Obat Sakit Dada di Apotek yang Efektif Redakan Gejala

Konten Media Partner
1 November 2022 15:11 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apa saja obat sakit dada di apotek? Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Apa saja obat sakit dada di apotek? Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sakit dada bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, mulai dari serangan jantung, jantung koroner, kardiomiopati, dan lain sebagainya. Untuk menyembuhkan kondisi ini, ada beberapa obat sakit dada yang dapat dikonsumsi agar rasa nyeri yang dirasakan bisa berkurang.
ADVERTISEMENT
Namun, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sakit di bagian dada bisa menjadi gejala dari suatu penyakit. Oleh karena itu, obat yang perlu dikonsumsi pun harus sesuai dengan penyebab dari sakit dada itu sendiri.
Ingin tahu apa saja obat sakit dada yang dapat direkomendasikan? Berikut informasinya.

Obat Sakit Dada

Sakit dada dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, rasa nyeri ini bisa saja dapat dirasakan di sebelah kanan, sebelah kiri, hingga sekitar dada tengah. Rasa sakit tersebut umumnya digambarkan seperti tusukan jarum kecil di sekitar dada, tapi ada juga yang merasakan rasa sakit seperti tertekan, sesak, hingga sensasi terbakar.
ADVERTISEMENT
Untuk menyembuhkan kondisi ini, ada beberapa obat sakit dada yang dapat dikonsumsi. Menyadur laman Mayo Clinic, berikut informasinya.
Obat-obat sakit dada di apotek. Foto: Unsplash

1. Aspirin

Aspirin adalah obat golongan antiinflamasi nonsteroid yang bekerja untuk mencegah pembentukan prostaglandin melalui jalur COX-1 inhibitor. Obat ini dapat dikenal juga dengan asam asetilsalisilat.
Obat aspirin sendiri bisa digunakan sebagai nyeri dada yang diakibatkan oleh gangguan jantung. Jenis obat ini dapat dibeli secara bebas, tetapi jika digunakan sebagai cara untuk mengobati dada, dokter akan meresepkannya dengan takaran dosis tertentu.

2. Obat pengencer darah

Sakit dada bisa diredakan dengan mengonsumsi obat pengencer darah. Menurut laman Kementerian Kesehatan RI, obat Ada 2 jenis obat pengencer darah berdasarkan cara kerjanya, yaitu antiplatelet dan antikoagulan.
Efek samping dari obat-obatan pengencer darah adalah perdarahan, sehingga dosis pengobatan harus diatur sedemikian rupa dan cukup untuk mengencerkan darah tanpa meningkatkan risiko perdarahan spontan.
ADVERTISEMENT

3. Nitrogliserin

Menyadur laman National Health Service, nitrogliserin adalah obat untuk mencegah dan meredakan angina pektoris (nyeri dada) pada penderita penyakit jantung koroner. Tidak hanya jantung koroner, obat ini juga bisa digunakan untuk pengobatan gagal jantung dan serangan jantung.
Bagi pengidap penyakit jantung koroner, obat tersebut bekerja dengan cara meningkatkan pasokan oksigen ke otot jantung, sehingga dapat mencegah atau mengatasi angina pektoris atau serangan jantung.

4. Terapi trombolitik

Dalam laman Society for Vascular Surgery, terapi trombolitik adalah metode pengobatan yang bertujuan melarutkan gumpalan darah berbahaya. Pasalnya, gumpalan darah tersebut dapat menyumbat pembuluh darah arteri dan vena.
Terapi ini dapat dilakukan sesegera mungkin, sebelum terjadi kerusakan permanen pada jaringan dan organ. Menyadur Medlineplus, trombolisis yang diberikan dalam kurun 3 jam setelah munculnya gejala stroke pertama dapat mengurangi kerusakan dan kelumpuhan.
ADVERTISEMENT

Sakit di Bagian Dada Gejala Penyakit Apa

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, nyeri dada bisa menandakan munculnya suatu penyakit. Namun, kebanyakan dari sakit dada disebabkan oleh serangan jantung hingga peradangan pada kantung di sekitar jantung.
Menurut laman Medical News Today, berikut beberapa sakit di bagian dada.

1. Serangan jantung

Serangan jantung adalah gangguan jantung serius ketika otot jantung tidak mendapat aliran darah. Kondisi ini akan mengganggu fungsi jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Penyakit jantung koroner ini terjadi ketika pembuluh darah koroner yang memasok darah ke jantung tersumbat. Penyumbatan ini terjadi karena timbunan kolesterol yang membentuk plak di dinding pembuluh darah.

2. Diseksi aorta

Menyadur laman Pusat Jantung Nasional, diseksi aorta adalah suatu kondisi ketika terbentuk bendungan darah di tempat yang tidak seharusnya, yaitu di antara lapisan paling dalam dan tengah dinding aorta, menyebabkan kedua lapisan tersebut menjadi terpisah.
ADVERTISEMENT
Diseksi aorta lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki dengan usia lanjut di atas 65 tahun. Risiko terjadinya kondisi ini meningkat pada penderita hipertensi, perokok, kolesterol tinggi, penumpukan lemak dalam pembuluh darah, hingga trauma pada area dada.

3. Perikarditis

Penyakit perikarditis adalah peradangan yang terjadi pada perikardium. Laman WebMD menyebutkan bahwa perikardium itu sendiri merupakan selaput yang membungkus jantung dan berfungsi untuk menahan jantung agar tetap berada di posisinya.
Perikardium dapat mengalami iritasi atau peradangan karena beberapa penyebab. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu terjadinya berbagai komplikasi serius yang bahkan bisa mengancam nyawa penderitanya.

Apakah Nyeri Dada Bisa Sembuh Sendiri?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, nyeri dada bisa disebabkan oleh berbagai macam gangguan kesehatan. Gejala nyeri dada ini bisa muncul kapan saja dan jika penyebabnya tidak terlalu parah, kondisi ini bisa hilang dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Namun, nyeri dada yang disebabkan oleh gangguan kesehatan yang serius pun perlu diobati dengan mengonsumsi obat-obat yang sudah direkomendasikan di atas, mulai dari aspirin, obat pengencer darah, nitrogliserin, hingga terapi trombolitik.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(JA)