Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Aneka Gas, Pabrik Oksigen yang Ditinjau Jokowi: Dulu BUMN, Kini Swasta
16 Juli 2021 14:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pabrik oksigen PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) yang ditinjau Jokowi, Jumat (16/7), berada di kawasan Cakung, Jakarta Timur. Ini merupakan salah satu pabrik oksigen di bawah Samator Group, yang juga memproduksi berbagai jenis lainnya.
"Saya menyadari kenaikan kasus COVID-19 beberapa waktu terakhir membuat pasokan oksigen medis banyak diburu masyarakat, termasuk rumah sakit," kata Jokowi menyampaikan sambutan.
Karenanya, Presiden Jokowi mengapresiasi kinerja PT Aneka Gas Industri yang ikut andil dalam memenuhi kebutuhan oksigen tersebut. Jokowi menilai perusahaan telah bekerja maksimal memenuhi kebutuhan oksigen medis dengan terus menambah kapasitas produksi.
Dulu BUMN, Pernah Jadi Milik Asing
PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) didirikan pada 1916 oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama NV WA Hoek Machine en Zuurstof. Di masa kemerdekaan, statusnya pun berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan badan hukum PN (Perusahaan Negara).
ADVERTISEMENT
Pada 1971, nama PT Aneka Gas Industri resmi digunakan. Asing mengambil alih BUMN itu pada 1996, sehingga perusahaan menjadi milik industri Jerman, Messer Group Griesheim GmbH. Masih ada sebagian kecil saham pemerintah, itu pun dimiliki melalui perusahaan swasta yakni PT Tira Austenite.
Samator Group kemudian mengambil alih saham perusahaan Jerman di AGII. Pada 2004, pemilik Samator Group yakni Arief Harsono, mengakuisisi seluruh saham PT Aneka Gas Industri (AGI) yang dimiliki oleh PT Tira Austenite. AGII pun kini dikuasai sepenuhnya oleh Keluarga Harsono selaku pemilik Samator Group.
PT Aneka Gas Industri resmi mencatatkan sahamnya dalam perdagangan Bursa Efek Indonesia pada September 2016. Kini, AGII memiliki 44 pabrik dan 104 stasiun pengisian (filling stations) di 26 provinsi di Indonesia.
ADVERTISEMENT