IHSG Terpuruk, BP Jamsostek Siapkan Rp 8 Triliun untuk Borong Saham

16 Maret 2020 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat layar pergerakan saham di Jakarta, Senin (9/3). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat layar pergerakan saham di Jakarta, Senin (9/3). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
BP Jamsostek siap mengucurkan dana ke pasar modal Indonesia hingga Rp 8 triliun. Hal itu dilakukan di tengah kondisi lesunya IHSG yang dalam sepekan ini terpuruk di zona merah.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BPJamsostek, Agus Susanto, menyampaikan harga saham saat ini dalam kondisi yang tengah didiskon. Penyebabnya karena tekanan ekonomi global dan penyebaran virus corona. Tak elak, pihaknya lantas mengambil momentum ini untuk memborong saham.
"Alokasi kita sampai akhir tahun Rp 6 triliun sampai Rp 8 triliun, kita manfaatkan momentum," kata Agus di Jakarta, Senin (16/3).
Meski telah menyatakan kesiapannya, Agus masih enggan menyebut saham-saham yang jadi incaran BP Jamsostek. Sebab, pihaknya mengaku terlebih dahulu akan mengevaluasi semua sektor yang ada.
Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangannya meliputi, saham dengan fundamental kinerja baik, kapitalisasi besar, serta memiliki ketahanan terhadap isu-isu global.
"Selain itu, valuasinya murah dan dividen payout ratio-nya bagus," imbuh Agus.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto. Foto: Nadia Jovito RIso/kumparan
Per Desember 2019, BP Jamsostek telah mencatatkan dana kelolaan mencapai Rp 431,6 triliun. Dana kelolaan tersebut dialokasikan pada instrumen fixed income (Deposito dan Surat Utang) sebesar 71,4 persen, saham sebesar 19,09 persen, reksadana sebesar 9,34 persen, dan sisanya pada investasi langsung seperti pada properti dan penyertaan.
ADVERTISEMENT
Meski Ia tak memungkiri pandemi corona yang menyebabkan pasar saham kini sangat volatil. Namun, Ia meyakini dalam setidaknya 5 hingga 10 tahun mendatang pasar saham bisa memberikan keuntungan yang signifikan.
Tak hanya BP Jamsostek, terdapat beberapa perusahaan dana pensiun yang terhimpun dalam Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) serta Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang dikabarkan bakal belanja ke pasar saham.
Ketua ADPI Suheri, mengatakan kondisi saat ini memang bisa menjadi momentum untuk dan pensiun meraup keuntungan dalam jangka panjang nantinya. Hingga Desember 2019, menurut datanya, total aset yang dikelola di industri dana pensiun mencapai Rp 289 triliun.
"Setiap dapen punya arahan investasi untuk mencapai objective assets dan liabilities yang mereka punya. Untuk itu kita perlu cek lagi ke masing-masing dapen, karena jumlahnya banyak," ujar Suheri di kesempatan sama.
ADVERTISEMENT