Sofyan Basir Soal Rekaman 'Bagi-bagi Fee': Saya Minta Saham buat PLN

30 April 2018 7:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rini Soemarno dan Sofyan Basir (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan, Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rini Soemarno dan Sofyan Basir (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan, Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rekaman yang diduga hasil sadapan telepon antara Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir ramai dibincangkan. Dalam percakapan tersebut, Rini dan Sofyan seolah-olah sedang membahas 'bagi-bagi fee'.
ADVERTISEMENT
Sofyan membantah adanya bagi-bagi fee. Ia menjelaskan, percakapan tersebut membahas porsi saham untuk PT PLN (Persero) di proyek Land Based LNG Receiving and Regasification Terminal yang berkapasitas 500 MMscfd (kurang lebih 4 juta ton) di Bojonegara, Banten.
"Itu membahas proyek LNG. Konteksnya, saya bicara saham untuk kepentingan PLN. Masa saya minta saham (untuk pribadi) sama Menteri?" kata Sofyan kepada kumparan (kumparan.com), Minggu (29/4) malam.
Dalam proyek yang digagas oleh Kalla Group itu, kata Sofyan, PLN tak mau hanya jadi pembeli gas saja. PLN ingin memiliki saham sebesar 15% agar dapat mengontrol biaya penyimpanan dan regasifikasi LNG. Dengan begitu, harga gas untuk pembangkit listrik bisa lebih efisien.
"Harus ada saham biar bisa ikut mengontrol supaya biaya enggak berlebihan, ini demi tarif listrik yang terjangkau untuk masyarakat. Jangan sampai PLN dikelabui," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain PLN, Pertamina juga meminta saham 15%. "Kami minta 30%, bagi 2 sama Pertamina," ucapnya.
Namun, akhirnya proyek ini tak dilanjutkan karena dinilai kurang memberi keuntungan bagi PLN dan Pertamina. "Bu Menteri (Rini Soemarno) berpesan agar kepentingan BUMN, kepentingan negara harus nomor satu," tegasnya.