Saham Bukalapak Diminati, Target Dana dari IPO Dinaikkan Jadi Rp 14,5 Triliun

7 Juli 2021 22:33 WIB
·
waktu baca 1 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bukalapak.
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bukalapak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
E-commerce Indonesia yang akan perdana melepas sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bukalapak, disebut-sebut menaikkan target raihan dana dari IPO. Penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) Bukalapak rencananya akan berlangsung Agustus 2021.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Bukalapak menaikkan target perolehan dana jadi USD 1 miliar atau setara Rp 14,5 triliun. Angka itu 25 persen lebih tinggi dari target semula sebesar USD 800 juta.
"Kenaikan target karena ada indikasi minat investor yang kuat, untuk memiliki saham unicorn Indonesia yang pertama menjual sahamnya di bursa," tulis Reuters mengutip dua sumber yang tak diungkapkan identitasnya, Rabu (7/7).
Di antara yang sudah menyiapkan dananya untuk memborong saham Bukalapak, adalah Microsoft dan lembaga investasi pemerintah Singapura (Singapore GIC). Pemegang saham terbesar Bukalapak saat ini, adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang merupakan induk usaha SCTV dan Indosiar.
Founder Bukalapak, Achmad Zaky (kiri), dan CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin (kanan). Foto: Bukalapak
Jika target raupan dana sebesar itu tercapai, maka ini akan merupakan IPO terbesar dalam 13 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Rekor raihan dana IPO terbesar, sebelumnya dipegang perusahaan tambang batu bara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Emiten yang kini berkembang jadi perusahaan energi terpadu, logistik, dan pengelola pelabuhan itu, meraup dana Rp 12,23 triliun saat melepas sahamnya ke bursa pada 2018.
Reuters menambahkan, kenaikan target dana IPO e-commerce itu, selain mengindikasikan minat investor terhadap saham Bukalapak, juga menunjukkan kebutuhan dana yang besar dari calon emiten tersebut. Hal ini diperlukan untuk mengejar pertumbuhan yang cepat dari startup teknologi tersebut.
Pihak Bukalapak sendiri enggan berkomentar banyak, terkait informasi ini. “Kami terus menjajaki peluang bagi perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang secara finansial. Namun, untuk saat ini kami belum mengambil keputusan apa pun,” kata Vice President Corporate Affairs Bukalapak, Sufintri Rahayu.
ADVERTISEMENT