Konten Media Partner

2 Pekerja Tambang PT NPM Tewas Tertimbun Tanah di Konawe Utara

11 Maret 2020 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat kejadian 2 korban tertimbun tanah. Foto: Dok.Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tempat kejadian 2 korban tertimbun tanah. Foto: Dok.Istimewa
ADVERTISEMENT
Dua orang pekerja tambang  PT Natural Persada Mandiri (PT NPM) yang beroperasi di Desa Morombo, Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), Edy Sudrajad (24 tahun) dan Andri (21 tahun), tewas tertimbun tanah saat mengambil sampel ore nikel, pada Selasa (10/3) sekitar pukul 15.00 WITA.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan sumber yang namanya minta diinisialkan sebagai Ode, kepada kendarinesia melalui sambungan telepon, Rabu pagi (11/3), mengungkapkan, korban bernama Edy Sudrajad  berkerja sebagai geologist sekaligus pengawas, sedangkan Andri berkerja sebagai sampel man. Keduanya berkerja di PT NPM.
"Kejadiannya kemarin (Selasa, 10 Maret 2020), sekitar jam 2 atau 3 siang. Di Morombo, area PT Bososi, nama perusahaan (tempat korban berkerja) PT Natural Persada Mandiri, (beraktivitas) di area PT Bososi. Salah satu korban (Edy Sudrajad) itu teman saya," jelasnya.
Kata Ode, kejadian itu bermula saat kedua korban sedang melakukan pengambilan sampel dan mengukur ketebalan ore nikel. Setelah operator ekskavator menggali tanah sedalam 7 sampai 10 meter, kedua korban langsung turun ke dalam lubang.
ADVERTISEMENT
"Tapi tiba-tiba tanah yang ada di atasnya longsor, dan menimbun mereka berdua. Temanku ini (Edy Sudrajad) sempat dia kontak pakai radio (saat tertimbun tanah), minta tolong, tapi endak sempat," katanya.
Menurut Ode, karena panik, operator ekskavator langsung melakukan penggalian ditempat kedua korban tertimbun longsoran tanah itu.
"Setelah tertimbun, operator (ekskavator) panik, terus dia gali pakai ekskavator. Akhirnya korban (Edy) lehernya patah, korban satunya (Andri) bocor pinggangnya karena terkena kuku backet," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Sultra, AKBP La Ode Proyek saat dikonfirmasi kendarinesia/kumparan, membenarkan kejadian tersebut. Kata dia, kedua korban berkerja di PT NPM, tapi La Ode Proyek tidak mengkonfirmasi lebih jauh bahwa PT NPM beraktivitas di area PT Bososi.
Korban saat berada di rumah sakit di Konawe Utara. Foto: Dok.Istimewa
"Benar, kejadiannya kemarin. Korban meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Korban atas nama Edy Sudrajad, umurnya 24 tahun asal Kolaka Utara, dan Andri, umurnya 21 tahun asal Konawe. Berkerja di PT NPM," jelas La Ode.
ADVERTISEMENT
Menurut penjelasan La Ode Proyek, kejadian itu bermula saat korban melakukan kegiatan pengambilan sampel ore, namun karena jaraknya jauh dan tidak bisa dilewati kendaraan, akhirnya mereka berjalan kaki, bersamaan dengan dua ekskavator.
"(Saat tiba di lokasi), satu ekskavator melakukan clearing, yang satu melakukan penggalian, setelah selesai menggali sekitar kedalaman 10 meter, korban turun, saat kedua korban turun terjadilah longsor," katanya.
Dikonfirmasi keadaan kedua korban yang mengalami patah leher dan pinggang bocor akibat penggalian yang dilakukan oleh operator ekskavator, La Ode Proyek mengaku tak begitu mengetahui.
"Kalau yang itu saya tidak terlalu ini (tahu), cuma keterangan di lapangan, dia (operator ekskavator) juga yang mengevakuasi korban ke homebase mereka sudah dalam kondisi meninggal dunia. Saat kejadian ekskavator juga hampir terjatuh ke lubang," katanya.
ADVERTISEMENT
La Ode Proyek mengatakan kasus tersebut saat ini sudah ditangani Kepolisian Resor Konawe Utara dengan di backup oleh Polda Sultra. Polisi juga sudah mengamankan operator ekskavator bernama Ahmad Majid dan seorang pengawas alat bernama Randi.
"Langkah pihak kepolisian sudah melakukan upaya turun ke lapangan, membuat laporan, dan melakukan kegiatan (penyelidikan) sesuai SOP kecelakaan kerja," katanya.
Salah satu galian yang digunakan untuk mengambil sampel ore nikel. Foto: Dok.Istimewa
Informasi yang dihimpun dari sumber kendarinesia, selain operator ekskavator dan pengawas alat, seseorang yang diduga pimpinan PT NPM yang menjabat sebagai direktur juga sudah diamankan dan diperiksa Polisi. Dikonfirmasi mengenai hal itu, La Ode Proyek tak membenarkan maupun membantah hal tersebut.
"Mereka sudah di Polres, diminta keterangan. (Direktur PT NPM juga diamankan ?) kalau itu memang kalau kata kata diamankan itu sebenarnya ini, ya, intinya sudah di Polres ininya, ini, sudah ditangani polisilah, ya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Konawe Utara, IPTU Rachmat Zam Zam tak merespon saat dikonfirmasi melalui pesan singkat whatsapp soal pemeriksaan terhadap seorang pimpinan PT NPM terkait insiden tersebut.
Rachmat sempat mengangkat telepon jurnalis media ini namun tak memberi jawab apa apa. "Sebentar-sebentar," singkatnya sambil menutup telepon.
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, PT NPM adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang konsultan geologi dan pertambangan. Hingga berita ini di publish, kendarinesia belum berhasil mengkonfirmasi pihak PT NPM terkait dua pekerjaanya yang tewas tertimbun tanah.