Airlangga Hartarto Lepas Ekspor Kakao Senilai Rp 22,5 Miliar

27 Agustus 2021 9:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto melepas ekspor kakao asal Sulawesi Tengah senilai Rp 22,5 miliar ke Malaysia. Foto: Kemenko Perekonomian
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto melepas ekspor kakao asal Sulawesi Tengah senilai Rp 22,5 miliar ke Malaysia. Foto: Kemenko Perekonomian
ADVERTISEMENT
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melepas ekspor biji kakao ke Malaysia senilai Rp 22,5 miliar. Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan ekspor, yang banyak dibudidayakan di Sulawesi.
ADVERTISEMENT
Pelepasan ekspor kakao tersebut dilakukan Airlangga dalam kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat (27/8). Ada sebanyak 800 ton biji kakao yang diekspor oleh PT Olam Indonesia.
“Selain mineral, kakao ini merupakan andalan Sulawesi Tengah. Kita berharap agar kinerja positif ini dapat menggerakkan roda perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani kakao,” kata Airlangga Hartarto.
PT Olam Indonesia merupakan eksportir terbesar komoditas kopi robusta, arabica, dan produk kakao di Sulawesi Tengah. Perusahaan ini membeli kakao, kopi, sawit, pala, dan lada dari lebih 400.000 petani dan mempekerjakan 1.400 pegawai, serta lebih dari 1.150 pekerja musiman.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto melepas ekspor kakao asal Sulawesi Tengah senilai Rp 22,5 miliar ke Malaysia. Foto: Kemenko Perekonomian
Kakao yang dihasilkan Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara. Sejumlah negara utama tujuan ekspor komoditas tersebut adalah Malaysia, Vietnam, Amerika Serikat, India, China, Belanda, dan Australia.
ADVERTISEMENT
“Harapannya, ekspor ini bisa terus ditingkatkan. Apalagi saat ini harga mayoritas komoditas andalan naik,” ujar Airlangga.
Pemerintah menetapkan empat provinsi di Sulawesi sebagai produsen utama kakao nasional. Keempat provinsi tersebut yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat.
Pada tahun 2020, keempat provinsi tersebut masih tercatat sebagai provinsi penghasil kakao terbesar. Masing-masing dari Sulawesi Tengah sebanyak 127,3 ribu ton, Sulawesi Tenggara sebanyak 114,9 ribu ton, Sulawesi Selatan sebanyak 103,5 ribu ton, dan Sulawesi Barat sebanyak 71,3 ribu ton.
Komoditas kakao menjadi primadona petani di Provinsi Sulawesi Tengah, utamanya di Kabupaten Sigi. Lima desa yang telah ditetapkan sebagai sentra pengembangan komoditas perkebunan khususnya kakao organik adalah Desa Berdikari, Desa Karunia, Desa Bahagia, Desa Sintuwu dan Desa Petimbe.
ADVERTISEMENT