news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Di Afghanistan Peluru Seharga Roti dan Senjata Dijual Seperti Mainan

27 Agustus 2021 11:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejuang Taliban berlatih dengan senjata mereka di lokasi yang dirahasiakan di Afghanistan 14 Juli 2009. Foto: STR/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pejuang Taliban berlatih dengan senjata mereka di lokasi yang dirahasiakan di Afghanistan 14 Juli 2009. Foto: STR/REUTERS
ADVERTISEMENT
Berapa harga peluru di Afghanistan? Ukuran 9 mm untuk pistol jenis Beretta, harga per butirnya tak lebih mahal dari setangkup roti yang dijual sekitar 8 Afghani (mata uang Afghanistan). Nilai itu setara 1 sen dolar atau sekitar Rp 1.400.
ADVERTISEMENT
Jenis peluru yang dijual semurah itu, memang rakitan penduduk lokal. Dikutip dari NBC News, penduduk setempat menyebutnya 'Serbuk NATO'. Peluru rakitan itu dikemas dalam kotak kardus berisi 500 butir. Di jual per boks seharga USD 50 atau 4.000 Afghani.
Adalah Darra Adam Khel, satu kota di wilayah Pakistan yang jadi pemasok peluru ke Afghanistan. Kota itu terletak 20 menit perjalanan dari jalan raya yang menghubungkan Islamabad dengan Peshawar. Sedikit ke timur dari Darra Adam Khel, sudah masuk wilayah Afghanistan.
Nama Darra Adam Khel sudah terkenal sebagai pasar senjata dan amunisi. Di sini, beragam jenis mulai dari senjata genggam seperti Beretta atau Glock, hingga senapan laras panjang AK-47 dan M-16, dijual murah dan mudah layaknya mainan.
Tukang senjata membuat senapan serbu di bengkel kecil di Darra Adam Khel, perbatasan Pakistan-Afghanistan. Foto: Abdul Majeed/ AFP
Tentu saja jenis rakitan, bukan orisinal buatan pabrik. "Ingin Beretta atau AK-47 tiruan yang 'dijamin' sebagus aslinya dengan harga yang lebih murah? Datanglah ke Darra Adam Khel," tulis NBC News, seraya menyebut kota itu sebagai kawasan paling kejam di salah satu negara paling kejam di dunia.
ADVERTISEMENT
"Orang akan selalu membutuhkan senjata," kata Azmatullah Orakzai, seorang pemilik toko senjata dan amunisi berusia 25 tahun, kepada NBC News. Sebuah M16 tiruan tergantung di dinding di belakangnya.
Orakzai mengeklaim bisa membuat tiruan segala jenis senjata. Tentu saja harganya jadi sangat murah. Sebagai gambaran, senapan otomatis M16 tiruan buatan China, di pasaran harganya bisa mencapai 230 ribu rupee atau sekitar Rp 33 juta.
Senjata jenis itu di Darra Adam Khel, bisa didapat paling mahal 80 ribu rupee atau sekitar Rp 11,5 juta. Sedangkan senjata genggam buatan Austria jenis Glock, yang kualitas kw mencapai 35 ribu rupee. Tapi buatan Orakzai bisa ditebus tak sampai USD 350 atau tak sampai Rp 5 juta.
Ilustrasi senjata api M-16. Foto: Pixabay
Selain senjata negara-negara NATO, Darra Adam Khel juga piawai membuat tiruan AK-47. Senjata legendaris buatan Rusia itu bisa ditukar dengan uang 25 ribu rupee atau Rp 3,6 juta. Bandingkan dengan harga aslinya yang bisa 8 kali lipatnya.
ADVERTISEMENT
"Saya bisa meniru senjata jenis apa pun," kata Orakzai, "Buatan Amerika, Rusia, China, juga pistol Zigana buatan Turki," ujarnya. "Kami jamin produk kami, meski tiruan tapi sebagus aslinya" imbuhnya berpromosi.
Selain dari pasar gelap seperti dari Darra Adam Khel, senjata yang beredar di Afghanistan juga berasal dari rampasan sepanjang konflik yang melanda negara itu. Senjata, menjadi alat pertahanan hidup penting, termasuk bagi warga sipil yang sebenarnya tak ingin melibatkan diri dalam konflik.
Reuters melaporkan, sejak Taliban menguasai Afghanistan, mereka mulai mengumpulkan senjata yang berada di tangan warga sipil tersebut. "Kita ambil karena sekarang tidak butuh lagi perlindungan pribadi," kata seorang pejabat Taliban, Saad Moseni di Kabul.