Peringati Setahun Layanan Syariah, LinkAja Konsisten Tak Bakar Uang

19 April 2021 20:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Haryati Lawidjaja, Direktur Utama LinkAja Milad 1 tahun layanan syariah LinkAja (19/4/2021). Foto: Dok. LinkAja
zoom-in-whitePerbesar
Haryati Lawidjaja, Direktur Utama LinkAja Milad 1 tahun layanan syariah LinkAja (19/4/2021). Foto: Dok. LinkAja
ADVERTISEMENT
Uang elektronik atau e-wallet anak usaha BUMN, LinkAja, baru saja memperingati HUT ke-1 layanan syariah. Bersamaan dengan itu, e-wallet kelolaan PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) itu konsisten menerapkan value prepotition sebagai strategi memperluas pasar, bukan dengan cara bakar uang.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama LinkAja, Haryati Lawidjaja, mengungkapkan LinkAja hingga saat ini merupakan yang pertama dan satu-satunya dompet digital yang memiliki layanan syariah. Layanan tersebut diluncurkan pertama kali pada 14 April 2020.
"Ini diluncurkan bukan hanya untuk mengakselerasi adopsi penggunaan uang elektronik dengan prinsip syariah, namun juga untuk mengedukasi publik. Kita sampaikan ke masyarakat, bahwa transaksi elektronik memberi banyak kemudahan, dan dengan sistem syariah memberi keberkahan," kata Haryati Lawidjaja di acara peringatan setahun Layanan Syariah LinkAja.
Dengan posisi sebagai satu-satunya dompet digital yang memiliki layanan syariah, LinkAja yakin bisa memperluas penetrasi pasar tanpa harus membakar uang untuk berbagai program promo dan diskon. Strategi yang sama juga diterapkan di LinkAja.
Suasana kantor LinkAja, di kawasan SCBD, Jakarta. Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan
"Ya kita ada alokasi anggaran untuk promo, tapi rasional saja, enggak sampai bakar-bakar uang. Tujuannya untuk memperkenalkan dan mengedukasi produk kita ke customer. Setelah itu, biar masyrakat yang merasakan manfaat dan berbagai kemudahan," ujar Direktur Marketing LinkAja, Edward Killian di acara yang sama.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini LinkAja merupakan dompet digital dengan layanan paling lengkap. Hal tersebut menjadi value prepotition yang menjadi daya tawar bagi pengguna, tanpa harus mengiming-imingi promo atau diskon.
Dia mencontohkan, hanya LinkAja uang elektronik yang diterima untuk transaksi di dua mini market yang biasa berdampingan meski bersaing. Demikian juga dua aplikasi transportasi online yang bersaing sengit, keduanya menerima pembayaran LinkAja.
"Enggak usah disebut namanya lah ya, kita semua sama-sama tahu. Di transportasi di Jakarta, LinkAja juga bisa digunakan di KRL, TransJakarta, hingga MRT," lanjut Edward.
Berbeda dengan dompet digital lain yang memperebutkan pasar Jabodetabek, LinkAja mayoritas digunakan masyarakat di luar wilayah tersebut, yakni sebanyak 70 persen. Sebagai anak usaha BUMN, LinkAja juga merasa ikut bertanggung jawab meningkatkan inklusi keuangan digital di wilayah luar Jabodetabek.
ADVERTISEMENT