Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Setelah Juventus vs Crotone: Apa Selanjutnya Buat Bianconeri?
22 Mei 2017 12:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah pesta selesai dan lampu-lampu padam, ada pertanyaan yang tersisa untuk Juventus: apa selanjutnya?
ADVERTISEMENT
Tak ada yang mengherankan. Munculnya Juventus sebagai juara Serie A musim ini semestinya sudah bisa diprediksi dari jauh-jauh hari. Habis, mau bagaimana lagi? Lima musim sebelum ini, mereka sudah menunjukkan bahwa merekalah tim paling siap di Italia.
Yang mengejutkan, sesungguhnya, adalah jika ujung-ujungnya Juventus gagal menjadi juara. Sebenarnya, dalam beberapa pekan terakhir, ada kengerian yang pelan-pelan mendatangi Bianconeri. Tiga pekan beruntun tanpa pernah menang —seperti yang dikatakan oleh para penggawa Juventus sendiri— adalah sebuah alarm.
Terakhir, Juventus ditaklukkan 1-3 oleh AS Roma. Padahal, jika menang atas I Lupi di Olimpico, Juventus bisa menggelar pesta lebih cepat. Namun, agak-agaknya pesta tersebut memang masalah penundaan saja.
Minggu (21/5/2017) malam WIB, Juventus melakukan apa yang semestinya mereka lakukan: menang 3-0 atas Crotone dan mengunci gelar juara Serie A musim ini. Dengan satu laga tersisa dan selisih empat poin atas Roma, raihan poin mereka sudah tak mungkin dikejar lagi.
ADVERTISEMENT
[Baca Juga: Kalahkan Crotone, Juventus Juara Serie A 2016/2017 ]
[Baca Juga: Catatan Optimum dari Gelar Serie A ke-33 Juventus ]
[Baca Juga: Analisis: Kualitas Juventus-lah yang Membuat Beda ]
kumparan berkesempatan mengadakan nonton bareng bersama JCI (Juventus Club Indonesia) Chapter Jakarta pada Minggu malam itu. Sekitar 200-an orang hadir. Sebagian dari mereka tak henti-hentinya bernyanyi sepanjang malam di sudut, menyalakan flare dan juga menabuh drum.
[Baca Juga: Drum, Chant, Flare: Juventus Jadi Juara Malam Ini ]
Tentu saja, pesta itu tidak sampai larut. Masih ada hal-hal lain yang tersisa setelah pesta selesai. Jika bukan bekerja pada keesokan harinya, maka hal-hal itu adalah perkara apa harapan mereka soal kesebelasan kesayangan untuk musim depan.
ADVERTISEMENT
Setidaknya dalam enam musim terakhir, Juventus menunjukkan bahwa mereka bukan tim dungu. Kami pernah membahas bagaimana Juventus, selayaknya tim-tim besar di Eropa lainnya —semisal Real Madrid, Barcelona ataupun Bayern Muenchen— terbiasa untuk membenahi tim sebelum kerusakan terjadi.
Ini berbeda dengan kebanyakan (maaf, ya) tim-tim Premier League yang biasanya baru berbenah ketika kapal mereka sudah bocor di mana-mana. Maka, jangan heran jika melihat kesebelasan-kesebelasan Spanyol (baca: Madrid dan Barca) bisa dengan mudah berbicara di kancah antarklub Eropa atau bagaimana Juventus bisa dua kali melaju ke final Liga Champions dalam tiga musim terakhir.
[Baca Juga: Mengorek-orek Kelemahan Juventus ]
Saya pun bertanya kepada beberapa pendukung Juventus setelah acara nonton bareng di The Planet Futsal, Salemba, Jakarta Pusat, itu. Tidak selamanya senada, memang. Tapi, mereka yang saya tanyakan itu, rata-rata satu suara kalau skuat musim ini jauh lebih baik daripada musim lalu.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ada yang meyakini bahwa Juventus tetap butuh perbaikan. “Kedalaman skuat musim ini masih kurang. Masih kelihatan kalau pemain pelapis yang turun, performa nggak terlalu bagus. Kelihatan banget pas lawan Roma kemarin,” ujar Sigit (30), pendukung Juventus asal Bintaro.
“Sturaro... Marchisio, terutama pas main setelah lama cedera, itu juga kurang bagus. Paling pembenahan di lini tengah aja.”
“(Kalau pemain yang layak dibeli) saya pikir, (Corentin) Tolisso-nya Lyon. Itu cakep banget. Bisa buat nambah kuat lini tengah,” kata Sigit lagi.
Tolisso, 22 tahun, adalah salah satu bintang Lyon musim ini. Menurut catatan Squawka, ia masuk lima besar dalam hal penciptaan peluang untuk Lyon di Liga Prancis musim ini. Total, ia mencetak 7 gol, menyumbang 4 assist, dan mengkreasikan 41 peluang dalam 30 penampilannya di liga.
ADVERTISEMENT
Hal berbeda justru diucapkan Febri (19). “Skuat musim ini udah oke banget. Bisa lolos ke final (Liga Champions) itu udah nunjukin kalau skuat musim ini lebih baik. Mudah-mudahan di final nanti kami bisa ngangkat piala lagi,” ucapnya.
“Tengah juga udah bagus. Paling tinggal mematangkan permainan saja. Kalau beli pemain lagi... Menurut saya, nggak usah. Saya udah respek banget sama skuat musim ini.”