Baru Diperdagangkan Lagi, Saham Adhi Karya Jadi Loyo

22 Desember 2020 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pergerakan IHSG Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pergerakan IHSG Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memperdagangkan saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk, mulai sesi I perdagangan pada Selasa (22/12). Saham BUMN konstruksi berkode ADHI itu sepanjang hari kemarin terkena suspensi atau penghentian perdagangan sementara, karena lonjakan harga yang dinilai tidak wajar.
ADVERTISEMENT
“Suspensi atas perdagangan saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 22 Desember 2020,” tulis Bursa Efek Indonesia dalam keterbukaan informasi, dikutip kumparan Selasa (22/12).
Mengawali perdagangannya setelah suspensi tersebut, hingga pukul 11.29 WIB, saham ADHI justru loyo. Dipantau kumparan, harganya turun 4,85 persen menjadi Rp1.570 per saham. Padahal saat pembukaan pagi tadi, ADHI sempat menguat ke level Rp 1.660 per saham, namun lalu menurun dan belum berhasil keluar dari zona merah.
Pelabuhan Patimban, salah satu proyek infrastruktur garapan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Padahal BUMN konstruksi ini merupakan salah satu penggarap proyek Pelabuhan Patimban, yang baru diresmikan Presiden Jokowi pada Minggu (20/12) lalu. Mulai beroperasinya Pelabuhan Patimban yang digarap ADHI bersama PT PP (Persero) Tbk, ternyata belum bisa jadi sentimen positif bagi pergerakan sahamnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya penghentian perdagangan saham BUMN Karya dilakukan, karena saham Adhi Karya secara kumulatif telah meningkat secara signifikan. Pada Jumat (18/12), saham ADHI melonjak 11,49 persen ke Rp 1.650 per saham. Tren peningkatan harga saham ini sebenarnya sudah terjadi sejak pertengahan November lalu.
Bahkan jika dihitung sejak itu, secara kumulatif saham Adhi Karya telah melesat 175 persen. Padahal pada 6 November harganya masih Rp 600 per saham.