Rupiah Terus Melemah Sejak Pagi, Efek Pembahasan RUU Pilkada?

22 Agustus 2024 11:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menujukkan pecahan mata uang Dolar di salah satu gerai penukaran mata uang di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menujukkan pecahan mata uang Dolar di salah satu gerai penukaran mata uang di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terpantau berada di zona merah di pasar valuta asing pagi tadi. Mengutip data Bloomberg, kurs rupiah terhadap dolar AS pada pukul 08.50 WIB berada di Rp 15.499 atau melemah 64 poin (0,41 persen) per Dolar AS, Kamis (22/8).
ADVERTISEMENT
Hingga pukul 11:35 WIB, pelemahan rupiah masih terus terjadi sebesar 78 poin atau (0,50 persen) di level Rp 15.577 per Dolar AS.
Hari ini tengah terjadi aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Istana Presiden, dan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) oleh massa yang terdiri dari berbagai macam kelompok masyarakat. Unjuk rasa ini digelar jelang diketoknya palu Sidang Paripurna Pengesahan RUU Pilkada.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah terhadap dolar AS pagi ini lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal.
Menurut dia, faktor internal termasuk gonjang-ganjing perpolitikan di Tanah Air hanya berkontribusi 30 persen dalam pergerakan rupiah pekan ini.
“Pelemahan mata uang rupiah ini disebabkan oleh data eksternal, eksternal yang sangat kuat, pengaruhnya internal persen 30 eksternal 70 persen,” kata Ibrahim kepada kumparan, Kamis (22/8).
ADVERTISEMENT
Data eksternal yang dimaksud adalah perkiraan akan melonjaknya data pengangguran di Amerika Serikat yang akan dirilis pada nanti malam, Kamis (22/8). Hal ini kemudian menyebabkan banyak ekonom di Amerika dan Eropa memandang Amerika tengah mengalami krisis.
Petugas menujukkan pecahan mata uang Dolar di salah satu gerai penukaran mata uang di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Sehingga dibarengi dengan jatuhnya saham-saham teknologi di Amerika dan Eropa dan berdampak terhadap saham-saham di Indonesia,” tambah Ibrahim.
Ibrahim menyoroti adanya ketakutan akan perang yang menyebar. Menurut dia, perang Rusia dan Ukraina kini sudah menjadi perang terbuka antara Rusia dengan Norts Atlantic Treaty Organization (NATO).
Selain itu, kembali memanasnya konflik di Timur Tengah turut menyumbang porsi dalam pelemahan rupiah hari ini.
Meskipun porsinya hanya 30 persen, akan tetapi situasi memanasnya perpolitikan di Tanah Air menurut dia tetap berdampak pada pergerakan rupiah.
ADVERTISEMENT
“Eksternal yang mempengaruhi, (tapi) dari sisi internal memang gonjang-ganjing perpolitikan di dalam negeri memanas dan ini membuat rupiah ini mengalami pelemahan gonjang-ganjing perpolitikan di dalam negeri memanas,” ujar Ibrahim.
Ibrahim juga melihat rupiah masih akan tetap melemah pada penutupan hari ini. Akan tetapi, dia optimistis rupiah akan menguat pada pembukaan perdagangan Jumat (23/8).
“Saya lihat kemungkinan (pelemahan rupiah) tertinggi adalah 80 poin, kalau seandainya menurun itu pun kemungkinan di 40 sampai 50 poin dan gonjang-ganjing Pilkada kemungkinan berakhir hari ini dan rupiah diperkirakan pada hari Jumat menguat kembali,” imbuhnya.