Food Bite: Dawet, Simbol Kebersamaan yang Jadi Rebutan Banyak Bangsa

31 Oktober 2019 17:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal sebagai salah satu gudangnya kuliner. Bagaimana tidak? Dari sabang hingga Merauke tersaji beragam hidangan yang berbeda. Mulai dari kuliner tradisional, ramah vegetarian, hingga makanan ekstrem bisa dijumpai.
ADVERTISEMENT
Bukan itu saja, minumannya pun tak boleh terlewatkan. Memang minuman kekinian seperti boba atau kopi susu tengah jadi primadona di kalangan muda. Tapi, bukan berarti ketenaran minuman tradisional di Indonesia tenggelam begitu saja.
Apalagi sebagai negara tropis yang identik dengan cuaca terik penyebab peluh mengucur, tak sedikit pilihan minuman tradisional yang cocok untuk menyegarkan tenggorokan. Rasanya pun tak kalah bikin nagih!
Salah satunya dawet, atau ada juga beberapa orang yang menyebutnya dengan nama cendol. Meski telah ada sejak dulu, minuman tradisional ini nampaknya masih jadi andalan sebagian orang, untuk melunturkan rasa haus yang tak tertahankan.
ilustrasi dawet Foto: dok.pixabay
Harga murah dengan cita rasa menyegarkan, jadi salah satu faktor mengapa dawet masih digemari hingga kini. Selain itu, mencari pedagang dawet bukanlah perkara sulit. Di sudut komplek rumah pun, kamu bisa dengan mudah menemukan gerobak penjaja dawet yang berdiri tegar di tengah teriknya siang.
ADVERTISEMENT
Minuman asli Jawa yang jadi rebutan banyak bangsa
Bayangkan nikmatnya segelas dawet kenyal disiram santan, gula merah cair, dan es serut melimpah, meluncur mulus melewati tenggorokan yang kering. Nyesss... segarnya!
Selama ini dawet lebih dikenal sebagai minuman tradisional penawar dahaga. Tapi lebih dari itu, ada banyak cerita menarik dalam segelas minuman berbahan tepung beras ini.
ilustrasi dawet Foto: dok.unsplash/aviv rachmadian
Mungkin kita pernah mendengar mengenai kontroversi dawet yang kerap jadi rebutan beberapa negara tetangga kita. Minuman ini juga pernah jadi perbincangan saat dinobatkan menjadi salah satu minuman terenak versi CNN. Apalagi kalau bukan karena kontroversi asal-muasal minuman bertekstur kenyal ini.
"Es cendol atau es dawet merupakan minuman asli Indonesia yang akhir-akhir ini diributkan. Padahal kita mempunyai beberapa fakta sejarah yang dapat dihubungkan dengan keberadaan cendol atau dawet di Indonesia," ungkap Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Gadjah Mada, Prof Dr. Ir Murdijati Gardjito kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Memang belum ada jurnal resmi yang mengungkap seluk-beluk dawet secara detail. Namun menurut keterangan Profesor Murdijati, ada fakta-fakta sejarah yang menghubungkan dawet dengan kuliner kuno di wilayah Jawa.
Ditambah fakta, bahwa Indonesia sejak dulu terkenal dengan hasil pertaniannya, tak terkecuali produksi beras yang melimpah setiap musim panen.
Tak hanya diolah menjadi nasi untuk makanan pokok, beras kerap dijadikan tepung agar lebih awet saat disimpan. Karena itu lahirlah berbagai olahan dari tepung beras, meliputi jajanan pasar hingga es cendol atau dawet yang kenyal nan lembut di mulut.
Menilik lebih dalam lagi, konon dulu dawet berasal dari sebuah desa di Jawa Tengah bernama Desa Pesantenan. Alkisah, sekitar abad ke-13, Kerajaan Majapahit hendak memperluas kekuasaannya dengan cara membabat hutan bernama Hutan Kemiri.
ADVERTISEMENT
Suatu hari usai membuka hutan untuk perkampungan, seorang adipati bernama Raden Kembangjoyo melihat laki-laki tengah menjajakan gentong berisi dawet. Ia pun mencicipi minuman yang terdiri dari jendalan atau adonan tepung nan legit, santan, dan gula merah itu.
Karena cita rasanya yang begitu menyegarkan, sang adipati bertanya mengenai bahan baku minuman tersebut. "Karena saya menggunakan santan sebagai cairannya," tutur Profesor Murdijati seakan meniru jawaban si penjual.
Terkesan dengan rasanya, hutan yang baru ia babat pun diberi nama Desa Pesantenan. Sesuai dengan lokasi ketika ia pertama kali bertemu dengan penjual dawet santan nan gurih tersebut.
Jadi minuman kemenangan saat perang
Ilustrasi Es Dawet Jabung Foto: Instagram @rullyrhoe
Ada satu kisah menarik lainnya mengenai segelas es dawet. Ternyata, dulu dawet pernah digunakan sebagai minuman kemenangan berperang, lho.
ADVERTISEMENT
Di akhir kejayaan Kerajaan Majapahit, raja berkeinginan mempersunting adik seorang penguasa daerah, Warok Suromenggolo, demi memperluas kekuasaan di Desa Jabung, Jawa Timur. Warok Suromenggolo pun menyetujuinya, dengan syarat bahwa sang raja harus mengalahkannya terlebih dahulu.
Di saat tak berdaya melawan pasukan Majapahit yang kuat, ia diberi minuman dari seorang penjual dawet yang ada di Desa Jabung. Tak disangka, tenaga Warok Sumenggolo seakan kembali lagi hingga akhirnya memenangkan perang tersebut.
Menurut Profesor Murdijati, bila ditarik dari kacamata gizinya, dawet memang bisa menambah energi bagi penikmatnya. Sebab, dawet terdiri dari cendol kaya karbohidrat, dan santan yang tinggi lemak. "Dua-duanya (dawet dan santan) adalah penghasil energi bagi tubuh kita," tambahnya.
Satu dawetnya, ratusan jenisnya
Es dawet ijo, Suasana Restaurant. Foto: Toshiko/kumparan
Sudah jadi rahasia umum bahwa jenis es dawet di Indonesia ada banyak. Setiap daerah, hampir punya sentuhan khas yang membuat sajian dawet atau cendolnya makin menggugah selera.
ADVERTISEMENT
Misalnya es dawet jabung, yang konon jadi salah satu jenis dawet tertua asal Ponorogo. Tampilan dawet jabung terbilang sederhana; yakni berwarna putih agak bening dan disajikan bersama gula merah, santan, dan es batu.
Uniknya, ada mitos bahwa pembeli laki-laki tidak boleh mengambil tatakan mangkuk dawet jabung. Konon, mengambil tatakan mangkuk dari tangan penjualnya, berarti si pembeli hendak mempersuntingnya. Bila si penjual menyerahkan tatakannya, berarti ia bersedia untuk dipersunting.
Selain itu, ada juga dawet ireng yang terkenal dari Purworejo, Jawa Tengah. Disebut dawet ireng karena memang warnanya yang hitam legam atau ireng dalam bahasa Jawa. Warna dawet tersebut berasal dari campuran jerami yang telah dibakar lalu dihaluskan.
Ada juga dawet selasih yang bisa dijumpai di Pasar Gede, Solo. Tambahan selasih tak hanya menghasilkan rasa yang segar, tapi juga aroma wangi khas serta tekstur renyah yang unik saat digigit.
ADVERTISEMENT
Itu hanya sebagian kecil dari jenis es dawet yang ada di Indonesia. Selain itu, masih banyak lagi jenisnya yang tak kalah lezat seperti dawet ayu khas Banjarnegara, dawet semarangan, hingga es cendol khas Tanah Sunda.
Di balik jenis yang beragam serta kontroversi asal-muasalnya yang tak pernah habis dibahas. Agaknya kita sepakat, dawet pantas menyandang predikat sebagai minuman pemersatu bangsa. Tak hanya di Indonesia, bahkan hingga negeri tetangga.