Riset Ganesport Institute Hasilkan 7 Kriteria Calon Ketua Umum PSSI

17 Juli 2019 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Kiri-kanan) Renata Melati Putri, Irman Jayawardhana, Amal Ganesha, Ponaryo Astaman (GM APPI), dan Mahardika Aji (Sekjen APPI) di acara Studi Sosok Ideal Ketua Umum PSSI. Foto: Ferry Adi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
(Kiri-kanan) Renata Melati Putri, Irman Jayawardhana, Amal Ganesha, Ponaryo Astaman (GM APPI), dan Mahardika Aji (Sekjen APPI) di acara Studi Sosok Ideal Ketua Umum PSSI. Foto: Ferry Adi/kumparan
ADVERTISEMENT
Ganesport Institute—wadah pemikir (think-tank) manajemen dan kebijakan olahraga di Indonesia—membuat suatu studi menarik soal kriteria calon Ketua Umum (ketum) PSSI. Ganesport mengirim survei kepada para ahli dan praktisi tata kelola olahraga di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Teknik pengambilan data dimulai dengan focus group discussion (FGD) untuk mendesain penelitian dan hipotesis sejak Mei lalu. Lalu, sebanyak 50 ahli dan praktisi tata kelola olahraga diminta mengisi kuisioner atau survei kualitatif. Dari sana, hanya 23 yang merespons dan itu akhirnya dijadikan sampel penelitian.
“Responden tersebar di Eropa (52%), Amerika (13%), Asia (13%), Oseania (4%), dan Indonesia (18%). Hasil studi menunjukkan bahwa seorang ketua umum federasi sepak bola harus memiliki atribut tertentu yang dianggap efektif mengakomodasi berbagai pemangku kepentingan (stakeholders),” tutur Amal Ganesha, Direktur Eksekutif Ganesport Institute.
Dari penelitian itu muncul tujuh kriteria calon Ketum PSSI. Atribut yang dimaksud ialah berintegritas, jauh dari politik, sukses (kemampuan kepemimpinan dan manajerial teruji), sangat senior (20 tahun bekerja profesional), paham sepak bola, independen, dan jago diplomasi.
ADVERTISEMENT
Amal Ganesha (Executive Director of Ganesport Institute) di acara Studi Sosok Ideal Ketua Umum PSSI. Foto: Ferry Adi/kumparan
Bicara independen, Ganesport menekankan calon Ketum PSSI sebaiknya berasal dari luar organisasi atau bukan anggota PSSI. Pasalnya, pakem tersebut menurut Ganesport sudah menjadi rujukan dalam keilmuan tata kelola olahraga yang baik di beberapa negara. Sebanyak 60,8% responden pun setuju kalau independensi dikedepankan sebagai atribut untuk sosok ideal calon Ketum PSSI.
Kemudian, sebesar 69,6% responden cenderung menegaskan bahwa calon Ketum PSSI bukan berasal dari partai politik dan tidak sedang menjadi pejabat publik atau pemerintahan. Persentase sama muncul saat bicara sosok ideal kudu punya rekam jejak kesuksesan berkarier profesional (manajerial dan kepemimpinan) selama 20 tahun.
Menariknya, semua responden sepakat bahwa calon Ketum PSSI ideal harus memiliki rekam jejak yang jelas dalam hal integritas.
ADVERTISEMENT
“Implikasi mengenai atribut integritas bisa beragam. Ketum PSSI harus memerangi isu korupsi. PSSI sifatnya asosiasi nonprofit. Artinya, Ketum dan Komite Eksekutif (Exco) PSSI sejatinya bekerja secara sukarela atau tidak menerima remunerasi. Jadi, sangat penting sosok Ketum PSSI yang sangat senior,” tutur Amal.
Suasana di acara Studi Sosok Ideal Ketua Umum PSSI. Foto: Ferry Adi/kumparan
Lebih lanjut Amal menuturkan atribut yang sudah dipaparkan Ganesport bertujuan demi terciptanya stabilisasi organisasi. Tak heran ia menegaskan Ketum PSSI nanti mesti belajar dan mempraktikkan good governance untuk lepas dari krisis.
Begitu good governance tercipta, kata Amal, berikutnya Ketum PSSI mampu mengakomodasi pemangku kepentingan lain.
“Tataran paling tinggi di PSSI itu Kongres. Kemudian di bawahnya ada Exco PSSI. Masalahnya itu di tata kelola. Kalau pucuk pimpinan tata kelola dibenahi tentu level di bawahnya mengikuti," papar Amal.
ADVERTISEMENT
"Misal saja, ada level departemen yang ngawur, nah, jika tataran Exco PSSI ini independen, berintegritas, dan sangat berpengalaman profesional pastinya dia sendiri yang akan ngomong ke level departemen. Exco PSSI pastinya akan membenahi departemen-departemen di organisasi bila ada yang tidak beres,” sambungnya.
Menilik tujuh atribut yang diungkapkan Ganesport, rasanya sulit mencari sosok ideal tersebut. Meski demikian, Amal enggan menyatakan bahwa sosok tepat Ketum PSSI bukan orang Indonesia.
“Ya, kalau mau rekrut profesional (bukan orang Indonesia) rasanya tidak di level ketua. Pasalnya, Ketum beserta Exco PSSI ini ‘kan dipilih voters. Mungkin merekrut orang profesional bisa di level sekretaris jenderal ke bawah. Kecuali, PSSI ini bentuknya sudah PT, berarti dari level mana pun harus digaji sebagai definisi profesional,” kata Amal.
ADVERTISEMENT
Tentunya, pernyataan Amal juga melihat Statuta PSSI yang mewajibkan calon Ketum PSSI harus berkecimpung di sepak bola Indonesia selama minimal lima tahun. Terlepas dari itu, Ganesport sendiri menginginkan hasil risetnya menjadi pendorong para pengambil kebijakan di sepak bola untuk lebih mengacu ilmu pengetahuan.
“Studi ini merupakan yang pertama di Indonesia. Kami berharap mampu menjadi pendorong bagi pengambil kebijakan dan keputusan sepak bola untuk lebih mengacu kepada ilmu pengetahuan,” ujarnya.