Bencana Palu-Donggala di Mata Mereka

3 Oktober 2018 20:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bencana Sulteng. (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bencana Sulteng. (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ribuan saudara kita di Palu dan Donggala kehilangan orang-orang tercinta akibat gempa berkekuatan 7,4 skala righter disertai tsunami melanda. Kita semua berduka. Namun, tidak boleh larut--Palu dan Donggala harus bangkit. Kita adalah asa mereka.
ADVERTISEMENT
Itulah yang ingin disampaikan oleh empat user kumparan melalui story mereka. Mulai dari Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, berjudul Saya Mendorong Semua Pihak Membantu Korban Gempa Palu Donggala, lalu ada tulisan Muhammad Reza, Karakter Anti-Gempa Listrik 4.0, sebagai solusi mengatasi putusnya akses listrik saat terjadi bencana.
Ada story Reza Permadi. Ia menjelaskan mengenai Sesar Palu Koro, penyebab bencana di Sulawesi Tengah. Ia percaya, dengan masyarakat harus tahu penyebab bencana, demi mengurangi risiko jatuhnya korban ke depannya. Terakhir, Karina Adistiana yang membahas akan pentingnya pelajaran siaga bencana, terutama untuk anak.
Berikut ulasannya. Kamu bisa membaca selengkapnya dengan mengeklik masing-masing story mereka.
1. Saya Mendorong Semua Pihak Membantu Korban Gempa Palu Donggala (Bambang Soesatyo)
ADVERTISEMENT
Terkait musibah gempa bumi dan tsunami berkekuatan 7,4 skala richter di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Mautong, Sulawesi Tengah, yang menimbulkan ribuan korban jiwa, saya dorong semua pihak membantu mereka.
2. Karakter Anti-Gempa Listrik 4.0 (Muhammad Reza)
Gangguan yang fatal akibat dari gempa adalah kesulitan akses atas kebutuhan dasar, yaitu air bersih dan listrik. Air bersih dapat menjadi sulit diakses ketika struktur pipa air atau sumur-sumur timba rusak atau tertutup oleh runtuhan bangunan karena gempa, sedangkan listrik padam akibat kerusakan di jaringan listrik atau di pembangkitnya yang disebabkan oleh gempa.
Listrik 4.0 yang sedang berkembang saat ini adalah salah satu teknologi yang memiliki karakter tahan gempa, sehingga paling tidak perlu dipertimbangkan dengan serius untuk diimplementasikan secara lebih masif di Indonesia.
ADVERTISEMENT
3. Siklus Gempa Bumi dan Tsunami di Donggala Akibat Sesar Palu Koro (Reza Permadi)
Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Palu dan sekitarnya harus mulai mengetahui keberadaan sistem Sesar Palu-Koro ini dan Pemerintah Sulawesi Tengah harus menerapkan tata ruang berbasis bencana alam.
Sebuah rumus empiris, yang didasarkan pada hitungan-hitungan statistik, telah dikemukakan oleh seorang seismolog Jepang: bahwa periode berulangnya gempa-gempa besar adalah dalam rentang waktu (69 ± 13,2) tahun. Tepatnya: 55,8 sampai 82,2 tahun. Jadi, Gempa Donggala yang terjadi lebih dari 50 tahun yang lalu, berada dalam periode pengulangan tersebut.
4. Siaga Bencana, Kunci Keselamatan Hidup di Negara Cincin Api (Karina Adistiana)
Gempa selalu memancing diskusi tentang kesiagaan bencana. Sayangnya, topik ini biasanya naik daun dan menjadi tren hanya sampai hitungan beberapa minggu setelah bencana.
ADVERTISEMENT
Kita perlu belajar untuk hidup berdampingan dengan alam dan living in harmony with disaster. Ajari anak-anak tentang karakter alam, dan mari kita mulai melatih kesiagaan bencana di tempat kita.
Kamu bisa membaca tulisan lain tentang berbagai isu dari pandangan para ahli dengan mengikuti topik Perspektif di kumparan.