Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Dr. Dandi Darmadi: Big Data Jadi “Bahan Bakar” Keputusan Strategis Kampus
8 Mei 2025 11:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Revolusi pengambilan keputusan di perguruan tinggi kian tak terelakkan. Di hadapan lebih dari 4 000 rektor, wakil rektor, dan dosen yang bergabung secara luring‑daring dalam SEVIMA Higher‑Ed Digital Summit, Dr. Dandi Darmadi, M.A.P.—pakar digitalisasi kampus sekaligus Koordinator MBKM Universitas Andi Djemma—menegaskan bahwa big data bukan lagi aksesori, melainkan jantung strategi akademik modern.
ADVERTISEMENT
“Tanpa data besar, kita hanya menebak‑nebak arah kampus,” tegas Dandi membuka sesi utama yang bertajuk “Data‑Driven University: From Insight to Impact.” “Big data memberi kita kacamata super untuk melihat kinerja mahasiswa, efektivitas pengajaran, hingga proyeksi kebutuhan sumber daya secara real time.”
Dari Menyimpan ke Menambang Nilai
Dandi—yang selama satu dekade mendampingi lebih dari 1 200 kampus lewat SEVIMA Platform—menjelaskan pergeseran peran pusat data. “Dulu SIAKAD sekadar gudang nilai dan jadwal. Kini, lewat analitik lanjutan, data mentah diolah menjadi pola perilaku belajar, risk profile drop‑out, bahkan prediksi beban dosen lima semester ke depan,” paparnya.
Ia memerinci tiga klaster manfaat big data:
1. Academic Performance Analytics
Algoritma menggabungkan IPK, presensi, aktivitas learning management system, dan survei umpan balik untuk memetakan student risk lebih dini. “Dekanat tak perlu menunggu rapat semesteran untuk tahu siapa butuh remedial atau pendampingan karier,” kata Dandi.
ADVERTISEMENT
2. Teaching Effectiveness Dashboard
Sistem merekam metrik interaksi kelas—mulai durasi diskusi hingga tingkat penyelesaian course module. “Data ini memotret gaya ajar dosen yang paling diminati, membantu Lembaga Penjaminan Mutu merancang pelatihan pedagogik berbasis fakta, bukan asumsi,” ujarnya.
3. Resource & Policy Simulation
Dengan machine learning, kampus dapat mensimulasikan skenario penerimaan mahasiswa baru versus kapasitas laboratorium dan asrama. “Keputusan investasi ruang kelas kini berbasis hitung‑hitungan presisi, sehingga belanja modal lebih efisien,” tandasnya.
Evidence‑Based Strategy, Bukan “Feeling‑Based”
Dandi menyinggung kecenderungan sejumlah kampus mengambil kebijakan intuitif. “Era feeling‑based rectorate sudah selesai,” ujarnya disambut gelak tawa peserta. “Big data memungkinkan kita identify trend dan spot opportunity. Mau buka program baru? Lihat dulu proyeksi pasar kerja, minat siswa SMA, dan kompetensi regional melalui data nasional dan scraping daring—semua bisa disajikan di satu dasbor.”
ADVERTISEMENT
Dalam sesi tanya jawab, Rektor Universitas Trinusa menanyakan bagaimana memulai budaya data di kampus yang masih minim infrastruktur. Dandi menyarankan pendekatan bertahap: “Mulai dari quick win—misalnya, gabungkan data nilai dan presensi ke satu repositori cloud SEVIMA, lalu sajikan grafik kemajuan belajar per prodi. Saat pimpinan melihat dampaknya, investasi lebih besar akan mengikuti.”
Layanan Personal: “Netflix‑style” untuk Mahasiswa
Lebih jauh, Dandi memproyeksikan bahwa perguruan tinggi akan bertarung di ranah personalised services. “Mahasiswa masa kini terbiasa mendapat rekomendasi film di Netflix. Kampus harus bisa merekomendasikan mata kuliah pilihan, beasiswa, hingga lowongan magang yang relevan—semua berkat big data,” jelasnya.
SEVIMA, sambung Dandi, telah mengintegrasikan modul student success yang mengirim notifikasi dini kepada wali akademik ketika algoritma mendeteksi penurunan performa. “Di sinilah kualitas layanan akademik naik kelas, karena intervensi bersifat individual, bukan pukul rata,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Tantangan Etika dan Keamanan
Meski demikian, Dandi mengingatkan soal privasi: “Data besar berarti tanggung jawab besar. Kampus wajib menerapkan enkripsi, role‑based access, dan kepatuhan PDP Law. Jangan sampai ambisi analitik menabrak etika.”
Big Data Menguatkan Daya Saing Bangsa
Menutup paparannya, Dandi mengajak seluruh pimpinan perguruan tinggi untuk berani melompat.
“Strategi berbasis bukti (evidence‑based strategy) akan memperkuat daya saing institusi dan bangsa,” pungkasnya. “Dengan big data, kita tidak hanya mencatat sejarah pendidikan, tetapi menulis masa depannya.”
Seminar yang difasilitasi SEVIMA—perusahaan teknologi edukasi yang sudah dua dekade melayani ekosistem kampus—kembali menegaskan komitmen transformasi digital pendidikan tinggi Indonesia. Dari Palopo hingga Papua, gema pesan Dandi jelas: data adalah bahan bakar, analitik adalah mesin, dan visi pimpinan adalah pengemudi. Kampus yang memadukan ketiganya akan melaju paling depan.
ADVERTISEMENT