Ahli Geologi Kelautan Kementerian ESDM Gabung Tim Cari Kapal Selam KRI Nanggala

23 April 2021 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal MV Mega Bakti dari Malaysia berangkat untuk ikut operasi pencarian Kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kapal MV Mega Bakti dari Malaysia berangkat untuk ikut operasi pencarian Kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Dua ahli geologi kelautan Kementerian ESDM bergabung ke dalam tim pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali. Keduanya merupakan peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Badan Litbang ESDM.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, kedua orang dari P3GL Kementerian ESDM yang ditugaskan adalah Wilman Darmawan dan Sahnedi. Mereka bergabung dengan tim operasi gabungan yang dipimpin Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sejak 22 April 2021 hingga 28 April 2021.
Selain menerjunkan personel, turut pula dikirimkan bantuan peralatan marine magnetic seaspy magnetometer milik P3GL yang digunakan untuk mendeteksi perkiraan lokasi kapal selam.
Alat ini umumnya digunakan sebagai peralatan survei geofisika kelautan untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan sifat kemagnetannya. Secara prinsip kerja marine magnetometer identik dengan alat metal detector, yang membedakan hanyalah threshold dari keduanya.
Kapal Selam KRI Nanggala-402. Foto: AFP
KRI Nanggala 402 hilang kontak saat menggelar latihan penembakan rudal di perairan utara Bali pada Rabu (21/4) sekitar pukul 03.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Kapal tersebut diduga mengalami blackout atau mati listrik total. Hal itu, membuat awak kapal tidak dapat melakukan proses kedaruratan berupa tombol darurat untuk membuat kapal timbul ke permukaan.
KRI Nanggala merupakan kapal selam buatan Jerman pada 1977 yang masuk jajaran TNI AL pada 1981.
Saat mengarungi laut utara Bali itu, kapal selam berisi 53 awak, terdiri atas 49 anak buah kapal (ABK), satu komandan satuan, dan tiga personel arsenal.