Intip BUMN Perkapalan Tertua Pembuat KMP Sultan Murhum II yang Diresmikan Jokowi

11 Juni 2022 13:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KMP Sultan Muruhum II, kapal buatan BUMN perkapalan tertua yakni PT Industri Kapal Indonesia (IKI). Foto: PT PPA
zoom-in-whitePerbesar
KMP Sultan Muruhum II, kapal buatan BUMN perkapalan tertua yakni PT Industri Kapal Indonesia (IKI). Foto: PT PPA
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi meresmikan KMP Sultan Murhum II milik Kementerian Perhubungan, Kamis (9/6). Kapal yang akan melayani jalur pelayaran perintis itu, dibuat oleh salah satu BUMN perkapalan tertua di Indonesia, yakni PT Industri Kapal Indonesia (Persero) atau IKI.
ADVERTISEMENT
Acara peresmian KMP Sultan Murhum II buatan IKI tersebut, berlangsung di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Dalam acara yang sama, Presiden Jokowi juga meresmikan tiga pelabuhan yang digagas oleh Kementerian Perhubungan.
Ketiga pelabuhan tersebut yakni Pelabuhan Penyeberangan Kaledupa, Pelabuhan Penyeberangan Binongko, dan Pelabuhan Penyeberangan Tomia. Presiden berharap keberadaan sarana dan prasarana transportasi laut itu, dapat memudahkan mobilitas masyarakat.
“Dengan beroperasinya pelabuhan dan kapal penyeberangan tersebut, aktivitas dan mobilitas masyarakat akan semakin mudah. Utamanya untuk angkutan barang yang berkaitan dengan sembako. Konektivitas antar pulau-pulau di Wakatobi ini kita harapkan juga semakin baik,” kata Jokowi.

Profil BUMN Perkapalan PT IKI (Persero)

Kantor PT Industri Kapal Indonesia (Persero), salah satu BUMN tertua di bisnis galangan kapal. Foto: Youtube/PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA (PERSERO)
KMP Sultan Murhum II memiliki kecepatan operasi 13 knot dan mampu mengangkut 262 penumpang, 16 truk sedang, dan 26 kendaraan kecil. Kapal tersebut dikerjakan PT IKI sebagai proyek dari Kemenhub senilai Rp 39,3 miliar.
ADVERTISEMENT
PT IKI menyelesaikan pengerjaannya dalam waktu 16 bulan sejak September 2020. KMP Sultan Murhum II memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 60 persen.
Di antara BUMN perkapalan, IKI termasuk salah satu yang tertua. Bermula dari Proyek Galangan Kapal Makassar di 1963, perusahaan yang 100 persen dimiliki Negara RI itu menjadi PT Industri Kapal Indonesia (Persero) pada 1977.
Selain IKI, galangan kapal lainnya milik BUMN adalah PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) berdiri 1976 meski sudah dirintis sejak 1910. Selain itu ada PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), berdiri 1992 sebagai hasil merger 4 perusahaan perkapalan
Sedangkan perusahaan perkapalan milik BUMN khusus keperluan militer, yakni PT PAL (Persero). Didirikan sebagai industri perkapalan Belanda bernama Marine Establishment (ME) pada 1939, status sebagai perseroan terbatas PT PAL baru ditetapkan pada 1980.
Pekerja PT Industri Kapal Indonesia (Persero), salah satu BUMN tertua di bisnis galangan kapal. Foto: Youtube/PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA (PERSERO)
Dikutip dari laman resminya, PT Industri Kapal Indonesia (Persero) merupakan galangan kapal terbesar di Indonesia timur. Basis produksinya ada di Makassar, Sulawesi Selatan dan Bitung, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Saat ini, IKI dikelola di bawah PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), sebagai bagian dari penyehatan BUMN dan untuk mengembalikan core business BUMN tersebut sesuai dengan amanat pendiriannya.
Direktur Utama PPA, Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, diresmikannya KMP Sultan Murhum II merupakan bukti bahwa PPA menjalankan amanatnya untuk menjadikan PT IKI sebagai BUMN galangan terbaik di Indonesia. "PPA selaku pemegang Surat Kuasa Khusus (SKK) berkomitmen untuk menghadirkan solusi yang inovatif dan aplikatif dalam mengelola BUMN,” katanya.
Sementara Direktur Utama PT IKI, Diana Rosa, berkomitmen untuk memberikan kontribusi terhadap kebutuhan transportasi air di wilayah timur Indonesia. "Baik untuk angkutan penumpang maupun angkutan logistik. Beroperasinya kapal tersebut diyakini dapat menambah daya dukung pengembangan KSPN Wakatobi,” ujar Diana.
ADVERTISEMENT
KMP Sultan Murhum II akan melayani rute penyeberangan perintis Kamaru–Kaledupa–Tomia–Binongko, dengan frekuensi perjalanan empat kali dalam sepekan. Wilayah yang dilayani kapal itu merupakan deretan pulau di Kabupaten Wakatobi.