Harga Minyak Sawit Meroket Bikin Ekspor Lesu, Biodiesel Jadi Penyelamat

16 April 2021 19:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS / Tarmizy Harva
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS / Tarmizy Harva
ADVERTISEMENT
Ekspor komoditas minyak sawit kian lesu, gara-gara harga yang naik tinggi bikin negara-negara pembeli menahan impor. Untunglah di tengah kelesuan ekspor tersebut, penggunaan dalam negeri jadi penyelamat yakni untuk bahan baku biodiesel.
ADVERTISEMENT
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, jumlah ekspor minyak sawit di bulan Februari 2021 hanya sebesar 1.994.000 ton. Angka tersebut 867 ribu ton lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Penurunan ini juga diikuti dengan nilai ekspor minyak sawit yang anjlok 23 persen, yakni hanya menyentuh angka USD 2 juta.
Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh banyaknya negara pengimpor yang menahan pembelian.
"Dampak harga yang tinggi menyebabkan negara pengimpor banyak menahan pembeliannya yang menyebabkan ekspor turun," jelas Mukti dalam keterangan tertulis, Jumat (16/4).
Pengisian bahan bakar Biodiesel B30 pada mobil truk di Kementerian ESDM. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Adapun harga rata-rata minyak sawit pada bulan Februari 2021 adalah sebesar USD 1.085 per ton CIF Rotterdam. Harga tersebut tercatat meroket USD 60 dibandingkan dengan Januari 2021, dan merupakan harga tertinggi dalam 6 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Menurut Mukti, melonjaknya harga ini disinyalir karena rendahnya produksi minyak nabati. Di sisi lain produksi biodiesel yang meningkat juga menunjukkan adanya peralihan yang signifikan, sejalan dengan komitmen banyak negara untuk beralih ke biodiesel.
Sebagai gambaran, Oil World memproyeksikan produksi biodiesel dunia tahun 2021 akan mencapai 47,5 juta ton. Jumlah tersebut 2,2 juta ton lebih tinggi dari tahun 2020 dan 1,5 juta ton dari tahun 2019. Rendahnya ekspor minyak sawit ini, juga dibarengi turunnya produksi sebesar 10 persen dari bulan sebelumnya.
Kendati ekspor komoditas ini semakin lesu, konsumsi di dalam negeri justru semakin meningkat. Meskipun jumlah konsumsi biodiesel juga menunjukkan tren serupa.
"Konsumsi dalam negeri bulan Februari 2021 lebih tinggi 5,5 persen dari bulan Januari, menjadi 1.600.000 ton. Untuk pangan naik 4,2 persen menjadi 795 ribu ton, biodiesel naik 9,6 persen menjadi 631 ribu ton sedangkan oleokimia turun 2,2 persen menjadi 174 ribu ton. Kenaikan konsumsi dalam negeri disebabkan adanya pelonggaran PSBB," pungkasnya.
ADVERTISEMENT