Soal Arahan Jokowi Geser Brand Asing ke Lokasi Tak Strategis, Ini Kata Mendag

4 Maret 2021 16:41 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberikan ucapan selamat kepada Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat upacara pelantikan menteri. Foto: Laily Rachev/BPMI Setpres/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan ucapan selamat kepada Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat upacara pelantikan menteri. Foto: Laily Rachev/BPMI Setpres/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi meminta produk lokal ditempatkan di posisi strategis di pusat-pusat perbelanjaan. Sementara brand asing digeser ke lokasi yang tak strategis. Hal itu diungkapkan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), di Istana Kepresidenan Jakarta
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai sampai ruang depan, lokasi strategis diisi barang-barang dari luar negeri ini harus mulai digeser, mereka digeser ke tempat yang tidak strategis. lokasi strategis berikan untuk brand-brand lokal,” kata Jokowi, Kamis (4/3).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan atau Mendag Muhammad Lutfi, menyampaikan merek-merek lokal akan menjadi primadona di berbagai pusat perbelanjaan di Indonesia. Hal itu sesuai arahan Presiden Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Kemendag.
"Merek-merek Indonesia akan menjadi primadona di mal-mal di Indonesia, kita akan atur aturannya, supaya orang Indonesia bangga membeli produk-produk Indonesia dan turut mengembangkan produk lokal," ujar Mendag.
Jokowi di Mall Summarecon Bekasi. Foto: Dok. Agus Suparto
Upaya tersebut sejalan dengan program pengembangan produk nasional melalui Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang digagas Presiden Jokowi, sehingga produk-produk buatan anak bangsa dapat dibanggakan dan dibeli oleh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mendag Lutfi memaparkan selama ini pemerintah lebih fokus untuk mengembangkan sisi suplai perdagangan. Untuk itu, lanjut Mendag Lutfi, saatnya menggerakkan sisi permintaan, di mana Indonesia memiliki jumlah penduduk 270 juta jiwa yang sangat potensial.
"Konsumen Indonesia yang 270 juta jiwa itu adalah penting dan bisa memberikan nilai tambah, bargaining position terhadap negara lain, dan memajukan produk-produk buatan Indonesia," ujar Mendag Lutfi.
Dengan demikian, lanjut Muhammad Lutfi, masyarakat Indonesia dapat menjadi konsumen loyal bagi produk-produk yang diproduksi oleh sebangsanya, sehingga pelaku usaha baik industriawan hingga selaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.