Mengenal PFN, BUMN yang Bikin Film Si Unyil, Akan Geser Jadi Perusahaan Keuangan

30 Agustus 2021 7:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boneka yang jadi tokoh-tokoh di serial Si Unyil, film anak-anak produksi PFN yang pernah populer dan melegenda hingga kini. Foto: Dok. Telkom Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Boneka yang jadi tokoh-tokoh di serial Si Unyil, film anak-anak produksi PFN yang pernah populer dan melegenda hingga kini. Foto: Dok. Telkom Indonesia
ADVERTISEMENT
Mereka yang mengalami masa anak-anak di era 1980-an, pasti sangat mengenal film serial Si Unyil yang tayang di TVRI setiap hari Minggu. Di tengah terbatasnya film anak-anak, Si Unyil sangat populer di masanya dan melegenda hingga kini.
ADVERTISEMENT
Serial tersebut merupakan salah satu jejak pencapaian Perum Produksi Film Negara (PFN), yang saat itu masih bernama PPFN (Pusat Produksi Film Negara). Sesuai dengan namanya yang berulang kali berganti, BUMN yang cikal-bakalnya berdiri sejak 1934 itu selama ini menjalankan bisnis produksi film.
Tapi Menteri BUMN Erick Thohir akan merombak fungsi dan peran BUMN perfilman itu bergeser ke sektor jasa keuangan, dengan menjadikannya lembaga pembiayaan khusus film. Pertimbangannya, banyak talenta muda dan ide kreatif di industri perfilman, namun saat hendak produksi film terkendala masalah biaya.
"PFN seperti yang sudah saya konsultasikan dengan bapak Menparekraf Sandiaga Uno sejak awal, PFN tidak boleh lagi sebagai pembuat film. Biarkan saja anak-anak muda Indonesia yang membuat film," ujar Erick Thohir, Minggu (29/8).
ADVERTISEMENT
Gedung PFN Foto: Google Maps via Marsun Marsun
Sebelum menjadi BUMN, PFN awalnya bernama Java Pacific Film yang didirikan oleh Albert Balink. Pria kelahiran Belanda itu, seorang jurnalis sekaligus sutradara yang banyak berkarya di Hindia Belanda. Seiring kemerdekaan Indonesia, Java Pacific Film pun dinasionalisasi jadi perusahaan milik negara. Nama Java Pacific Film pun diubah jadi Berita Film Indonesia (BFI).
Sepanjang perjalanannya, BFI berganti-ganti nama hingga akhirnya jadi PFN. Selain film Si Unyil yang melegenda, PFN juga dikenal melalui film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI (1984). Di masa Orde Baru, film ini wajib ditonton pelajar terutama tiap menjelang Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober.
Menurut Erick Thohir, salah satu masalah dalam industri perfilman adalah pendanaan. Hal itu juga dialami PFN saat akan memproduksi film. "Maka dari itu kami sedang berupaya mencari model yang baik agar PFN menjadi lembaga pembiayaan film," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, mengatakan bahwa PFN ke depan juga akan banyak berubah. PFN bukan lagi bertarung dengan pembuat film, Kementerian BUMN malah mengarahkan PFN menjadi lembaga keuangan perfilman atau film financing.
Dengan demikian, menurut Arya, melalui perannya sebagai lembaga keuangan perfilman maka Perum Produksi Film Negara ini akan mengarah dan masuk ke klaster jasa keuangan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara PFN akan didorong menjadi BUMN yang berperan sebagai lembaga pembiayaan perfilman.