Kejamnya Pandemi Bikin Maskapai Ini Rugi Rp 78 T, Setelah 33 Tahun Selalu Untung

16 Juni 2021 6:37 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara bunga bentuk pesawat Emirates Airlines Airbus A380 dipajang di Dubai Miracle Garden, Uni Emirat Arab. Foto: GIUSEPPE CACACE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara bunga bentuk pesawat Emirates Airlines Airbus A380 dipajang di Dubai Miracle Garden, Uni Emirat Arab. Foto: GIUSEPPE CACACE / AFP
ADVERTISEMENT
Kejamnya pandemi bikin industri penerbangan babak belur. Hal itu juga dialami oleh maskapai penerbangan terkemuka dunia, Emirates Airlines.
ADVERTISEMENT
Maskapai yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab itu, untuk pertama kalinya membukukan kerugian sebesar USD 5,5 miliar atau sekitar Rp 78,3 triliun. Kerugian sebesar itu dialami untuk tahun buku 2020-2021 yang berakhir 31 Maret 2021.
"Emirates sangat terpukul oleh penurunan penumpang. Hal ini akibat banyak negara di dunia menutup akses transportasi udara mereka untuk mencegah penularan COVID-19," kata Chairman/CEO Emirates Airlines, Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum, Selasa (15/6).
Padahal di tahun sebelumnya, Emirates masih membukukan laba USD 288 juta atau sekitar Rp 4,1 triliun. Saat itu pun, pendapatan maskapai tersebut sudah anjlok 66 persen menjadi hanya USD 8,4 miliar.
Lampu Nav & Logo Lights yang Menyala di Maskapai Emirates Foto: Shutter Stock
Pandemi COVID-19 kini benar-benar membalikkan kinerja keuangan Emirates, setelah selama 33 tahun terakhir selalu untung. Sepanjang sejarah berdirinya maskapai penerbangan ini sejak 1985, Emirates tercatat hanya pernah rugi dua kali.
ADVERTISEMENT
Yakni pada tahun-tahun awal pendiriannya, 1985-1986 serta 1987-1988. Setelah itu Emirates selalu membukukan laba, hingga akhirnya pandemi datang mendera.
Untuk mempertahankan bisnis penerbangan maskapai tersebut dari dampak pandemi, pemerintah Uni Emirat Arab telah menggelontorkan subsidi sebesar USD 3,1 miliar atau sekitar Rp 44,2 triliun.
Emirates mengatakan, Pemerintah UEA selaku pemegang saham tunggal, akan terus mendukung maskapai yang telah mengubah Dubai menjadi pusat perjalanan internasional utama selama tiga dekade terakhir.