Jangan (Dulu) Sebut David de Gea Kiper Terbaik di Dunia

19 Juli 2018 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
De Gea pada laga bersama Spanyol. (Foto: Gabriel Bouys/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
De Gea pada laga bersama Spanyol. (Foto: Gabriel Bouys/AFP)
ADVERTISEMENT
Besar harapan yang dipikul David de Gea pada gelaran Piala Dunia 2018. Ia datang ke Rusia dengan 'Sarung Tangan Emas', gelar yang ia dapatkan saat tampil ciamik bersama Manchester United di pentas Premier League musim lalu.
ADVERTISEMENT
Total 18 kali De Gea berhasil menjaga gawangnya nirbobol. Hanya 27 kali ia kebobolan dari 37 pertandingan dari 37 pertandigan yang dilakoninya. Artinya, rasio kebobolan kiper kelahiran Madrid itu cuma 0,73 per laga.
Masalahnya 'sarung tangan emas' itu tak bertuah di Rusia, atau lebih tepatnya kala bersama Spanyol. Gawang De Gea langsung dijejali trigol Cristiano Ronaldo saat meladeni Portugal di laga pembuka. Termasuk blunder berujung gol yang dibuatnya saat gagal menangkap tendangan mendatar CR7 dengan sempurna.
Oke, De Gea berhasil mengukir clean sheet saat bersua Iran. Namun, itulah satu-satunya keberhasilannya mencegah lawan menjebol gawangnya. Dalam dua laga selanjutnya De Gea tak pernah absen memungut bola dari gawangnya. Kemasukkan sepasang gol dari Maroko di laga pamungkas fase grup dan sebiji gol dari Rusia pada babak 16 besar.
ADVERTISEMENT
Parahnya lagi, De Gea tak mampu menggagalkan satu pun tendangan para penggawa Rusia di babak adu penalti. Berbading terbalik dengan Igor Akinfeev yang sukses menepis dua dari empat penendang Spanyol. Andres Iniesta pun tersingkir karenanya.
Sad but true, De Gea hanya berhasil mengukir satu penyelamatan --ya, anda tak salah baca. Jika dipersentease, rasio penyelamatan De Gea hanya menyentuh 14,3%, nilai terendah dibanding kiper-kiper lain yang tampil di Piala Dunia.
Sebagai perbandingan, torehannya bahkan masih jauh lebih rendah dibanding kiper Panama, Jaime Pinedo. Meski ia menjadi kiper yang paling banyak kebobolan di fase grup dengan 11 gol, persentase penyelamatannya masih menyentuh 45%.
Sedangkan penjaga gawang dengan persentase penyelamatan tertinggi jatuh ke tangan Kasper Schmeichel dengan 91,3%. Untuk kuantitas penyelamatan, Thibaut Courtois jadi rajanya karena sudah mengemas 27 penyelamatan dalam 7 pertandingan. Kiper berusia 26 tahun itu pula yang akhirnya ditahbiskan sebagai kiper terbaik turnamen.
ADVERTISEMENT
Menariknya, baik Schmeichel dan Courtois adalah palang pintu klub Premier League. Jadi, jangan buru-buru menyematkan De Gea sebagai kiper terbaik dunia. Boro-boro demkian, kenyatannya ia saja belum menjadi yang terhebat di antara penjaga gawang Premier League lainnya.
Penyelamatan Thibaut Courtois atas percobaan Marcus Rashford. (Foto: Gonzalo Fuentes/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Penyelamatan Thibaut Courtois atas percobaan Marcus Rashford. (Foto: Gonzalo Fuentes/Reuters)
Lalu, mengapa De Gea bisa tampil seburuk itu? Well, kami di kumparanBOLA pernah membahasnya. Dalam analisis kami, kiper --yang merupakan bagian dari sistem pertahanan-- juga bakal kesulitan tanpa sistem yang apik di hadapannya.
Banyaknya jumlah tembakan yang dihadapi De Gea seiring dengan sedikitnya jumlah intersep dan tekel yang dilakukan pemain-pemain bertahan di hadapannya. Meski begitu, di Premier League 2017/18, De Gea cukup banyak menerima tembakan dan masih bisa membuat 115 penyelamatan.
ADVERTISEMENT
Dengan jumlah penampilan sebanyak 37, artinya rata-rata De Gea membuat 3,1 penyelamatan. Jumlah yang cukup banyak untuk seorang kiper yang gagal menunjukkan superioritasnya di Piala Dunia 2018.