Survei BPS: 88,92 Persen Peserta Kartu Prakerja Sukses Tingkatkan Keterampilan

5 Desember 2020 10:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi daftar kartu Prakerja. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi daftar kartu Prakerja. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Program Kartu Prakerja sudah bergulir hingga 11 gelombang. Sebanyak 5.604.810 juta orang tercatat menjadi penerima manfaat program yang ditujukan untuk mereka yang terdampak pandemi COVID-19 tersebut.
ADVERTISEMENT
Awalnya, program Kartu Prakerja menuai kontroversi. Banyak yang meragukan program tersebut tepat sasaran. Padahal, dana yang digelontorkan cukup besar. Masing-masing penerima manfaat mendapatkan insentif bantuan hidup Rp 600 ribu per bulan selama 4 bulan. Selain itu, setiap penerima Kartu Prakerja juga mendapat insentif untuk mengikuti pelatihan sejumlah Rp 1 juta. Dana insentif ini tidak bisa dicairkan, tapi murni untuk meningkatkan kapasitas keterampilan penerima Kartu Prakerja.
Namun kemudian survei angkatan kerja nasional (Sakernas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada medio Agustus 2020, mematahkan semua keraguan itu. Dari survei tersebut terungkap, 88,92 persen penerima yang menyelesaikan pelatihan program Kartu Prakerja, menganggap program ini dapat meningkatkan keterampilan kerja mereka.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan dalam Sakernas 2020, memang ada penambahan beberapa pertanyaan terkait dampak COVID-19, yakni mengenai program Kartu Prakerja dan persepsi program bantuan sosial pemerintah.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, para penerima program Kartu Prakerja menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat setidaknya karena dua alasan. Pertama terkait peningkatan keterampilan kerja dan kedua dari sisi insentif.
"88,92 persen penerima manfaat merasa bahwa program ini dapat meningkatkan keterampilan kerja mereka. Setidaknya demikian menurut para penerima manfaat yang sudah menyelesaikan pelatihan Kartu Prakerja," kata Suharyanto.
Manfaat kedua yakni bantuan insentif program dinilai tepat sasaran membantu penerima Kartu Prakerja di masa pandemi seperti ini.

Keterampilan untuk Menekan Angka Pengangguran

Pelatihan Prakerja Jadi Barista. Foto: Dok. Sekolahmu
COVID-19 memang telah berdampak pada meningkatnya pengangguran di Indonesia. Banyak pekerja yang dirumahkan, bahkan terkena PHK karena perusahaan melakukan efisiensi karena terdampak pandemi.
Data BPS menunjukkan, jumlah pengangguran meningkat 2,67 juta orang dari periode Agustus 2018 sebanyak 7,07 juta orang menjadi 9,77 juta orang di Agustus 2020. Adanya program Kartu Prakerja yang memberikan berbagai pelatihan dan pemberian insentif, dinilai dapat membantu masyarakat yang dirumahkan atau mereka yang kehilangan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Dari data Sakernas BPS tersebut, terungkap sebagian besar pendaftar Kartu Prakerja memang beralasan ingin meningkatkan keterampilan kerja. Hanya 27,73 persen yang bertujuan untuk mendapatkan insentif.
"Meningkatkan keterampilan kerja menjadi alasan utama mayoritas penduduk (48,70 persen) dalam mendaftar program kartu prakerja. Penggunaan insentif (uang saku) juga sangat bermanfaat," demikian hasil survei tersebut.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, memastikan penerima kartu prakerja dapat memperoleh manfaat semaksimal mungkin dari program ini.
Menurut dia, Manajemen Pelaksana (Project Manajemen Operation/PMO) Kartu Prakerja juga melakukan 3 survei evaluasi pelaksanaan program tersebut. Survei evaluasi pertama diikuti 2,4 juta peserta dan survei kedua dengan 293 ribu peserta. Sementara survei ketiga masih berlangsung saat ini.
ADVERTISEMENT
Dari hasil survei tersebut, diketahui bahwa 81 persen peserta belum pernah mendapatkan pelatihan atau kursus sebelumnya. Lebih dari 84 persen menyatakan bahwa pelatihan Kartu Prakerja meningkatkan kompetensi baik skilling, reskilling, maupun upskilling. Selain itu, 92 persen menyatakan akan melampirkan Sertifikat Pelatihan Prakerja pada saat melamar pekerjaan.
"Jadi hasil survei ini sejalan dengan temuan BPS bahwa pelatihan Prakerja meningkatkan keterampilan kerja Peserta," kata Denni.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari. Foto: Dok. Kantor Staf Presiden
Sementara dari sisi penggunaan insentif, BPS mencatat 81,24 peserta penerima Kartu Prakerja mengaku merasakan manfaat program ini, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ada juga yang merasakan manfaat insentif ini bisa disimpan sebagai tabungan.
Adapun 33 persen lainnya menyatakan dana tersebut ditabung, 23,47 persen digunakan untuk modal usaha, 11,23 persen ada yang menggunakan dana insentif tersebut untuk membayar utang, dan sisanya 4,76 persen untuk kebutuhan lainnya.
ADVERTISEMENT

Keterampilan Baru Jadi Modal Memulai Usaha

Soal meningkatnya keterampilan kerja, diakui oleh salah seorang penerima manfaat Kartu Prakerja, Putri Puspita Lokanazea. Perempuan berusia 27 tahun asal Darul Kamal, Banda Aceh, ini mengikuti program Kartu Prakerja gelombang I.
Beberapa pelatihan dia ambil. Salah satunya 'Kiat Sukses Menjahit Masker Anti Corona' dari Pintaria. Menurut dia, dengan pelatihan tersebut, dia mulai berani untuk memulai usaha. "Sebelum mengikuti Program Kartu Prakerja saya belum punya keberanian maupun keterampilan untuk memulai usaha," katanya.
Putri, yang sebelumnya bekerja sebagai kasir dan pramuniaga di sebuah toko baju, kehilangan pekerjaan karena tokonya tutup terdampak COVID-19. Dari bekal pelatihan menjahit masker, dia pun mendapat penghasilan.
"Omzetnya belum besar. Saya belum punya lapak sendiri. Masih titip ke teman dan juga berjualan online melalui Facebook dan WhatsApp," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain pelatihan membuat masker, Putri juga mengikuti pelatihan makeup dari Kementerian Tenaga Kerja. Berkat pelatihan itu, dia kini memiliki keterampilan baru makeup. Awalnya dia terapkan untuk anak perempuannya yang ikut lomba menari.
Ilustrasi pelatihan makeup. Foto: dok. Intan Kemala Sari/kumparan
"Akhirnya banyak juga anak dari teman-teman lain yang minta dirias saat mereka ada acara tertentu," ujarnya.
Kisah lainnya datang dari Stevenly Rio Loginsi dari Sulawesi Utara. Lelaki Kawanua berusia 42 tahun tersebut harus kehilangan pekerjaan sebagai petugas keamanan di sebuah perusahaan swasta di Manado.
Dengan usianya yang tak lagi muda, dia sadar akan sulit mendapatkan pekerjaan baru. Stevenly kemudian mencoba peruntungan ikut program Kartu Prakerja gelombang ketiga. Lolos, dia ikuti berbagai pelatihan mulai cara memasang iklan di Facebook dan Instagram melalui Sekolahmu.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapati pelatihan, dia mencoba melamar ke sebuah perusahaan seluler. Rio menyertakan sertifikat pelatihan yang diikutinya dari program Kartu Prakerja. Dia pun diterima sebagai desainer untuk membuat aneka promosi perusahaan.
Ternyata kariernya terus berkembang. Dia mendapatkan promosi menjadi supervisor, membawahi beberapa staf lainnya. Tak berpuas diri, Rio terus mengasah keterampilan barunya. dia ikut pelatihan 'Panen Orderan Melalui Internet' untuk mengoptimalkan pemasaran produk perusahaan.
"Cukup duduk di kantor, pembeli datang. Itulah gunanya pelatihan ini," katanya.
Rio bisa dibilang sukses. Dari petugas keamanan yang dirumahkan karena dampak pandemi corona, kini menjadi supervisor pemasaran dengan belasan anak buah berkat keterampilan barunya yang dia peroleh dari program Kartu Prakerja.