Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Suasana kantor, sebuah laptop, dan segelas kopi . Rasanya pemandangan tersebut jadi keseharian banyak orang --mungkin kamu salah satunya.
ADVERTISEMENT
Bagi pecintanya, kopi ibarat mood booster. Kandungan kafeinnya bisa membuat kita lebih fokus. Itu juga yang menjadi alasan banyak pekerja kantoran menyesap minuman ini; untuk memulai hari ataupun membuat diri tetap terjaga saat bekerja.
Tidak heran, ketika saya membuka wacana ingin puasa ngopi selama satu minggu, banyak yang menolak. Ada sekitar 30 orang yang menjawab polling tersebut. Delapan puluh tiga persen dari respon polling yang saya lakukan di Instagram menjawab mereka tidak bisa. Sementara 17 persen lainnya yang menjawab iya adalah mereka yang tidak menyukai kopi.
"Tidak usah macam-macam. Mana bisa (kalian) berhenti ngopi. Enggak bisa kerja aja, tahu rasa," komentar Diah Devitasari, dalam polling yang saya lakukan di Instastory (19/3).
ADVERTISEMENT
Akhirnya, kami pun memutuskan untuk tidak minum kopi selama tujuh hari.
Berikut adalah beberapa imbas puasa kopi selama satu minggu yang kami rasakan:
1. Jadi mudah lapar
Laman Reader's Digest menulis bahwa ketika kita berhenti minum kopi, ada dua kemungkinan yang terjadi; turun berat badan atau naik berat badan.
Sebuah penelitian di Duke University mengungkap bahwa mengkonsumsi kafein dalam kopi, teh, atau soft drink meningkatkan gula harian hingga 10 persen. Ini berpotensi meningkatkan risiko obesitas.
Sementara itu, bagi yang terbiasa mengkonsumsi kopi setiap hari --berlaku untuk makanan atau minuman apa pun-- dan memutuskan untuk berhenti, kita juga berhadapan dengan istilah compulsive overeating.
Dilansir Psychology Today, keadaan ini adalah ketika kita cenderung makan tidak terkontrol. Salah satu pemicunya adalah tingginya keinginan untuk diet dan menghindari beberapa makanan tertentu karena urusan kesehatan. Dan inilah yang kami rasakan selama satu minggu hidup tanpa kopi.
ADVERTISEMENT
Di hari pertama tanpa kopi beberapa rekan kerja saya jadi mudah lapar. Camilan kami adalah roti dengan karamel. Saya memesan dua gelas thai tea --biasanya hanya satu gelas kopi, sementara ada juga yang yang beralih ke susu cokelat plus satu gelas cokelat panas lagi setelah makan siang.
Kalau biasanya kami makan siang jam 14.30, pada jam 13.00 saya sudah mendengar sebuah ajakan: "Makan siang, yuk! Laper..."
Selalu ada perasaan 'ada yang kurang' ketika makan atau minum apa pun. Ini membuat pengeluaran kami pun bertambah; dari segelas kopi seharga Rp 18-20 ribu per hari, jadi dua minuman manis beserta camilan tambahan. Itu pun tetap terasa ada yang kurang.
Sementara itu, tidak ada satu pun dari kami yang berat badannya turun selama satu minggu tanpa kopi.
ADVERTISEMENT
2. Kurang fokus
Kafein dalam kopi dipercaya mampu membuat kita lebih fokus, dan ternyata ini sangat relevan dengan beberapa kejadian menarik di hari kedua hingga keempat tanpa kopi.
"Rasanya tuh kayak gelisah gitu, aku jadi enggak tenang," ungkap Safira , reporter kumparan yang juga ikut dalam challenge ini.
Beberapa reporter merasa kesulitan untuk fokus menulis. Pulang pun jadi lebih malam karena mengejar deadline untuk besok pagi yang biasanya telah selesai maksimal jam 19.00.
Oh iya, ponsel saya tertinggal di kantor; dua kali dalam satu minggu tanpa kopi itu.
3. Tidur lebih cepat
"Eh, tapi masa aku dua hari ini sudah tidur jam 23.00," ungkap Tyas , reporter kumparan lainnya. Padahal, biasanya saya menerima draft tulisannya di atas jam 24.00.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan saya pun ikut berubah. Dari menyunting artikel di atas jam 24.00, jadi jam 07.00 pagi. Pasalnya, saya sudah tertidur di sekitar jam 23.30 dan jadi terbangun lebih awal.
Ya, tidak minum kopi menyebabkan kita jadi tidur lebih cepat. Journal of Clinical Sleep Medicine mengungkap bahwa meminum kafein enam jam sebelum tidur bisa mengganggu kualitas tidur di malam hari. Nah, bagi kamu yang ingin tidur lebih baik, coba pertimbangkan lagi asupan kopi harian kamu.
4. Jadi lebih sering atau jarang minum air putih?
"Syukurnya, aku jadi lebih sering minum air putih sih. Biasanya kalau ngopi, karena habisnya lama kan, jadi lupa juga minum air putih," kata Tyas ketika saya tanyakan apa yang ia rasa dalam satu minggu tanpa kopi.
ADVERTISEMENT
Namun, pernyataan di atas justru dibantah Fira. Ia malah jadi cenderung jarang minum air putih karena menggantinya dengan minuman manis.
"Minuman manis itu tidak bikin haus, jadi malah lupa minum air putih. Kalau kopi, bikin haus," tuturnya lebih lanjut.
Mencoba beberapa alternatif pengganti kopi
Selama satu minggu itu, ada beberapa pengganti kopi yang kami uji. Pertama, kami coba kuaci. Kesibukan membuka kuaci satu per satu memang bikin kami lebih terjaga; tapi di satu sisi juga kurang efisien saat bekerja.
Mengetik satu kalimat, buka kuaci. Begitu terus hingga butuh waktu yang cukup lama untuk membuat satu artikel.
Kedua, kami mencoba satu hari dengan air putih dan lemon. Rupanya, ini cukup berpengaruh dan membuat mata lebih terjaga. Namun, rasanya kami tetap tidak sefokus ketika minum kopi.
ADVERTISEMENT
"Ya ampun, maafin aku minum matcha dong! Ini semua di bawah alam sadarku karena ingatnya cuma tidak boleh minum kopi. Aku buang ini, aku buang matcha macchiato-nya nih," ungkap Dea , asisten editor kumparan yang ikut juga dalam challenge ini.
Dari semua pengganti yang kami coba, teh yang paling efisien. Baik matcha atau thai tea, keduanya sukses bikin kami bertahan di siang hari; walaupun imbasnya jadi lebih sering buang air kecil.
Mengapa kami memutuskan untuk puasa kopi?
Beberapa orang --termasuk kami-- menggunakan kopi untuk energy boost. Tentu mengkonsumsi kopi punya banyak manfaat, namun ada pula dampak kesehatan bila kita terlalu banyak meminumnya.
Oleh karenanya, bertepatan dengan Caffeine Awareness Month yang jatuh pada bulan Maret, tidak ada salahnya membuat tubuh 'istirahat sejenak' dari pengaruh kopi.
ADVERTISEMENT
"Enggak apa-apa kok, itu (berhenti ngopi satu minggu). Cuma tubuh butuh adaptasi saja, kan masih bisa diganti dengan teh. Memang kandungan kafeinnya tidak akan setinggi kopi . Kembali lagi, kopi itu tidak jahat. Pakai gulanya yang berbahaya," ungkap Mury Kuswari, nutrisionis & ketua umum Asosiasi Nutrisionis Olahraga dan Kebugaran Indonesia (ANOKI).
Tertarik mencoba satu minggu tanpa kopi ?