata adalah organ sensorik utama yang memberi reaksi pada cahaya dan mengirimkan informasi visual ke otak. Bagian depan mata yang transparan dan berbentuk cembung disebut kornea.
Kornea ini yang nantinya terhubung langsung ke bagian mata yang lebih besar, yaitu sklera, bagian mata yang berwarna putih. Kedua bagian ini disambungkan oleh lingkaran jaringan yang disebut limbus.
Selain kedua bagian ini, ada juga istilah iris yang ada pada mata. Iris ini terletak di bagian tengah mata dengan struktur sirkular yang berwarna. Maka itu, warna selaput pelangi biasanya berbeda-beda, yakni cokelat, abu-abu, biru, hingga hijau.
ADVERTISEMENT
Prinsip kerja mata sebetulnya hampir sama dengan kamera, yakni menangkap pantulan cahaya dari objek dan mengirimkan sinyal ke otak, sehingga Anda bisa melihat bentuk, warna, dan gerak. Maka itu, kesehatan mata termasuk hal penting yang perlu diperhatikan. Menyadur laman Healthline, berikut cara menjaga kesehatan mata.
1. Mengonsumsi makanan yang sehat
Cara menjaga kesehatan mata yang paling mudah untuk dilakukan adalah membiasakan diri untuk rutin mengonsumsi makanan sehat . Untuk meningkatkan kesehatan mata, makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang mengandung vitamin C, E, asam lemak omega-3, zink, dan lutein.
Berikut beberapa makanan yang direkomendasikan untuk dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan mata, yakni sayuran hijau, tuna, telur, kacang-kacangan, blueberry, blackberry, dan jeruk.
2. Menghentikan kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok dapat menjadi salah satu pemicu menurunnya kesehatan mata. Adapun beberapa penyakit mata yang disebabkan oleh merokok, yakni katarak, degenerasi makula, dan kerusakan saraf optik. Kondisi ini disebabkan oleh retina mata yang mulai rusak.
ADVERTISEMENT
3. Istirahatkan mata dari komputer
Kerusakan mata juga bisa disebabkan oleh lamanya waktu menatap layar komputer hingga ponsel. Kebiasaan tersebut menyebabkan mata mulai mengering dan tegang, pandangan pun jadi lebih kabur, nyeri leher, sakit kepala, hingga sulit untuk fokus ketika menatap kejauhan.
Oleh karena itu, disarankan untuk setidaknya mengalihkan pandangan setiap 20 menit sekali selama 20 detik dengan melihat objek sejauh 20 meter. Tujuannya untuk mengurangi ketegangan pada mata.
4. Menggunakan cahaya yang cukup
Bekerja dengan cahaya yang minim bisa menyebabkan mata harus bekerja lebih keras, sehingga mata mulai lelah. Namun, perlu diketahui bahwa cahaya yang terang juga tidak baik untuk kesehatan mata.
Cara terbaik untuk mengatasi kondisi ini adalah menggunakan cahaya yang cukup, apabila menggunakan komputer. Tidak hanya itu, Anda bisa mengurangi tingkat kecerahan monitor, meski warnanya tidak tajam, hal ini bisa membuat mata menjadi lebih nyaman.
ADVERTISEMENT
5. Periksakan mata setiap 12 bulan
Cara menjaga kesehatan mata yang lainnya adalah dengan rutin memeriksakan mata. Sebab, kondisi kesehatan mata bisa saja memburuk tanpa menimbulkan gejala apa pun. Maka itu, disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kesehatan mata setiap 12 bulan sekali.
Apa yang Membuat Mata Cepat Rusak?
Mata yang sudah rusak bisa menyebabkan munculnya tanda-tanda gangguan penglihatan, mulai dari pandangan kabur hingga silau ketika melihat cahaya di malam hari. Menurut laman National Health Service, ada beberapa gangguan mata yang sering terjadi, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Gangguan-gangguan di atas pada umumnya disebabkan oleh kebiasaan-kebiasan yang tidak disadari. Lebih jelasnya, berikut beberapa kebiasaan yang membuat mata cepat rusak, seperti yang dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(JA)