BPS Tak Lagi Rilis Survei Tendensi Bisnis dan Konsumen di 2020

7 November 2019 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto menyampaikan konpres PDB kuartal III 2019 di Gedung BPS, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto menyampaikan konpres PDB kuartal III 2019 di Gedung BPS, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) tak lagi merilis Indeks Tendensi Bisnis (ITB) dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di tahun depan. Kedua laporan tersebut biasanya dirilis setiap kuartal.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, langkah tersebut dilakukan untuk menghindari tumpang tindih dengan survei yang dikeluarkan Bank Indonesia dan PT Danareksa (Persero).
"Mulai tahun depan akan kita hilangkan karena BI sudah punya (data), Danareksa juga, untuk menghindari overlapping," kata Suhariyanto di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (7/11).
Menurut dia, dengan penghentian rilis data ITB dan ITK tersebut, BPS akan melakukan survei dan menyajikan data lainnya yang belum dikeluarkan oleh lembaga atau pemangku kepentingan lain.
"Kita akan cari indikator lain yang bisa kita sajikan,” jelasnya.
Menurut dia, BPS akan terus berupaya merilis data-data yang diminati dan bermanfaat, tidak hanya bagi masyarakat luas tetapi juga untuk pemerintah sebagai rujukan pengambilan kebijakan.
ADVERTISEMENT
Salah satu indikator yang dipertimbangkan BPS sebagai data baru yang akan dirilis, yakni jumlah angka stunting pada anak. Pencegahan stunting menjadi salah satu strategi nasional yang dilakukan pemerintah sejak 2018.
"Yang dulu belum pernah dikumpulkan dan sekarang harus dikumpulkan, misalnya stunting," kata dia.
BPS sebelumnya juga telah menghilangkan indikator lainnya, seperti nilai tukar kurs mata uang asing hingga level daerah. Survei ini sudah tidak lagi dilakukan karena dianggap tidak lagi relevan.
Seminar BPS mengenai Statistik Pertumbuhan Ekonomi 2019. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
"Kalau datanya tidak relevan, lebih baik dibuang. Tahun lalu kita merilis data kurs mata uang asing, tetapi dengan melihat peminatnya, manfaatnya, akhirnya dihilangkan," tambahnya.
Adapun Indeks Tendensi Bisnis (ITB) yang dirilis BPS di kuartal III 2019 yang mencapai 105,33. Angka ini menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 108,81.
ADVERTISEMENT
Indeks Tendensi Bisnis (ITB) merupakan merupakan indikator perkembangan ekonomi usaha terkini, di mana datanya diperoleh dari survei tendensi bisnis yang dilakukan BPS dan Bank Indonesia (BI). ITB menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian pada kuartal berjalan dan kuartal mendatang.
Untuk kuartal IV 2019, ITB diperkirakan kembali merosot ke level 104,79. Meski terus merosot, namun nilainya masih di atas 100, yang artinya masih menunjukkan kepercayaan pebisnis.