3 Fakta Perusahaan China yang Kata Luhut Akan Buka Pabrik Vaksin di Indonesia

3 September 2021 6:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan lepas ekspor alat suntik sekali pakai buatan Indonesia, produk PT Oneject Indonesia. Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan lepas ekspor alat suntik sekali pakai buatan Indonesia, produk PT Oneject Indonesia. Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut ada perusahaan asal China yang akan membuka pabrik vaksin di Indonesia. Hal itu diungkapkan Luhut saat membuka Rakornas Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Selasa (24/8) lalu.
ADVERTISEMENT
"Industri vaksin sudah kita dorong dibangun di Indonesia. Dan sudah ada satu yang akan produksi nanti bulan April (tahun depan)," kata Luhut.
Saat itu Luhut tak menyebut rinci perusahaan tersebut. Tapi media China asal Hong Kong South China Morning Post, memaparkan ada perusahaan farmasi China yang baru mendapat izin uji klinis tahap 3 di Indonesia, untuk vaksin baru COVID-19.
Berikut fakta-faktanya:

Perusahaan China Uji Klinis Tahap 3 di Indonesia

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
China melakukan uji klinis vaksin baru COVID-19 di Indonesia. Dikutip dari South China Morning Post, uji klinis yang dilakukan terhadap vaksin baru COVID-19 itu sudah memasuki tahap 3 atau tahap akhir. Jenis yang dalam tahap uji klinis ini dikembangkan berbasis mRNA.
ADVERTISEMENT
Vaksin mRNA merupakan hasil pengembangan terbaru, tidak dibuat dari virus atau kuman yang dimatikan/dilemahkan. Melainkan dibuat dari komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu.
Vaksin bernama ARCoV ini dikembangkan melalui kolaborasi tiga perusahaan riset bioteknologi China. Yakni Yunnan Walvax Biotechnology, Suzhou Abogen Biosciences, dan Academy of Military Science.
"Uji klinis fase 3 (vaksin tersebut) telah disetujui oleh regulator obat di Meksiko pada 19 Agustus dan di Indonesia pada 27 Agustus," tulis South China Morning Post mengutip keterangan Walvax.

Luhut Ungkap Perusahaan Nasional yang Jadi Mitra China

Petugas menata botol vaksin COVID-19 seusai melakukan vaksinasi. Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Perusahaan China yang akan membangun pabrik vaksin baru COVID-19 di Indonesia itu, bermitra dengan perusahaan nasional. Hal itu diungkapkan Luhut dalam tayangan di akun Youtube Farmalkes TV.
ADVERTISEMENT
Tapi berbeda dengan sebelumnya, dalam tayangan tersebut Luhut menyebut pabrik vaksin kerja sama perusahaan China dengan perusahaan farmasi nasional itu, akan mulai produksi Juli 2022.
"Ini ada Etana kerja sama dengan China. (Produksi vaksin) dengan platform mRNA, mereka akan produksi Juli tahun depan," ujarnya saat membuka acara Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Alat Kesehatan, dikutip Kamis (2/9).
Dari penelusuran kumparan, Etana yang dimaksud Luhut adalah PT PT Etana Biotechnologies Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 2014 dan merupakan anak usaha industri farmasi PT Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA). Pemegang saham lain Etana adalah Etana Biotechnologies Hong Kong Limited dan PT Optel Internasional.

Kapasitas Produksi Vaksin 70 Ribu Dosis

Petugas medis menunjukan kemasan vaksin COVID-19 produksi Sinovac saat pelaksanaan vaksinasi perdana di Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (14/1). Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto
Dalam acara Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Alat Kesehatan itu, Luhut juga mengungkapkan kapasitas produksi vaksin dari pabrik tersebut. Yakni mencapai 70 ribu dosis per bulan.
ADVERTISEMENT
"Etana akan produksi 70 juta dosis bulan Juli. Saya bilang 100 juta (dosis) pemerintah pasti beli," ujar Luhut Binsar Pandjaitan.
Sementara South China Morning Post menulis, selain di Indonesia, vaksin ARCoV berbasis mRNA yang dikembangkan itu juga akan diproduksi di Meksiko. Kedua negara tersebut telah menerbitkan izin uji klinis tahap 3 atau tahap akhir jenis vaksin tersebut.
"Setelah berbulan-bulan tertunda, China telah menyetujui untuk uji klinis tahap akhir di Meksiko, serta di Indonesia," tulis South China Morning Post.