Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Kenali 5 Penyebab Stunting dan Faktor Risikonya
14 Desember 2022 20:11 WIB
ยท
waktu baca 5 menit![Stunting adalah gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Foto: Pexels.com](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gm86hg6dsyyh3sxpkcnkx5bq.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah kelainan pada tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi badan anak lebih pendek dari usianya berdasarkan WHO Child Growth Standards.
Untuk mencegah stunting pada anak, orang tua perlu memahami penyebab dan faktor risikonya. Cari tahu apa saja penyebab stunting dan faktor risikonya di bawah ini.
Penyebab Stunting
Stunting adalah masalah pada tumbuh kembang anak yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Mengutip dari jurnal Causes of Stunting in Toddlers: Literature Review oleh Hastuti Marlina, masalah ini sering dikaitkan dengan kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi hingga faktor lingkungan.
Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan anak stunting .
1. Gizi Buruk pada Ibu
ADVERTISEMENT
Tak hanya selama kehamilan, ibu juga harus memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya agar dapat menghasilkan ASI yang berkualitas. ASI merupakan salah satu faktor penting yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ibu hamil yang sering mengonsumsi alkohol dan obat-obatan tanpa anjuran dokter selama kehamilan bisa menjadi faktor penyebab stunting. Konsumsi alkohol secara berlebihan pada ibu hamil dapat menyebabkan fetal alcohol syndrome pada anak.
2. Malnutrisi
Kekurangan nutrisi dianggap menjadi salah satu penyebab gangguan tumbuh kembang anak yang paling umum di dunia. Kurangnya konsumsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dapat mempengaruhi proses pertumbuhan anak.
Anak-anak membutuhkan sejumlah nutrisi dasar untuk mendukung proses pertumbuhannya. Ketika hal ini tidak mampu dicapai, maka pertumbuhan anak akan terhambat.
ADVERTISEMENT
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi adalah asupan ASI yang kurang memadai, takaran susu formula yang tidak tepat, bayi atau anak tidak memiliki nafsu makan, dan lain-lain.
Cobalah atur pola makan anak dengan baik untuk membantu anak dalam mencukupi kebutuhan nutrisi hariannya.
3. Sanitasi yang Buruk
Sanitasi dan lingkungan hidup yang kurang sehat dan kotor dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Sanitasi yang buruk bisa meningkatkan risiko penyakit tertentu, seperti diare.
Diare akan menyebabkan tubuh anak sulit mendapatkan nutrisi. Hal ini dapat mengakibatkan tubuh mengalami malnutrisi yang bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak.
Oleh sebab itu, penting untuk menyediakan sanitasi dan lingkungan yang bersih untuk anak agar dapat mencegah stunting. Penerapan pola hidup bersih dan sehat juga dapat berkontribusi dalam mendukung tumbuh kembang anak.
ADVERTISEMENT
4. Infeksi Kronis atau Terus Berulang
Penyakit infeksi yang berulang pada anak menyebabkan tubuh anak untuk membutuhkan energi lebih dalam melawan patogen penyebab infeksi. Namun, jika proses ini tidak diimbangi dengan asupan gizi yang cukup, anak akan mengalami kekurangan gizi.
Kekurangan gizi dapat memicu kelainan pada tumbuh kembang anak. Maka dari itu, penyakit infeksi perlu dicegah.
Infeksi yang berulang biasanya disebabkan oleh pola hidup yang kurang bersih dan sanitasi buruk. Kedua faktor ini bisa menyebabkan anak mudah terpapar patogen penyebab infeksi, seperti virus, bakteri, dan jamur.
5. Faktor Genetik
Pertumbuhan yang terhambat dan tubuh pendek bisa menjadi salah satu faktor genetik yang diwariskan oleh orang tua ke anak. Beberapa anak dapat mengalami kelainan kromosom yang didapatkan dari orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Beberapa gangguan genetik yang bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah Turner, Down, dan Russell-Silver Syndrome.
Faktor Risiko Stunting
Selain faktor penyebab di atas, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko anak mengalami stunting. Mengutip dari jurnal Risk Factors of Stunting in Children Aged 24-59 Months oleh Arya Krisna Manggala, dkk, berikut berbagai faktor risiko stunting:
Cara Mengetahui Apakah Anak Stunting atau Tidak
Stunting biasanya ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih rendah dari standar usianya. Untuk mengidentifikasi apakah anak mengalami stunting atau tidak, orang tua bisa membawa anak ke dokter untuk melakukan diagnosis.
ADVERTISEMENT
Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan dan tes berikut ini untuk mendiagnosis stunting pada anak:
Selain pemeriksaan di atas, dokter juga mungkin akan melakukan tes penunjang untuk mendukung hasil diagnosis dengan tepat. Apabila anak dinyatakan mengalami stunting, dokter akan menganjurkan beberapa cara menangani stunting.
ADVERTISEMENT
Penanganan stunting biasanya mencakup pengobatan penyakit yang mendasarinya (jika terdapat gangguan yang mendasarinya), perbaikan nutrisi, pemberian suplemen, serta penerapan pola hidup bersih dan sehat.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)