Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi marah saat membuka sidang kabinet paripurna, Rabu (18/6) lalu. Dia menganggap para menteri dan ketua lembaga bekerja tak maksimal, sehingga Jokowi pun memunculkan ancaman reshuffle .
ADVERTISEMENT
Menanggapi isu reshuffle tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto tidak mau banyak berkomentar. Menurutnya, soal copot-mencopot menteri itu merupakan hak prerogatif presiden
"Ya begini ini (reshuffle) hak prerogatif Bapak Presiden," kata Agus saat berkunjung di Kompleks Kepatihan Pemda DIY, Kamis (2/7).
Agus mengatakan tugas dia dan menteri yang lain hanyalah bekerja dengan keras sesuai bidang yang lain. Dia tampak enggan memikirkan isu reshuffle itu.
"Kita ini (menteri), satu adalah kerja, kedua kerja, ketiga kerja kerja keras," katanya.
Sebelum mengungkapkan kemarahan pada sidang kabinet paripurna, 18 Juni 2020 lalu, Presiden Jokowi juga pernah mengungkapkan kekesalannya terkait hal-hal yang menjadi bidang kerja Menteri Perdagangan.
Saat memimpin rapat terbatas membahas ketersediaan dan harga bahan pokok jelang Lebaran, Selasa (21/4), Jokowi mengungkapkan harga beras hingga gula yang masih mahal. Secara terbuka, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mempertanyakan peran Kementerian Perdagangan.
ADVERTISEMENT
Ini yang masih naik beras, mulai naik sedikit. Harga gula tidak bergerak sama sekali, justru naik menjadi 19.000. Bawang putih, bawang bombay juga belum turun. Saya enggak tahu ini dari Kemendag apa sudah melihat lapangannya bahwa ini belum bergerak," kata Jokowi.
Saat menghadiri HUT Partai Nasdem pada November 2019, Jokowi juga menyatakan keinginannya agar Indonesia tak terus-menerus mengandalkan impor. "Sekali lagi saya sampaikan, di mana mana, jangan ada yang coba coba menghalangi saya untuk menyelesaikan masalah yang tadi saya sampaikan, pasti akan saya gigit dengan cara saya," kata Presiden Jokowi.