6 Obat Malaria dari Medis dan Bahan Herbal

Konten Media Partner
27 September 2022 11:55 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat malaria di apotek. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat malaria di apotek. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang bisa menyebar melalui gigitan nyamuk. Kondisi ini menyebabkan pengidap malaria mengalami demam dan menggigil selama beberapa hari. Untuk menyembuhkan kondisi ini, ada beberapa obat malaria di apotik, seperti suldox tab, primaquine, hingga mefloquine.
ADVERTISEMENT
Selain penggunaan obat-obatan, penanganan malaria juga bisa dibantu dengan berbagai bahan herbal. Bahan-bahan alami tersebut mungkin bisa membantu mengatasi gejala, tetapi belum tentu menyembuhkan penyakit.

Gejala Malaria

Ilustrasi salah satu gejala malaria adalah demam. Foto: Pexels
Malaria memiliki gejala yang cukup mirip dengan flu. Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention, berikut adalah beberapa gejala malaria yang perlu diwaspadai.
Dalam beberapa kasus, malaria juga bisa mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan gejala yang lebih berat, seperti:

Penyebab Malaria

Ilustrasi penyebab malaria adalah gigitan nyamuk yang menularkan parasit Plasmodium. Foto: Pexels
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh keluarga parasit Plasmodium. Ada empat jenis parasit Plasmodium yang biasanya menyebabkan malaria, yaitu:
ADVERTISEMENT
Penyakit malaria ditularkan melalui gigitan Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Gigitan nyamuk tersebut yang membuat parasit masuk dalam tubuh.
Setelah memasuki tubuh manusia, parasit Plasmodium menuju ke organ hati untuk berkembang menjadi bentuk yang lebih matang. Setelah masa inkubasi di hati, parasit ini kemudian memasuki aliran darah dan menginfeksi sel darah merah.
Selama berada di dalam sel darah merah, parasit Plasmodium berkembang biak dan memecahkan sel darah merah yang terinfeksi. Kondisi inilah yang menimbulkan sejumlah gejala, seperti demam, menggigil, dan badan lemas.
Selain gigitan nyamuk, parasit pada malaria juga bisa disebarkan melalui donor organ, transfusi darah, berbagi pemakaian jarum suntik, hingga janin yang terinfeksi dari ibunya.
ADVERTISEMENT

Faktor Risiko Malaria

Ilustrasi gigitan nyamuk yang menyebabkan malaria. Foto: Pexels
Malaria adalah penyakit menular yang dapat menyerang semua kalangan. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi malaria, di antaranya:

1. Lokasi Geografis

Faktor risiko utama untuk terkena malaria adalah tinggal di daerah yang rawan penyakit malaria. Menurut World Health Organization, beberapa wilayah yang rentan terhadap malaria termasuk:
Tingkat risiko penularan malaria bergantung pada seberapa baik pengendalian malaria yang dilakukan di daerah tersebut dan langkah-langkah pencegahan yang diterapkan untuk menghindari gigitan nyamuk.

2. Kelompok Usia

Kelompok usia tertentu, seperti anak kecil, bayi, dan orang lanjut usia, berisiko lebih tinggi terkena penyakit malaria. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang atau melemah karena faktor usia.
ADVERTISEMENT

3. Akses Terbatas terhadap Perawatan dan Pencegahan Malaria

Kurangnya akses terhadap perawatan medis, tindakan pencegahan, dan informasi yang tepat dapat meningkatkan risiko seseorang terkena malaria. Hal ini sering terjadi di daerah dengan sistem kesehatan yang terbatas atau infrastruktur yang buruk.

Obat Malaria di Apotik

Ilustrasi obat-obatan malaria. Foto: Unsplash
Menyadur laman Kementerian Kesehatan RI, jumlah penderita malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun. Namun, masih banyak yang menderita malaria di beberapa provinsi di wilayah timur, seperti Papua dan Papua Barat. Sementara, provinsi DKI Jakarta dan Bali sudah masuk ke dalam kategori provinsi bebas malaria.
Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang membahayakan, malaria perlu ditangani secepat mungkin. Penanganan malaria sendiri bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat antimalaria.
Obat-obatan tersebut ditentukan berdasarkan penyebab, usia, kondisi sedang hamil atau tidak, hingga tingkat keparahannya.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa saja obat malaria di apotek yang paling ampuh untuk dikonsumsi guna mencegah penyebaran infeksi? Berikut informasinya, seperti yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Doxycycline

Menurut National Library of Medicine, doxycycline adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, salah satunya malaria. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
Kendati demikian, ada beberapa efek samping yang dapat dirasakan dari mengonsumsi obat doxycycline, di antaranya:

2. Suldox Tab

Obat malaria dari apotek yang selanjutnya adalah suldox tab. Menyadur MedSpace, obat malaria ini dapat digunakan untuk mengobati serangan akut malaria falciparum yang sudah resisten terhadap klorokuin.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, suldox tab bisa dikatakan sebagai golongan obat keras. Jadi, pembelian obat ini memerlukan resep dokter. Obat ini tidak dapat dikonsumsi oleh pasien yang mengalami gangguan hati, ginjal, ibu yang sedang hamil, dan bayi di bawah 2 tahun.
Lebih jelasnya, berikut beberapa efek samping yang dapat dirasakan dari mengonsumsi obat suldox tab.

3. Mefloquine

Obat mefloquine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi malaria akibat parasit Plasmodium dari gigitan nyamuk. Obat ini bekerja dengan cara mengganggu pertumbuhan parasit pada sel darah merah.
Mefloquine tidak disarankan untuk pengidap jantung, depresi, hingga anxiety. Efek samping yang dirasakan ketika mengonsumsi mefloquine, di antaranya:
ADVERTISEMENT

Obat Malaria Herbal

Ilustrasi salah satu obat malaria herbal adalah kayu manis. Foto: Pexels
Selain mengonsumsi obat-obatan, bahan-bahan herbal juga bisa membantu penyembuhan malaria. Artinya, pengidap tetap memerlukan pengobatan yang tepat dari dokter, sebelum mengonsumsi bahan-bahan alami ini.
Lebih jelasnya, berikut beberapa obat malaria herbal yang bisa dikonsumsi, seperti yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Pepaya

Menurut penelitian dari Journal of Tropical Medicine, pepaya bisa menjadi obat herbal malaria usai dikombinasikan dengan tanaman daun Afrika (Vernonia amygdalina).
Studi yang dilakukan pada tikus tersebut menunjukkan hasil bahwa ekstrak pepaya dapat mengurangi jumlah parasit di dalam tubuh, serta mencegah kerusakan pada hati.

2. Kayu Manis

Selain pepaya, kayu manis juga bisa dijadikan alternatif lain untuk mengatasi malaria. Menurut laman WebMD, kayu manis memiliki sifat anti inflamasi dan zat anti parasit yang mampu menghambat perkembangbiakan parasit.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kayu manis mengandung sifat antioksidan yang mencegah kerusakan sel di dalam tubuh.

3. Kunyit

Kunyit termasuk bumbu dapur yang memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh, salah satunya untuk melawan infeksi parasit Plasmodium yang menyebabkan malaria.
Menurut studi dari jurnal Systematic Reviews in Pharmacy, kandungan kurkumin di dalam kunyit diyakini bisa membasmi jenis parasit Plasmodium.

Cara Mencegah Malaria

Ilustrasi mengoleskan obat nyamuk untuk mencegah malaria. Foto: Unsplash
Malaria merupakan penyakit infeksi serius yang dapat mengancam jiwa. Untuk melindungi diri dari penyakit ini, ada beberapa cara mencegah malaria yang bisa dilakukan, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(JA & SFR)