Nilai Ekspor Besi Baja di Juni 2024 Turun, CPO Meroket

15 Juli 2024 15:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi baja. Foto: Yakov Oskanov/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baja. Foto: Yakov Oskanov/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perkembangan nilai ekspor komoditas unggulan Indonesia. Komoditas tersebut yaitu batu bara, besi dan baja, serta CPO dan turunannya.
ADVERTISEMENT
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan nilai ekspor dari tiga komoditas itu memberikan share 34,52 persen dari total ekspor non migas Indonesia pada Juni 2024 senilai USD 19,61 miliar.
"Nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami peningkatan sebesar 100,70 persen secara bulanan dan menurun 5,92 persen secara tahunan atau year on year (YoY)," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (15/7).
Nilai ekspor CPO dan turunannya pada Juni 2024 tercatat USD 2,18 miliar. Sedangkan Mei 2024 nilainya USD 1,08 miliar, dan Juni 2023 senilai USD 2,31 miliar.
"Secara bulanan, volume CPO mengalami peningkatan. Ekspor CPO mengalami peningkatan karena didorong oleh peningkatan volume ekspor CPO. Artinya ada permintaan yang meningkat dan peningkatan permintaan di pasar global ini dipenuhi CPO Indonesia," kata Amalia.
ADVERTISEMENT
Kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sementara itu, nilai ekspor besi dan baja nilainya USD 2,10 miliar pada Juni 2024, turun 4,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 2,20 miliar, dan turun 3,48 persen secara tahunan di angka USD 2,18 miliar.
"Besi baja menurun secara bulanan karena penurunan volume dan harga, begitu juga secara tahunan," ujarnya.
Adapun nilai ekspor batu bara pada Juni 2024 sebesar USD 2,49 miliar. Nilai tersebut turun 0,36 persen dibanding Mei 2024 di posisi USD 2,50 miliar, dan turun 6,68 persen secara tahunan yang di posisi USD 2,67 miliar.
Amalia mengatakan bahwa ekspor batu bara turun secara bulanan disebabkan oleh penurunan volume dan harga. Sedangkan secara tahunan penurunan lebih disebabkan oleh penurunan harga.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat ekspor batu bara kita itu ke beberapa negara memang salah satunya digunakan sumber energi. Dan kita tau negara bagian utara seperti China sudah memasuki musim panas. Sehingga penurunan permintaan terhadap batu bara biasanya selama musim panas turun nanti naik lagi saat musim dingin," ujarnya.