Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bisakah Liga Champions Kembalikan Marwah Sepak Bola Wanita Asia di Level Dunia?
24 Agustus 2024 11:57 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Seri pertama Liga Champions Asia Wanita (Asian Women’s Champions League, AWCL) akan digelar musim ini. Total akan ada 12 tim dari negara-negara Asia yang akan memperebutkan trofi interkontinental pertama di sepak bola Asia.
ADVERTISEMENT
Saat ini, delapan tim sudah lolos otomatis ke putaran final. Mereka adalah Incheon Hyundai (Korea Selatan), Wuhan Jianghan University (China), BG College of Asian Scholars (Thailand), Kaya FC (Filipina), Melbourne City (Australia), Ho Chi Minh City (Vietnam), Taichung Blue Whale (Taiwan), dan Urawa Red (Jepang).
Sementara, empat dari 13 tim ini, Myawady Women FC (Myanmar), Young Elephants (Laos), Abu Dhabi Country Club (UAE), Al Nassr Club (Arab Saudi), Odisha FC (India), Lion City Sailors FC (Singapura), Etihad Club (Yordania), PFC Nasaf (Uzbekistan), Sabah FA (Malaysia), APF FC (Nepal), Bam Khatoon FC (Iran), Kitchee SC (Hong Kong), dan Royal Thimphu College FC (Bhutan), baru akan menjalani playoff mulai akhir pekan ini.
ADVERTISEMENT
Saat rencana penyelenggaraan AWCL diumumkan, anggota komite sepak bola wanita di AFC, Mongoljingoo Sodgerel, mengatakan bahwa kompetisi ini akan memberikan klub-klub di Asia “ambisi baru dan target baru yang bisa diraih”.
“Sebelumnya, liga sepak bola wanita domestik (menjadi batas atas untuk sepak bola level klub). Tapi sekarang kita punya langkah yang lebih jauh untuk dituju lewat AWCL,” ujar Sodgerel dikutip dari The Guardian.
Pertanyaan lanjutannya adalah, apakah AWCL ini bisa serta-merta meningkatkan kualitas sepak bola Asia di kancah dunia?
Sebab, secara historis, negara-negara Asia punya catatan yang cukup baik di turnamen-turnamen sepak bola wanita internasional. Namun, hal tersebut melempem satu dekade terakhir. Perkembangan yang bisa dicapai Asia tak ada apa-apanya ketimbang yang diraih Eropa.
ADVERTISEMENT
Secara ranking FIFA, misalnya. Pada 2016 lalu, dikutip dari The Guardian, 10 besar ranking FIFA dunia diisi oleh empat negara Asia. Mereka adalah Jepang, Korea Utara, China, dan Australia. Kini, cuma ada Jepang dan Korea Utara di situ. Itu pun Korut sempat absen empat tahun, mangkir dari ranking FIFA karena tak aktif di sepak bola internasional dan baru tahun ini kembali.
Di Piala Dunia Wanita dan Olimpiade pun performa tim-tim Asia tak bisa dibilang baik. Oke, di Piala Dunia Wanita, Australia bisa sampai semifinal dan Jepang terhenti di perempat final. Tapi, selain penampilan dua tim itu, dari 12 pertandingan yang diikuti tim-tim Asia, mereka cuma bisa mencetak 3 gol dan kebobolan 31 gol. Vietnam, Filipina, dan China jadi bulan-bulanan di Asia.
ADVERTISEMENT
Di Olimpiade pun relatif sama. Jepang dan Australia tampak mentok di fase perempat final.
Padahal bila menilik sejarah, negara-negara Asia cukup lumayan. Jepang juara Piala Dunia pada 2011 dan runner up di 2015. Mereka juga runner up di Olimpiade 2012. China runner up di Piala Dunia 1999 dan runner up di Olimpiade 1996. Korut capai perempat final pada Piala Dunia 2007. Tapi hasil-hasil tersebut terasa seperti gambar usang di album foto keluarga—generasi sekarang cuma bisa lihat dan dengar ceritanya saja.
“Ini adalah perkembangan yang positif bagi sepak bola wanita (Asia), karena ini adalah waktu yang tepat untuk berkembang membuat bagian-bagian yang masih amatir (di sepak bola wanita) menjadi lebih profesional,” ujar Sodgerel dikutip dari The Guardian.
ADVERTISEMENT
Di Asia, hanya ada beberapa liga sepak bola wanita yang dapat digolongkan sebagai profesional; Australia, Jepang, dan China. Sementara di Korea Selatan, Yordania, dan Arab Saudi, mereka punya unsur profesional dan semi-profesional.
Dengan hadirnya Liga Champions Asia Wanita, ada potensi besar untuk mengubah lanskap sepak bola wanita di Asia, meskipun perubahan ini mungkin tidak langsung mengurangi kesenjangan antara sepak bola wanita Asia dan Eropa.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan standar sepak bola wanita secara keseluruhan. Sehingga di masa depan, hasil statistik Piala Dunia akan menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Selain Liga Champions Asia Wanita, FIFA juga berencana meluncurkan Piala Dunia Wanita Antarklub dalam waktu dekat.
“Kita perlu memastikan bahwa di antara Piala Dunia setiap empat tahun, permainan klub tetap menarik minat yang sama, seperti yang terlihat dari Piala Dunia. Piala Dunia Klub adalah cara yang luar biasa untuk mendorong momentum di liga dan klub,” kata Sarai Bareman, Kepala Sepak Bola Wanita FIFA, dikutip dari The Guardian.
ADVERTISEMENT