Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Tak mudah, tetapi pada akhirnya Liverpool bisa menggapai kemenangan 1-0 atas Sheffield United di Bramall Lane, Sabtu (28/9/2019).
ADVERTISEMENT
Hasil positif pada pekan Premier League 2019/19 ini muncul berkat sepakan Georginio Wijnaldum. Dengan hasil ini, tren 100% kemenangan Liverpool di ajang Premier League sudah berjalan 7 pertandingan.
'Si Merah' kian kokoh di puncak klasemen dengan 21 poin atau unggul 8 poin atas Manchester City di peringkat kedua. Sementara, Sheffield masih aman di posisi ke-10 dengan 8 poin.
***
Di laga ini, kedua tim sama-sama tampil dengan kekuatan terbaiknya. Liverpool tampil dengan formasi 4-3-3. Seperti biasa, Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane dipercaya menjadi ujung tombak skuat binaan Juergen Klopp itu.
Sheffield menerapkan sistem 3-5-2 dengan Callum Robinson dan Oliver McBurnie bertandem di depan. Dengan formasi inilah tim binaan Chris Wilder itu bisa cuma dua kali kalah dari tujuh laga liga musim ini.
ADVERTISEMENT
Babak pertama berjalan sengit. Liverpool boleh saja mendominasi penguasaan bola hingga 74% selama kurun tersebut. Dari situ, mereka melancarkan 7 tembakan yang--ironisnya--semuanya tak akurat.
Buruknya finishing Liverpool tentu berkaitan dengan minimnya Sheffiled membikin kesalahan ketika diserang. Dengan disiplin, mereka merapatkan jarak antarlini di dekat kotak penalti sendiri. Alhasil, tak banyak ruang yang bisa dimanfaatkan Liverpool.
Menariknya, dengan penguasaan bola yang minim, Sheffield juga masih bisa mengancam area pertahanan Liverpool. Di menit ke-20, misalnya, The Blades memanfaatkan renggangnya sisi kiri pertahanan Liverpool untuk melancarkan serangan balik. Namun, skema ini berakhir dengan tembakan meleset dari Robinson.
Pada 15 menit akhir babak pertama, Liverpool mencoba mengubah pendekatannya: Dari yang mulanya bermain umpan pendek, menjadi lebih sering bermain dengan umpan panjang. Dengan cara ini, Liverpool hampir mencetak gol di menit ke-33.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Virgil van Dijk melancarkan umpan lambung dari area pertahanan. Bola kemudian sampai ke Mane, yang posisinya dekat ke kotak penalti. Sayangnya, dalam skema satu lawan satu, penyerang Senegal itu malah membuat bola keluar lapangan.
Di akhir babak pertama, muncul lagi kans Liverpool untuk mencetak gol. Bermula dari kesalahan John Fleck saat mengoper, Liverpool bisa melancarkan serangan balik cepat. Lagi-lagi, upaya ini gagal karena buruknya penyelesaian akhir Mane.
Karena skor 0-0 tetap bertahan hingga 15 menit awal babak kedua, Klopp mengubah pendekatannya. Jordan Henderson ditarik keluar, dan Divock Origi masuk. Origi tentu tak menghuni posisi gelandang, melainkan sayap kiri.
Sementara, Salah tetap di sayap kanan dan Mane menjadi penyerang tengah. Firmino mundur untuk mengemban peran gelandang 'nomor 8'. Mulanya, perubahan ini tak memberikan hasil yang diharapkan Klopp.
ADVERTISEMENT
Alih-alih mencetak gol, Liverpool malah terus diserang hingga menit ke-70. Beruntung tak hanya Adrian San Miguel yang terus melakukan penyelamatan gemilang. Andrew Robertson juga dengan sigap mundur ke belakang untuk melakukan intersep.
Liverpool mencetak gol pertama pada menit ke-70. Divock Origi melancarkan umpan lambung, kemudian Jack O'Connell membuangnya dari kotak penalti. Bola kemudian mendarat ke kaki Georginio Wijnaldum.
Tanpa pikir dua kali, gelandang Belanda itu melancarkan tembakan dari luar kotak penalti. Sebenarnya tembakan itu tak begitu keras. Akan tetapi, Dean Henderson gagal menangkapnya dengan sempurna sehingga bola masuk gawang melalui sela-sela kakinya.
Setelah momen itu, menariknya, laga masih tampak sengit. Di menit ke-84, Enda Steevens hampir saja mengkreasikan gol Sheffield . Sayangnya, umpan lambungnya tak mampu diselesaikan Leon Clarke. Skor 1-0 bagi keunggulan Liverpool bertahan hingga laga beres.
ADVERTISEMENT