Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Iran-Israel Memanas, Harga BBM Nonsubsidi Berpotensi Naik Lagi
14 April 2024 12:32 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ekonom Center Of Reform On Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet, mengatakan serangan tersebut akan berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM ) di Indonesia. Pasalnya, harga minyak mentah dunia akan berada di atas asumsi makro yang ditetapkan oleh pemerintah USD 82 per barel.
"Jika sentimen ataupun perang ini berlangsung dalam periode yang tidak sebentar, maka periode harga minyak yang tinggi tentu akan terjadi karena kita tahu Iran merupakan salah satu produsen minyak global," kata Yusuf kepada kumparan, Minggu (14/4).
Menurutnya, tingginya harga minyak dunia akan menjadi perhatian negara importir minyak seperti Indonesia. Ia menyebut, Indonesia akan langsung melakukan penyesuaian kebijakan fiskal untuk merespons kenaikan harga minyak tersebut.
"Dalam kondisi tertentu penyesuaian kebijakan terutama kebijakan fiskal tentu perlu dilakukan untuk merespons kenaikan harga minyak tersebut," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, pemerintah menahan kenaikan harga BBM maupun listrik sampai Juni 2024. Namun, Menteri ESDM Arifin Tasrif pernah memberikan sinyal kenaikan harga BBM nonsubsidi karena tingginya harga minyak mentah per Februari 2024. Saat itu, harga minyak mentah dunia tembus USD 82 per barel.
"Kalau nonsubsidi kan formula harga indeks minyak kan. Sekarang kan USD 82 per barel. Dibandingkan tahun lalu, ada kenaikan USD 6. Ini tentu kan mempengaruhi biaya produksi," kata Arifin di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (16/2).
Adapun hari ini, Minggu (14/4), harga patokan WTI maupun Brent diperdagangkan naik sekitar 2 persen, dengan Brent mencapai USD 91,56 dan WTI mencapai USD 87,05 per barel, rekor kenaikan harga minyak mentah tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Mengutip Market Watch, ketegangan yang memanas antara Iran dan Israel ini diperkirakan akan membuat harga minyak dunia kembali naik menyentuh USD 100 per barel.
"Biasanya, perubahan 1 juta barel dalam persamaan penawaran-permintaan menyebabkan kenaikan harga sebesar USD 5 untuk menyeimbangkan pasar,” Jay Hatfield, CEO di Infrastructure Capital Advisors.
“Akibatnya, jika seluruh produksi Iran terganggu, mungkin akan terjadi kenaikan harga minyak sebesar USD 15 per barel," tambahnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan serangan Iran ke Israel berdampak serius terhadap ekonomi Indonesia. Salah satunya akan memicu lonjakan harga minyak mentah ke level USD 85,6 atau meningkat 4,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
"Perang ini memicu lonjakan harga minyak mentah ke USD 85,6 per barrel atau meningkat 4,4 persen year on year," kata Bhima.
Bhima menjelaskan, sebagai negara penghasil minyak ketujuh terbesar di dunia, produksi dan distribusi minyak Iran bisa terpengaruh.
"Harga minyak yang melonjak berimbas ke pelebaran subsidi energi hingga pelemahan kurs rupiah lebih dalam," ungkapnya.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Israel memperingatkan bahwa Iran akan menanggung konsekuensi karena memilih untuk meningkatkan situasi lebih jauh.
Sementara itu dikutip dari Reuters, Garda Revolusi Iran telah melancarkan serangan drone besar-besaran terhadap sasaran-sasaran di Israel. Hubungan Iran dan Israel memanas sejak awal April. Itu disebabkan serangan ke kompleks kedutaan Iran di Damaskus yang menewaskan tujuh orang.
ADVERTISEMENT
Iran yakin Israel sebagai dalang. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bahkan berjanji akan menghukum Israel atas tindakannya itu.
Sampai sekarang Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan di Kedutaan Iran di Damaskus.
Sementara itu, media Iran, Tehran Times, mengungkapkan serangan Iran terhadap Israel terdiri dari tiga gelombang berturut-turut:
Gelombang pertama: Meluncurkan lusinan drone berpemandu menuju rezim pendudukan Israel.
Gelombang kedua: Meluncurkan drone dan menyerang dari wilayah di Irak, Suriah, dan Lebanon untuk memecah sistem pertahanan Israel.
Gelombang ketiga: Peluncuran rudal balistik terpandu.
Kemlu Iran menegaskan, serangan ke Israel adalah upaya mempertahankan kedaulatan, integritas teritorial, dan kepentingannya, dengan memperhatikan prinsip-prinsip Piagam PBB.
Sumber militer Iran menyebutkan bahwa rudal dan drone yang ditembakkan semua menyasar ke area militer Israel.
ADVERTISEMENT
Iran mulai meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel pada Minggu (14/4). Sebelumnya, hubungan Iran dan Israel sudah memanas sejak awal April. Itu disebabkan serangan ke kompleks kedutaan Iran di Damaskus yang menyebabkan 7 orang tewas.
Updated 15 April 2024, 11:05 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini