Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Beda Luhut dan Erick Thohir soal Vaksin Corona dari Pfizer, Amerika Serikat
24 November 2020 22:24 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan tengah menjajaki kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) untuk pengadaan vaksin corona. Pernyataan ini berbeda dengan Ketua Pelaksana Satgas Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir .
ADVERTISEMENT
Penjajakan kerja sama pengadaan vaksin corona antara Indonesia dengan AS, menurut Luhut sudah dia bicarakan dengan Wakil Presiden AS, Mike Pence, di sela kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat , pekan lalu.
"Dengan Wakil Presiden Pence, saya berbicara hampir lebih 15 menit. Kami bicara akhirnya menyangkut masalah vaksin. Dan Amerika bersedia membantu vaksin," kata Luhut saat memberikan sambutan penutup dalam acara CEO Networking 2020 secara virtual, Selasa (24/11).
Luhut menuturkan pada Senin (23/11) malam tadi, dirinya juga telah menindaklanjuti rencana tersebut melalui konferensi video bersama Wakil Menteri BUMN Budi Gunawan Sadikin serta BPOM. Salah satu perusahaan vaksin AS, Pfizer, juga disebutnya akan bekerja sama dalam pengadaan vaksin dengan Bio Farma.
"Tadi malam kami sudah follow up, kami sudah vidcall (video call) dengan Under Secretary of Health-nya, dan dengan Wakil Menteri Budi Gunadi, juga BPOM. Pfizer juga, untuk membuat kerja sama dengan Bio Farma kita," ujar Luhut .
ADVERTISEMENT
Sementara sebelumnya, Erick Thohir menyatakan Indonesia sulit menggunakan vaksin buatan Pfizer dan Moderna asal Amerika Serikat , karena kendala suhu saat proses distribusi dan penyimpanan.
"Kenapa Pfizer dan Moderna belum bisa? Karena memang cold chain-nya (harus disimpan di suhu) minus 75 derajat celsius (Pfizer). Yang satu (Moderna), minus 20 derajat. Untuk negara sepeti Amerika pun, mereka akan ada transisi," kata Erick.
"Kalau kita harus bongkar sistem distribusi kita, misalnya jadi minus 20 (derajat), ini nanti akan menghambat distribusi yang biasa kita lakukan," lanjut Erick Thohir .
Indonesia sejauh ini akan memakai kandidat vaksin corona dari Sinovac (China), Novavax (AS), dan AstraZeneca (Inggris-Oxford).