Proses produksi vaksin corona di Bio Farma

Ini Daftar Harga Vaksin Corona, Buatan Pabrik Farmasi Inggris yang Termurah

19 Agustus 2020 10:14 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melihat proses produksi vaksin corona di Gedung 43 Bio Farma Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Melihat proses produksi vaksin corona di Gedung 43 Bio Farma Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Industri farmasi dunia sedang berlomba-lomba untuk bisa memproduksi vaksin corona. Perusahaan farmasi Amerika Serikat atau AS, China, hingga Eropa, saat ini sedang melakukan uji klinis ke manusia untuk memastikan khasiat dan efek dari vaksin corona buatan mereka.
ADVERTISEMENT
Beberapa perusahaan farmasi sudah melakukan uji klinis tahap III atau tahap akhir, sebelum masuk ke fase produksi. Seperti perusahaan farmasi asal AS, Moderna Inc, yang berbasis di Cambridge, Massachusetts; Ada juga Pfizer yang berbasis di New York, bekerja sama dengan perusahaan farmasi asal Jerman yakni BioNTech; Industri farmasi lain yang mengembangkan vaksin corona, adalah AstraZeneca dari Inggris.
Perusahaan farmasi China juga sudah sampai uji klinis tahap III dalam mengembangkan vaksin corona. Yakni Sinopharm dan Sinovac. Khusus Sinovac, juga melakukan uji klinis tahap III di Indonesia bekerja sama dengan BUMN farmasi, Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.
Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan, jika uji klinis vaksin corona buatan Sinovac berjalan lancar, maka produksi oleh Bio Farma bisa dilakukan mulai Februari 2021. Erick yang juga menjabat Ketua Komite Pelaksana Pemulihan Ekonomi dan Penanganan COVID-19 menambahkan, Bio Farma sudah meningkatkan kapasitas produksi vaksin, dari 100 juta dosis menjadi 250 juta dosis per tahun.
ADVERTISEMENT
"Nah, Insya Allah Desember ini Biofarma bisa produksi 250 juta per tahun, paling tidak (mencukupi kebutuhan 190 juta orang yang akan divaksin)," kata Erick dalam wawancara khusus dengan kumparan, Kamis (6/8).
Dalam perkiraannya, harga vaksin corona dari Sinovac itu sekitar USD 15 per dosis atau sekitar Rp 220.000. Sementara untuk setiap orang diperlukan dua kali suntikan vaksin atau dua dosis, sehingga kebutuhan per orang sekitar Rp 440.000.
Seorang ilmuwan menyiapkan sampel selama penelitian dan pengembangan vaksin melawan virus corona di laboratorium perusahaan bioteknologi BIOCAD di Saint Petersburg, Rusia. Foto: Anton Vaganov/REUTERS
Sementara dikutip dari Reuters, Rabu (19/8), harga vaksin corona yang sedang dikembangkan Sinopharm Group, jauh lebih mahal dari yang dibuat Sinovac. Chairman Sinopharm, Liu Jingzhen, mengatakan harga vaksin buatannya kelak diprediksi tak lebih dari 1.000 yuan atau sekitar Rp 2,16 juta untuk dua kali suntikan.
ADVERTISEMENT
"Harganya tidak akan terlalu tinggi. Diperkirakan beberapa ratus yuan untuk satu suntikan, jadi untuk dua dosis harus kurang dari 1.000 yuan," kata Liu kepada Guangming Daily seperti dilansir Reuters.

Berikut harga vaksin corona per dua dosis yang dihimpun kumparan dari berbagai sumber

Selain di Indonesia, vaksin corona buatan Sinovac juga sedang uji klinis di Brasil dan Bangladesh. Sedangkan buatan Sinopharm, sudah diuji klinis di Uni Emirat Arab dan Brasil. Brasil yang merupakan negara dengan kasus virus corona terbanyak kedua di dunia, juga telah mengikat kontrak pembelian vaksin dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Janssen.
Sementara di Indonesia, ada juga vaksin corona yang dikembangkan perusahaan farmasi swasta yakni PT Kalbe Farma Tbk bekerja sama dengan Genexine dari Korea Selatan. Ada juga vaksin corona yang dikembangkan Pemerintah melalui Lembaga Eijkman di bawah Kemenristek Dikti.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten