Erick Thohir Ungkap 3 Grup BUMN yang Terperosok Paling Dalam di Masa Pandemi

16 Juni 2021 7:01 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/11).  Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/11). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap tiga grup BUMN yang keuangannya terperosok paling dalam di masa pandemi. Pada kesempatan yang sama, Erick Thohir juga mengungkap hanya empat sektor bisnis BUMN yang mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang 2020.
ADVERTISEMENT
“Hanya mempunyai empat grup yaitu telco (telekomunikasi), healthcare, plantations, dan food and agri yang bisa kita anggap masih (tumbuh). Lainnya tentu terdampak sangat dalam karena memang ada unsur ketidakpastian seperti COVID-19,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir pada acara webinar Seri II BPK RI di Jakarta, Selasa (15/6).
Kementerian BUMN mencatat pertumbuhan telco sebesar 1 persen (yoy) atau senilai Rp 881 miliar, healthcare tumbuh 8 persen atau Rp 1,03 triliun, plantations sebesar 9 persen atau Rp 3,65 triliun, serta food and agri yang tumbuh 4 persen atau setara Rp 4,04 triliun.
Dia menyampaikan, situasi yang dihadapi BUMN sama dengan kebanyakan perusahaan swasta. BUMN terdampak 90 persen dan klaster penyumbang dividen terbesar BUMN mengalami penurunan yang signifikan.
ADVERTISEMENT
“Kita lihat dari dividen BUMN selama ini banyak didukung oleh banking (perbankan), telco (telekomunikasi), energi, dan mining (pertambangan) sekarang sangat berdampak,” ungkapnya.
Grup BUMN yang selama ini jadi penyumbang dividen terbesar selain telekomunikasi, kini terperosok hingga mencatatkan pertumbuhan negatif. "Energi terdampak paling dalam dengan pertumbuhan minus 18 persen atau Rp 204 triliun, kemudian banking minus 3 persen atau Rp 10,3 triliun, dan pertambangan minus 17 persen atau Rp 14,06 triliun," imbuhnya.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Selain disebabkan oleh variasi mutasi virus baru yang membatasi aktivitas masyarakat serta kecepatan pemenuhan supply vaksin, Erick Thohir menambahkan perlambatan ekonomi dan melemahnya daya beli masyarakat di masa pandemi, turut menjadi unsur ketidakpastian yang mempengaruhi kinerja BUMN.
Sebagai respons terhadap pandemi COVID-19 tersebut, Erick telah menyiapkan roadmap BUMN 2020-2024 yang dibagi menjadi tiga tahapan.
ADVERTISEMENT
“Kita menarik percepatan di mana pada kuartal kedua 2021 ini kita masuk ke kategori resilience dan survival di mana kita melindungi BUMN strategis yang memang terdampak COVID dan BUMN yang punya potensi menjadi kekuatan,” ujar Erick.
Selain itu, lanjutnya, Kementerian BUMN telah membentuk klasterisasi berdasarkan keterkaitan supply-chain dan kesamaan industri untuk meningkatkan sinergi. Serta, memperbaiki landasan GCG BUMN beserta restrukturisasi operasional untuk mencapai operational excellence.
Kemudian, tahapan kedua adalah restrukturisasi dan realignment yang ditargetkan selesai sampai kuartal II-2022, melalui perbaikan portofolio dengan restrukturisasi korporasi yang bertujuan melakukan konsolidasi dan simplifikasi serta mempersiapkan landasan untuk inovasi model bisnis baru.
Sedangkan tahapan ketiga dengan target hingga 2024 adalah inovasi dan transformasi. Erick Thohir ingin menciptakan kesempatan partisipasi sektor swasta dan melakukan spesialisasi BUMN dengan tujuan komersial dan sosial.
ADVERTISEMENT