Timnas Wanita Inggris Panggil Pemain untuk TC Panjang, Klub-Klub Frustrasi

14 Maret 2024 17:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Wanita Inggris Rachel Daly (tengah). Foto: WILLIAM WEST / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Wanita Inggris Rachel Daly (tengah). Foto: WILLIAM WEST / AFP
ADVERTISEMENT
Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) berencana memanggil seluruh pemain Lionesses untuk bergabung ke pemusatan latihan jangka panjang, tiga minggu sebelum jendela musim panas. Menanggapi hal tersebut, klub-klub mengaku frustrasi.
ADVERTISEMENT
Timnas Wanita Inggris akan menghadapi tiga tim unggulan, yakni Prancis, Swedia, dan Irlandia, di fase Grup A3 kualifikasi EURO 2025. Laga perdana akan dilangsungkan pada 5 April, lalu partai pamungkas digelar 16 Juli.
FA kemudian berniat untuk memanggil skuad Lionesses pada 27 Mei-4 Juni, sebelum memanggil mereka kembali pada 19 Juni jelang dua laga kualifikasi terakhir.
Berdasarkan peraturan FIFA, tidak wajib bagi klub untuk melepaskan pemainnya di luar jendela internasional. Namun, keputusan tersebut bisa bergantung pada hasil kesepakatan antara klub dan asosiasi sepak bola terkait.
Saat ini, klub-klub yang pemainnya dipanggil ke Timnas Inggris sebelum jendela musim panas mengaku marah dan frustrasi. Mereka khawatir para pemainnya tak dapat beristirahat dengan cukup.
ADVERTISEMENT
Padahal, ada peluang bagi mereka untuk rehat sejenak setelah Lionesses dinyatakan tak lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Timnas Wanita Inggris vs Italia, Rabu (28/2/2024). Foto: England Football
Berdasarkan sudut pandang FA, dengan berakhirnya Liga Inggris Wanita (WSL) pada 18 Mei dan final Liga Champions Wanita yang dilangsungkan seminggu setelahnya (25/5), FA perlu beberapa pemain—di luar musim—yang berada dalam kondisi fit untuk kualifikasi EURO 2025.
“Seluruh dunia sepak bola sedang menghadapi tantangan dalam kalender pertandingan internasional wanita. Kami bekerja sama secara positif dengan klub-klub untuk menemukan solusi jangka pendek yang mengutamakan kesejahteraan pemain, sembil menyadari pentingnya kualifikasi EURO 2025 yang akan datang,” ucap juru bicara FA, seperti dikutip dari The Guardian pada Kamis (14/3).
“Diskusi ini masih berlangsung. Dalam jangka panjang, kami berharap UEFA dan FIFA bisa bekerja sama dengan federasi dan klub internasional untuk memahami kalender bagi pemain di dalam dan luar lapangan,” imbuhnya kemudian.
ADVERTISEMENT
Perselisihan seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di antara klub dan FA. Pada April tahun lalu, beberapa bulan sebelum Piala Dunia Wanita 2023 dimulai, FA memanggil seluruh pemain Lionesses untuk bergabung ke pemusatan latihan pra-Piala Dunia pada 19 Juni.
Saat itu, Asosiasi Klub Eropa (ECA) mengungkapkan rasa kekhawatirannya. Mereka tak setuju jika FA memanggil pemain sebelum tanggal pelepasan wajib (10 Juli) karena dianggap dapat memotong waktu istirahat mereka.
Karena tak ada jalan keluar, ECA dan FIFA akhirnya bernegosiasi ulang mengenai periode pelepasan pemain. ECA mengajukan dua tanggal, yakni antara 23/29 Juni. Namun, FA bersikukuh ingin di 19 Juni karena 10 Juli dianggap terlalu telat untuk Piala Dunia Wanita 2023 yang berlangsung pada 19 Juli.
ADVERTISEMENT
Situasi kemelut itu lantas mendapat kritikan dari salah satu pemain Lionesses, Leah Williamson. Mengutip The Athletic, penggawa Arsenal tersebut mengungkapkan bahwa pesepak bola wanita saat ini tengah diperas tenaganya tanpa dipedulikan bagaimana mereka mendapat istirahat yang cukup.
Ada Hegerberg, andalan Timnas Wanita Norwegia, sependapat dengan Williamson. Kepada The Guardian, ia berkata jika pemain bekerja terlalu keras dan tidak diberi waktu istirahat yang cukup, maka akan berisiko terhadap kesehatan.