6 Negara Maju Ini Terkena Resesi Ekonomi, Bagaimana Nasib Indonesia?

24 Juli 2020 5:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi resesi ekonomi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi resesi ekonomi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi virus corona berdampak buruk terhadap ekonomi global. Negara-negara dengan ekonomi maju bahkan terkena resesi, setelah pertumbuhan ekonomi mereka minus pada dua kuartal berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada enam negara yang sudah mengumumkan pertumbuhan ekonomi mereka minus, bahkan terhitung sejak akhir 2019. Padahal negara-negara tersebut digolongkan oleh Bank Dunia ke dalam high income countries alias negara-negara maju dalam hal pendapatan per kapita.

Enam Negara yang Resesi Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi pada pada kuartal II 2020 sebesar minus 3,3 persen (qtq). Angka itu turun lebih dalam dari kuartal yang minus 1,3 persen. Ini merupakan resesi ekonomi pertama kalinya bagi Korea Selatan dalam 37 tahun. Terakhir kali ekonomi negeri k-pop itu terpuruk pada 1963.
Ekonomi Singapura pada kuartal II 2020 terpuruk hingga minus 41,2 persen (qtq). Sementara secara tahunan, PDB anjlok 12,6 persen. Sedangkan kuartal I 2020, minus 3,3 persen (qtq). Pertumbuhan ekonomi Singapura ditopang oleh ekspor yang meliputi lebih dari 300 persen PDB mereka. Ini merupakan ekonomi yang terburuk sejak 1965.
ADVERTISEMENT
Jepang mengalami resesi lagi setelah lima tahun. Secara kuartalan ekonomi kuartal I 2020 minus 0,9 persen. Sementara pada kuartal sebelumnya yakni ke IV di 2019, ekonominya minus 1,9 persen. Jepang sudah lebih terpuruk akibat kebijakan pemerintah menaikkan pajak dan bencana alam angin topan.

Ekonomi Jerman minus 2,2 persen pada kuartal I 2020. Angka itu lebih dalam dari sebelumnya, yakni kuartal IV 2020 yang minus 0,1 persen. Ekonomi Jerman yang ditopang industri manufaktur, terpuruk akibat lesunya permintaan global, gangguan pada rantai pasok bahan baku, serta konsumsi yang menurun akibat pandemi virus corona.
Pertumbuhan ekonomi Prancis minus 5,8 persen di kuartal I 2020. Ini merupakan yang terburuk sejak sejak 1949. Pada kuartal IV 2019, ekonomi Jerman sudah minus meski tak sedalam di awal 2020. Yakni minus 0,1 persen.
ADVERTISEMENT
Ekonomi Italia yang ditopang industri pariwisata, sudah memasuki resesi sejak kuartal I 2020. Pertumbuhan ekonomi dilaporkan minus 4,7 persen, lebih buruk dari kuartal IV 2019 yang minus 0,3 persen. Ini merupakan ekonomi terburuk sejak 1995.

Indonesia Akankah Terkena Resesi Ekonomi?

Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi ekonomi Indonesia bisa resesi di kuartal III 2020. Foto: ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui tantangan ekonomi akibat pandemi virus corona, lebih berat dari yang diperkirakan sebelumnya. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memprediksi, pada kuartal II 2020 ekonomi nasional minus 4,3 persen. Sedangkan pada kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi ada di kisaran minus 1 persen sampai positif 1,2 persen.
Jika kuartal III benar minus, maka Indonesia terkena resesi karena di kuartal II hampir bisa dipastikan akan minus cukup dalam. Karenanya Sri Mulyani tetap mewaspadai ancaman gelombang resesi.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu kita juga perlu waspadai, bagaimana pun juga, agent of growth kita konsumsi, investasi, ekspor," jelas Sri Mulyani.