Cara Solskjaer Lawan Rasialisme: Tunjukkan Ekualitas di Lapangan

Ole Gunnar Solskjaer di laga vs Aston Villa. Foto: Reuters/Phil Noble

Rasialisme adalah aib besar umat manusia. Harusnya, perilaku semacam ini tak lagi ada. Namun, itu hanya mimpi belaka. Manusia memang durjana.

Pada Derbi Manchester, tempat dua tim besar dunia bertemu, perilaku jahanam itu terekam kamera. Jesse Lingard dan Fred jadi korbannya. Seorang suporter Manchester City tertangkap kamera melakukan "gerakan monyet" ke arah mereka.

Pihak kepolisian Manchester telah menangkap si pelaku rasialis. Sementara, Manchester City siap menghukum pelaku dengan larangan seumur hidup.

Adapun, Ole Gunnar Solskjaer, pelatih Manchester United, punya cara sendiri melawan aksi-aksi rasialis. Ia meminta agar skuatnya menunjukkan ekualitas di lapangan.

"Apa yang bisa kita lakukan untuk melawan ini adalah dengan keluar ke lapangan dan membuktikan bahwa kita semua setara," kata Solskjaer kepada BBC Sport.

"Seharusnya, hal ini tidak muncul di sepak bola. Saya sudah berbicara dengan keduanya, ini adalah hari-hari berat bagi Jesse dan Fred," lanjut dia.

Aksi Fred pada Manchester Derby. Foto: Phil Noble/REUTERS

City telah mengutuk perilaku ini. Dalam pernyataan resminya, City berjanji bakal memberikan hukuman berat bagi oknum suporter tersebut.

"Manchester City FC melihat adanya video di media sosial yang memperlihatkan sejumlah suporter melakukan aksi rasialisme pada paruh kedua pertandingan melawan Manchester United malam ini," bunyi pernyataan tersebut.

"Klub tak memberi toleransi terhadap aksi diskriminasi dalam bentuk apa pun. Siapa saja yang dinyatakan bersalah atas pelecehan ras akan dilarang menyaksikan klub seumur hidup," lanjut pernyataan resmi Manchester City.

Pesan anti-rasialisme UEFA. Foto: AFP/Ben Stansall

Sementara, Fred mengatakan bahwa kejadian rasialis ini menunjukkan buruknya kondisi masyarakat sekarang ini. Meski begitu, ia berusaha mengabaikan hal semacam ini dan terus melihat ke depan.

"Kita semua sama, tak peduli warna kulit, rambut, dan jenis kelamin. Kita berasal dari tempat yang sama dan akan kembali ke tempat yang sama setelah melakukan semuanya."

"Saya bersyukur punya banyak teman di sini yang coba menenangkan, seperti (Jese) Lingard. Saya tidak akan memikirkannya lagi. Saya akan coba untuk move on," ucap Fred.

Fred di laga Man United vs Aston Villa, Senin (2/12/2019). Foto: REUTERS/Phil Noble

Akhir-akhir ini, aksi rasialisme banyak menimpa pesepakbola berkulit gelap di sejumlah liga di Eropa. Di antaranya adalah dua mantan kompatriot Fred yang kini berkiprah di Italia, Romelu Lukaku dan Chris Smalling.

Beberapa waktu lalu, Georginio Wijnaldum juga sempat memberikan pesan anti-rasialisme. Hal ini ia lakukan setelah mencetak gol saat membela Belanda di babak kualifikasi Piala Eropa 2020.

Megan Rapinoe, pemenang Ballon d'Or Feminin 2019, juga menyuarakan perlawanan pada ketidakadilan, yakni rasialisme dan seksisme. Di acara penganugerahan Ballon d'Or Ia mengeluhkan minimnya aksi para pesepak bola putra top dunia melawan kedua hal tersebut.

"Aku ingin berteriak: Cristiano, Lionel, Zlatan, bantulah diriku!" Bintang-bintang ini tidak terlibat dalam apa pun ketika ada banyak sekali masalah di sepak bola pria. Apa, sih, yang mereka takutkan?" tutur Rapinoe.

"Mereka percaya bakal kehilangan segalanya, tetapi itu tidak benar. Siapa yang akan menghapus Messi dan Ronaldo dari sejarah sepak bola kalau mereka bersuara melawan rasialisme atau seksisme?" imbuh dia.

---

Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo, buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersi original.