Mourinho dan Pemain Pengganti yang Membawa Perubahan

27 Februari 2018 21:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi Mourinho saat mendampingi timnya. (Foto: Reuters / Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi Mourinho saat mendampingi timnya. (Foto: Reuters / Andrew Couldridge)
ADVERTISEMENT
Bagi seorang manajer, jatah pergantian tiga pemain adalah jatah yang berharga. Memanfaatkannya dengan baik adalah sebuah hal yang bijak, dan inilah yang (mungkin) dilakukan oleh seorang Jose Mourinho di Manchester United.
ADVERTISEMENT
Usai meraih kemenangan atas Chelsea dalam laga lanjutan pekan ke-28 Premier League musim 2017/18, United menorehkan sebuah catatan yang apik. Lewat gol yang dicetak oleh Jesse Lingard, 'Setan Merah' tercatat sebagai tim dengan catatan gol dari pemain pengganti terbanyak, yaitu 10 gol. Torehan ini lebih banyak daripada klub-klub lain di Premier League.
Sekilas, catatan ini bukan catatan yang kelewat menarik, jika dibandingkan dengan catatan memasukkan bola ke gawang lawan terbanyak ataupun catatan tidak kebobolan terbanyak dalam sebuah kompetisi. Namun, jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya tersimpan sebuah catatan menarik menyoal 10 gol dari pemain pengganti ini, serupa catatan apik Ole Gunnar Solskjaer selaku pemain pengganti terbaik United.
Catatan yang juga menunjukkan bahwa Mourinho, terlepas dari label sebagai manajer 'parkir bus', acap memiliki reaksi taktik yang apik dalam sebuah laga.
ADVERTISEMENT
***
Pada musim 2017/18, kerap terjadi beberapa situasi ketika United mengalami kebuntuan dalam menyerang. Sebagai contoh, ketika melawan Tottenham Hotspur, Burnley (di laga Boxing Day), dan Chelsea, United cukup sulit mencetak gol. Khusus saat laga melawan Burnley, United bahkan sudah tertinggal dengan selisih dua gol.
Dalam laga melawan Tottenham Hotspur di pekan ke-10 Premier League, sampai sekira menit ke-70, United mengalami kebuntuan mencetak gol. Sadar bahwa serangan United kurang kuat, Anthony Martial dimasukkan oleh Jose Mourinho. Hasilnya, Martial mencetak gol pada menit ke-81.
Hal yang sama juga terjadi dalam laga Boxing Day melawan Burnley serta melawan Chelsea di pekan ke-28 Premier League musim 2017/18. Saat menghadapi Burnley, masuknya Jesse Lingard membuat serangan United menjadi lebih cair sehingga United bisa mencetak dua gol penyama kedudukan.
ADVERTISEMENT
Saat melawan Chelsea, Lingard kembali menjadi sosok pemecah kebuntuan bagi United. Selain satu gol sundulannya yang membawa 'Setan Merah' unggul, kehadiran Lingard di lini serang sukses mengacaukan pertahanan Chelsea. Pergerakan aktifnya membuat para pemain bertahan 'Si Biru' kewalahan.
Lingard merayakan golnya (Foto: Reuters / Jason Cairnduff )
zoom-in-whitePerbesar
Lingard merayakan golnya (Foto: Reuters / Jason Cairnduff )
Tiga kejadian di atas hanya contoh dari bagaimana reaksi taktik Mourinho yang apik dalam sebuah laga. Saat sadar bahwa ada yang salah dengan permainan timnya, dia tak ragu untuk melakukan pergantian pemain atau mengubah skema permainan, agar serangan timnya tidak tersendat. Tidak hanya punya rencana A, Mourinho selalu punya rencana B.
Namun ada hal menarik yang juga bisa ditelisik dari catatan 10 gol yang berasal dari pemain pengganti ini. Kebanyakan, Mourinho baru mengganti rencana saat sadar bahwa timnya terlalu banyak melepas umpan silang sebagai buntut dari serangan sayap yang tidak efektif dan sulitnya United menembus rapatnya pertahanan lawan.
ADVERTISEMENT
Dalam laga melawan Burnley, Chelsea, dan Spurs tersebut, serangan United yang buntu kerap berujung menjadi umpan silang yang tidak efektif. Banyaknya umpan silang yang dilepas, justru menjadi kemudahan tersendiri bagi bek lawan dalam mengantisipasinya.
Saat sadar bahwa timnya mulai bermain seperti itu, barulah Mou biasanya bergerak. Biasanya, nama yang dimasukkan adalah nama yang kerap membuat skema serangan lebih cair, semisal Martial, Lingard, atau Marcus Rashford. Ketiga pemain itulah yang acap menjadi super sub, bukan untuk mencetak gol saja, melainkan untuk membongkar pertahanan lawan yang padat.
Proses gol Martial ke gawang Spurs. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Proses gol Martial ke gawang Spurs. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
Hasilnya, baik itu Martial maupun Lingard mencetak cukup banyak gol ketika menjadi pemain pengganti. Lingard sukses mencetak tiga gol, sedangkan Martial sukses menorehkan tujuh gol.
ADVERTISEMENT
Jika Anda meragukan kemampuan taktikal Mou, setidaknya torehan ini mencerminkan bahwa dia masih menjadi salah satu manajer yang cerdas secara di Eropa. Jatah tiga pergantian pemain dalam sebuah pertandingan dapat dia gunakan dengan cukup bijak.
***
Dalam menjalani sebuah pertandingan, seorang manajer harus memiliki banyak rencana di dalam sakunya. Apalagi jika manajer itu menjalani kompetisi berformat liga. Kalau dia hanya memiliki satu rencana, maka habis sudah dia dihajar manajer-manajer yang lain ketika rencananya terbaca.
Itulah yang disadari oleh Mou. Dia tahu bahwa jika menggunakan satu rencana saja, maka timnya akan dengan mudah dikalahkan lawan. Maka, dia simpan baik-baik rencana-rencana di dalam sakunya, sehingga ketika satu rencana tak berfungsi, masih ada rencana-rencana lain yang bisa dia terapkan, tergantung situasi dan kondisi pertandingan.
ADVERTISEMENT
Namun, menarik juga untuk menantikan rencana lain apa yang dimiliki oleh Mou untuk mengarungi sisa kompetisi musim 2017/18 ini, karena jika dia terus menggunakan rencana ini (memasukkan Lingard atau Martial agar permainan lebih cair), cepat atau lambat tim-tim lain juga akan menyadarinya.