Luhut Urus Sampah: Resmikan RDF, Hasilkan Bahan Bakar Lebih Murah dari Batu Bara

21 Juli 2020 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Maritim dan Investasi resmikan fasilitas RDF di Cilacap. Foto: Tangkapan Layar Zoom/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Menko Maritim dan Investasi resmikan fasilitas RDF di Cilacap. Foto: Tangkapan Layar Zoom/Antara
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan meresmikan fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Tritih Lor, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Luhut mengatakan pihaknya bersepakat untuk membuat RDF di sejumlah daerah untuk mengatasi permasalahan sampah. Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ada 34 kota yang akan segera dibangun RDF untuk mengatasi permasalahan sampah.
RDF merupakan salah satu teknik penanganan sampah dengan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat, yaitu bahan bakar.
"Jadi memang sangat membantu, jadi lebih murah dari biaya batubara dan juga bisa dipakai karena dibakar pada suhu 2.000 derajat Celcius," katanya di acara peresmian yang disiarkan secara online, Selasa (21/7).
Luhut menjelaskan, harga jual hasil RDF untuk industri sebesar Rp 300.000 per ton atau setara USD 20. Sedangkan batu bara USD 40-50 per ton dan kalorinya sama sekitar 3.000 kalori. "Kita sepakat mau bikin, copy ini saja. Jadi ini, 28.000 ton sampah per hari ini bisa kita selesai kan?!" ujarnya.
Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Facebook/@Luhut Binsar Panjaitan
Sementara itu biaya pembuatan fasilitas RDF di tempat pembuangan sampah, sebesar Rp 70 miliar hingga Rp 80 miliar per unit. Dia mengaku akan segera melaporkan masalah RDF tersebut kepada Presiden Joko Widodo dan akan mengusulkan rapat internal agar bisa segera dibuat di lokasi lain.
ADVERTISEMENT
"Kalau nanti BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) bikin lebih banyak, saya kira cost-nya bisa turun. Sehingga nanti di berbagai kota yang sampahnya kira-kira 200 ton ke bawah, mesin seperti ini sudah bisa kita lakukan. Atau nanti beberapa kecamatan-kecamatan tertentu juga bisa kita laksanakan," katanya.
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu RDF di Cilacap ini, menempati lahan seluas 3 hektar di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi. Kapasitas mesin terpasang mampu mengolah sampah sebanyak 120 ton per hari.
Setelah melewati masa uji coba, TPST tersebut menunjukkan hasil sesuai dengan direncanakan, yakni produk berupa RDF sebanyak 30-40 ton per hari dan kadar air turun dari 57,60 persen menjadi 22,75 persen dalam waktu 20 hari dengan nilai kalori sebesar 687 kilokalori per kilogram.
ADVERTISEMENT