5 Fakta Unik Kue Bulan, Pembawa Harapan Baik dan Pemersatu Keluarga

13 September 2019 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mooncake Foto: Dok. JW Marriott Hotel Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mooncake Foto: Dok. JW Marriott Hotel Jakarta
ADVERTISEMENT
Selain tahun baru Imlek, Festival Pertengahan Musim Gugur merupakan salah satu perayaan terbesar di China. Biasanya dirayakan pada hari ke-15 bulan 8 penanggalan Tionghoa, yang tahun ini jatuh pada tanggal 13 September 2019.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, Festival Pertengahan Musim Gugur ini mirip seperti perayaan Thanksgiving di Amerika Serikat. Hanya saja, jika Thanksgiving orang memanjatkan syukur karena hasil panen yang melimpah, di Festival Pertengahan Musim Gugur rakyat justru mensyukuri awal panen sebelum memasuki musim dingin.
Biasanya, ada satu hal yang identik dengan Festival Pertengahan Musim Gugur. Ialah kue bulan atau mooncake yang selalu jadi panganan wajib di perayaan tersebut.
Sesuai namanya, kue ini memiliki bentuk bulat dengan lekuk-lekuk di berbagai sisinya. Sementara di bagian atasnya, terdapat pola ukiran dan kaligrafi khas China.
Bagi warga Tionghoa sendiri, keberadaan kue bulan di Festival Pertengahan Musim Gugur ini sarat akan makna dan filosofi yang kuat. Seperti apa makna dan filosofi kue bulan? Berikut lima hal yang harus kamu tahu soal kue bulan atau mooncake.
ADVERTISEMENT
1. Legenda dewi bulan di mitologi rakyat China
Ilustrasi Mooncake Foto: Dok. JW Marriott Hotel Jakarta
Ada banyak versi legenda mengenai kue bulan. Salah satu versi yang terkenal adalah legenda Hou Yi dan Cheng Er. Menurut cerita, Hou Yi adalah seorang pemanah yang berhasil memanah 9 dari 10 matahari. Dia 'menghancurkan' dan menyisakan satu matahari agar tidak menyebabkan kekeringan.
Atas upaya itu, Hou Yi dihadiahi sebotol ramuan untuk kehidupan abadi oleh Penguasa Langit. Konon, ramuan itu harus dibagi dengan istrinya, Chang Er, supaya mereka bisa hidup berdampingan selamanya sekaligus mencapai keabadian.
Singkat cerita, Chang Er lalu membuka ramuan tersebut dan menegaknya hingga habis. Karena overdosis, Chang Er lalu pingsan dan terjatuh ke lantai dan pada saat yang sama tubuhnya terasa ringan. Chang Er pun lalu melayang ke langit dan membawa satu benda yang dijadikan sebagai pegangan. Benda itu ialah kandang kelincinya.
ADVERTISEMENT
Chang Er pun lalu terdampar di bulan (bersama kelincinya) dan berubah menjadi Dewi Bulan. Konon, sampai sekarang, kelinci itu bisa terlihat jika bulan sedang bulan purnama.
Untuk mengobati kerinduan akan istrinya, maka setiap tanggal 15 bulan 8, Hou Yi menyisihkan waktu untuk menanti Chang Er. Ia duduk minum teh dan menyantap kue bulan sembari menunggu Chang Er dalam balutan bulan purnama.
2. Kue bulan digunakan sebagai pembawa pesan rahasia
Mooncake-JW Marriott Hotel Jakarta Foto: Dok. JW Marriott Hotel Jakarta
Dikutip dari Quartz, pada masa Dinasti Yuan kue bulan digunakan sebagai pembawa pesan rahasia untuk membantu orang Han menggulingkan rezim Mongol.
Penulisan pesan rahasia itu dilakukan dengan cara khusus dalam empat buah mooncake, dan dikemas dalam satu kotak. Masing-masing mooncake lalu dipotong menjadi empat bagian, sehingga menghasilkan 16 potong yang dirangkai sedemikian rupa sehingga pesan rahasia dapat terbaca.
ADVERTISEMENT
Namun, ada juga versi yang menyebut bahwa pesan rahasia itu ditulis di dalam kertas lalu dimasukan di tengah-tengah mooncake.
3. Makna isian kuning telur pada kue bulan
Ilustrasi Mooncake Foto: Shutterstock/Jinning Li
Bisa dibilang, kue bulan menjadi salah satu sajian yang wajib hadir di Festival Pertengahan Musim Gugur. Biasanya, berbentuk bundar atau persegi dengan diameter berkisar 10 cm dan ketebalan 4-5 cm. Sedangkan isiannya berupa pasta padat atau telur yang dilapisi kulit tipis sekitar 2-3 mm.
Selain bentuknya yang bulat nan padat, salah satu ciri dari kue bulan adalah rasanya yang manis dan sedikit berminyak. Sedangkan isian kuning telur di dalamnya menyimbolkan bulan purnama.
Biasanya, pada bagian kulit ada cetakan huruf-huruf Mandarin seperti 'longevity', 'harmony', nama toko atau keluarga pembuatan, gambar bulan purnama, hingga kelinci.
ADVERTISEMENT
"Egg yolk menggambarkan bulan yang terang. Kue bulan menggambarkan doa dan harapan baik untuk yang memakannya," kata Hanny Wahyuni, Director of Communications, Hotel Mulia Senayan Jakarta, kepada kumparan (17/7).
Kue bulan ini disantap bersama keluarga. Mereka yang merantau pun kembali ke kampung halaman untuk menikmati kue bulan bersama. Menyantap kue bulan juga memiliki makna melekatkan hubungan kekeluargaan.
4. Beragam jenis kulit mooncake
Ilustrasi Mooncake Foto: Dok. JW Marriott Hotel Jakarta
Tak hanya isinya saja yang beragam (seperti lotus, red bean, jujube, hingga kuning telur), ternyata kue bulan juga memiliki beragam jenis kulit.
Tercatat ada tiga jenis kulit mooncake yang beredar di pasaran, yaitu chewy, flaky, hingga tender. Chewy sendiri merupakan jenis mooncake yang paling populer, ia terbuat dari bahan-bahan sirup gula kental, lye water, tepung, dan minyak.
ADVERTISEMENT
Sementara flaky dibuat dengan menggulung adonan yang terdiri dari minyak dan tepung, rasa dan teksturnya hampir sama dengan puff pastry. Sedangkan tender merupakan kulit mooncake yang paling banyak dipakai di provinsi China dan Taiwan.
5. Variasi kue bulan
Kue bulan awalnya memiliki bentuk bulat sempurna. Bulatan itu melambangkan bulan purnama dan kesempurnaan serta keutuhan.
Seiring perkembangan zaman, kini bentuk kue bulan makin bervariasi. Ada yang berbentuk kotak, segitiga, hingga karakter kartun dengan warna-warna cantik.