Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Florentino Perez, si Bapak Pembangunan Real Madrid
9 Juni 2017 15:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Rumah di salah satu sudut kota Madrid itu jauh lebih besar ketimbang hunian di sekelilingnya. Selain bangunannya yang nyaris serupa dengan kondominium, hal lain yang menunjukkan rumah tersebut jauh lebih besar adalah taman di sisi barat dayanya.
ADVERTISEMENT
Ukuran yang cukup besar memang menggambarkan betapa kayanya empunya rumah. Florentino Perez Rodriguez, pemilik rumah, memang tak sekadar memiliki harta berlimpah. Forbes mengklaim bahwa pria beranak tiga ini memiliki total harta yang mencapai 2,2 miliar dolar AS.
Jika dilihat secara samar, Perez memang tak terkesan sebagai pria kaya. Tatapannya yang tak sedingin konglomerat Rusia atau tak adanya pengawalan berbaris bak pangeran Arab membuat banyak orang menganggap bahwa Perez adalah pria biasa yang ketiban untung saja.
Anggapan tersebut baru akan sirna jika melihat apa yang dimiliki oleh Perez saat ini. Selain rumah, Perez juga memiliki selemari jas bermerek, puluhan mobil mahal, dan pesawat jet pribadi. Harta yang tak mungkin pernah terbayangkan, bahkan oleh Perez sendiri.
ADVERTISEMENT
Ketika lulus dari Technical University of Madrid jurusan konstruksi dan alat-alat berat, impian Perez sederhana saja. Baginya, bekerja di perusahaan yang sebidang dengan jurusan kuliahnya adalah hal membanggakan. Pokoknya, dia tak mau bermimpi lebih jauh dari itu.
Karenanya, begitu tahu ada tawaran dari pemerintah kota Madrid untuk jadi petugas administrasi, Perez langsung mengatakan, iya. Bagusnya kinerja membuat Perez diberi tawaran untuk bekerja di Kementerian Perhubungan dan Transportasi.
Entah sudah bosan dengan hanya menjadi bawahan di kantor, Perez banting setir. Dia memilih dunia politik dan membeli perusahaan bernama Padros untuk dikembangkan. Mimpi tersebut berjalan lancar saat Padros —kini bernama Grupo ACS— jadi salah satu pemain utama di dunia konstruksi.
Kesuksesan ACS membuatnya berani mencoba dunia baru. Pada 1995, dia berani mengajukan diri untuk tampil di bursa presiden Real Madrid. Namun, pada saat pemilihan, Perez yang menghadapi petahana, Ramon Mendoza, harus menelan kekalahan.
ADVERTISEMENT
Gagal di periode tersebut tidak membuat Perez mengernyitkan dahi. Dengan keberanian yang sama, Perez mengambil sebuah keputusan untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden Madrid. Menghadapi Lorenzo Sanz, Perez dipilih lebih banyak oleh anggota dan membuatnya menjadi presiden Madrid ke-15.
***
Banyak orang mematri ingatannya terhadap seseorang pada hal yang dilakukan oleh oarang tersebut. Jika ditanya apa yang membuat orang mengingat Perez, mungkin semua akan dengan kompak menjawab: Galacticos.
Selayaknya seorang presiden baru dengan proyek pembangunan besar untuk negaranya, Galacticos adalah proyek besar yang terwujud di era Perez. Dimulainya babak Galacticos adalah ketika Perez datang ke pertemuan rutin anggota Madrid dan menanyakan siapa pemain yang ingin didatangkan pada musim panas 2000 jika dia terpilih menjadi presiden.
ADVERTISEMENT
Menurut buku White Angels karangan John Marlin, beberapa anggota Madrid menganggap pertanyaan Perez adalah guyonan. Tak heran mereka menjawab pertanyaan tersebut dengan guyonan pula: “Luis Figo!”
Perez rupanya tak menganggap itu guyonan. Dia benar-benar mengusahakan pilihan tersebut. Sebelum terpilih menjadi presiden, Perez mengajak pria Portugal, Paulo Futre, untuk menjadi broker yang menghubungkannya dengan Figo.
Perjanjian pun dibuat antara dua pihak. Jika Perez menang di pemilihan presiden dan Figo menolak untuk meninggalkan Barcelona, Figo diwajibkan membayar uang penalti senilai 22 juta poundsterling. Namun, jika Perez gagal menjadi presiden, Figo mendapatkan 1,7 juta poundsterling.
Pada akhirnya, kita semua tahu yang terjadi selanjutnya. Perez memenangi pemilihan presiden dan mendapatkan Figo, yang sekaligus menjadi penanda dimulainya era Galacticos. Era di mana Madrid dengan gampangnya mendatangkan bintang-bintang kelas dunia tiap musimnya.
ADVERTISEMENT
[Baca Juga: Luis Figo: Antara Kepala Babi dan Harga Diri ]
***
Tribun itu berbeda dengan yang lain. Berwarna merah dan tampak kursinya terbuat dari bahan empuk. Belum lagi adanya senderan kepala yang semakin membuat nyaman. Itu adalah tribun kehormatan Santiago Bernabeu dan Perez selalu berada di sana setiap Madrid bermain di kandang.
Tak banyak yang tahu bahwa tribun kehormatan Madrid adalah tempat di mana Perez memberi jamuan bagi tamunya. Dan tak banyak tahu pula, hampir semua hal yang dibahas di sana, pada akhirnya terjadi, termasuk pengampunan dosa.
Diisi oleh sosok-sosok kelas atas, mulai dari pengusaha, penguasa, dan petinggi bank, tribun ini layaknya tempat yang sakral di Bernabeu. Menurut salah satu jurnalis Spanyol bernama Fran Alameda, tribun kehormatan Madrid adalah wujud sebenarnya Perez. Di sana, pola pikir Perez soal bisnis, uang, dan kekuatan tergambar dengan begitu jelas.
ADVERTISEMENT
“Jika ada sesuatu hal yang tak bisa kau genggam, itu berada di sana (mengarah ke tribun kehormatan Madrid),” kata Alameda.
Saking rahasianya tribun ini, Alameda mengatakan bahwa beberapa reporter Spanyol pernah mencoba untuk mengetahui apa saja hal yang biasa terjadi. Hasilnya? Nihil. Mereka tak pernah tahu apa yang terjadi karena tribun tampak bersih dari apapun.
***
Perez adalah satu dari sekian presiden yang menjadi gambaran orang akan Madrid: absolut dan berduit. Dengan kekuatan yang dia miliki, Perez diklaim bakal kembali menyalonkan diri untuk menjadi presiden Madrid, yang rencananya bakal dimulai Juni 2017 ini.
Untuk menjadi presiden Madrid sebenarnya tak cukup mudah. Selain harus memiliki kewarganegaraan Spanyol, menjadi anggota kesebelasan ini selama 20 tahun, dan memiliki kekayaan 15% dari total anggaran belanja, presiden juga wajib menguasai mayoritas suara di antara anggota yang lain.
ADVERTISEMENT
Kami beritahu saja: Mereka yang ingin menjadi kandidat harus mengajukan pencalonan di antara tanggal 9 Juni hingga 18 Juni 2017. Namun, dari kabar yang beredar di Spanyol, Perez sepertinya akan memenangi pemilihan ini. Terlebih, dalam empat musim terakhir, Madrid sukses meraih tiga trofi Liga Champions dan satu trofi La Liga.
Dengan pengalaman dan kekuatan yang dimiliki, menjadi presiden Madrid bisa jadi hal yang mudah untuk Perez.