Profil Telin, Anak Usaha Telkom yang Bareng Facebook Bangun Kabel Laut ke AS

18 Juli 2022 20:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak usaha PT Telkom Indonesia, Telin, mendapat penghargaan internasional di Berlin, Jerman. Foto: Dok. Telin
zoom-in-whitePerbesar
Anak usaha PT Telkom Indonesia, Telin, mendapat penghargaan internasional di Berlin, Jerman. Foto: Dok. Telin
ADVERTISEMENT
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia International atau Telin, membangun jaringan kabel laut dari Manado ke Amerika Serikat (AS). Di proyek Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) bernama Bifrost itu, Telin membentuk konsorsium bersama Facebook Inc milik Mark Zuckerberg.
ADVERTISEMENT
CEO Telin, Budi Satria Dharma Purba, menjelaskan konsorsium itu juga melibatkan perusahaan Singapura, Keppel Telecommunications & Transportation Limited (Keppel T&T), melalui anak perusahaannya yakni Keppel Midgard Holdings Pte. Ltd. (KMH).
"Jadi Telin ini100 persen anak usaha Telkom Indonesia yang punya tugas mengembangkan pasar internasional. Target utama kita di kawasan regional Asia Pasifik. Misinya, menjadikan Indonesia sebagai interconnection hub," kata Budi dalam perbincangan dengan media di Jakarta, Senin (18/7).

Beroperasi di 28 Negara

Telkom Indonesia International atau Telin berdiri pada 1995. Salah satu bisnis utama Telin adalah Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang merupakan bagian dari bisnis konektivitasnya. Penggarapan bisnis tersebut, dilakukan Telin melalui kerja sama dengan korporasi global khususnya di industri telekomunikasi.
Pengembangan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Bifrost, kerja sama anak usaha Telkom Indonesia, Telin, dengan Meta (Facebook) dan Keppel. Foto: Dok. Telin
SKKL Bifrost yang menghubungkan Manado-Amerika Serikat (AS) misalnya, merupakan konsorsium Telin dengan Facebook Inc, dan Keppel Midgard Holdings Pte Ltd yang merupakan anak usaha Keppel T&T dari Singapura.
ADVERTISEMENT
Di jalur Manado-AS juga ada Indonesia Global Gateway (IGG) yang merupakan konsorsium antara Telkom dengan Telin, serta SEA-US adalah konsorsium internasional beranggotakan Telin, Globe Telecom, GTA, Hawaiian Telcom, RTI, dan GTI.
Di luar bisnis kabel laut, ada empat bisnis utama yang seluruhnya melayani pasar global atau konektivitas Indonesia ke global. Empat bisnis lainnya yakni internet dan konten, layanan korporasi, mobilitas, dan layanan telepon internasional.
Tak mengherankan jika sebagian besar pendapatan Perseroan, berasal dari pasar internasional tersebut. "Dari total revenue kita di 2021 Rp 10,4 triliun, 83 persen diperoleh dari pasar internasional. Dalam negeri cuma 17 persen," ujarnya.
Sesuai dengan namanya yang menyandang predikat 'International', Telin sudah beroperasi secara global. Kantor perwakilannya ada di 11 negara di dunia, meskipun wilayah operasinya jauh lebih luas lagi yakni di 28 negara.
ADVERTISEMENT

Ekspansi ke Afrika

Jajaran manajemen Telin, baik dewan komisaris maupun dewan direksi seusai RUPS 2021. Foto: Dok. Telin
Ke-11 kantor perwakilan Telin di mancanegara berada di Los Angeles, Dubai, Sydney, Wellington, Selangor, Kuala Lumpur, Taipei, Hong Kong, Yangon, Singapura, dan Dili. "Jumlah karyawan kita total 495 orang. Sekitar 36 persen warga negara asing, terutama yang bekerja di perwakilan-perwakilan di luar negeri. Total ada 16 kewarganegaraan," papar Budi.
Kantor Telin di Dubai, merupakan yang terbaru. Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono, menjelaskan Dubai akan menjadi hub bagi Telin untuk masuk ke pasar Timur Tengah dan Afrika. "Secara geopolitik situasi Afrika memang menantang. Tapi pertumbuhan pasar di sana sangat bagus," kata Bogi yang juga Komisaris Utama Telin.
Dia menyatakan, daya tarik pasar industri telekomunikasi Afrika ditunjukkan oleh masuknya pemain global telko ke sana. Baik itu dari Eropa, maupun China. "Di afrika juga sama, Nigeria cukup bagus. Investor China juga banyak masuk ke sana. Kalau China masuk ke sana, pasti akan ada (nilai) ekonomi di sana," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengantisipasi risiko dari ekspansi bisnis ke Afrika seperti dari dampak geopolitik, Budi menuturkan mengutamakan kerja sama dengan mitra lokal di sana. Apalagi Telin menurutnya, sudah punya sejumlah mitra industri telekomunikasi lokal di sejumlah negara di Afrika.
Salah satu yang kerja samanya cukup erat, kata dia, yakni dengan MTN atau industri telekomunikasi di Afrika Selatan. "Di Afrika Selatan dengan MTN sudah partnership, kabel laut juga kita ada landing di Jibouti sebagai hub. Jadi sudah ada POP, point of present Telin di sana. Total partnership sudah 300-an operator global. Paling besar dengan MTN di Afsel," pungkas CEO anak usaha Telkom Group itu.