Bank Afghanistan Kelimpungan Kehabisan Dolar, Minta Taliban Pasok Uang Tunai

15 September 2021 22:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi foto mata uang Afghanistan, Afghani. Foto: Abdul MAJEED / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto mata uang Afghanistan, Afghani. Foto: Abdul MAJEED / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank-bank di Afghanistan tengah kelimpungan karena kehabisan stok uang dolar. Mereka pun meminta Taliban selaku penguasa pemerintahan, memasok lebih banyak uang tunai.
ADVERTISEMENT
Mengutip sumber yang mengetahui persoalan tersebut, Reuters menyebutkan jika kondisi ini tak segera diatasi, bank akan terpaksa menutup layanan mereka. Krisis dolar di perbankan Afghanistan, dilaporkan sudah terjadi sejak tiga pekan lalu.
Mata uang resmi negara itu adalah Afghani, namun selama 20 tahun Amerika Serikat (AS) mengendalikan Afghanistan, membuat ketergantungan terhadap dolar sangat tinggi. Tapi seiring berkuasanya taliban sejak 15 Agustus 2021 disusul dengan hengkangnya AS, pasokan dolar pun menyusut.
Tak hanya itu, simpanan dolar milik Afghanistan juga dibekukan AS menyusul berkuasanya Taliban.
Prajurit AS dengan Batalyon ke-4, Resimen Infanteri ke-31, Tim Tempur Brigade ke-2 dari Divisi Gunung ke-10, pulang dari penempatan di Afghanistan, di Fort Drum, New York, AS, Senin (6/9). Foto: Brendan McDermid/REUTERS
Dalam beberapa hari terakhir, bank di Afghanistan pun membatasi penarikan dana dalam denominasi dolar AS. Setiap nasabah hanya boleh menarik maksimal USD 200 per pekan.
"Stok uang kami hanya cukup untuk beberapa hari saja," kata salah seorang yang mengetahui masalah tersebut. "Jika pemerintah tidak segera bereaksi, akan terjadi demonstrasi dan kekerasan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Para bankir mengkhawatirkan, setelah krisis keamanan dan politik usai, Afghanistan akan memasuki kemelut baru yakni krisis ekonomi. Karena kelangkaan dolar membuat harga-harga melonjak, menyulitkan pembiayaan impor, yang ujungnya kembali menyengsarakan rakyat Afghanistan.
Tapi Gubernur Bank Sentral Afghanistan dalam sebuah pernyataan di situs webnya, Rabu (15/9), mengeklaim kondisi bank-bank stabil. "Bank-bank tersebut benar-benar aman," katanya, seraya menambahkan bahwa bank-bank komersial biasanya menyimpan 10 persen dari modal mereka dalam bentuk uang tunai.