Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Seperti Apa Prediksi Tren Gelombang Kopi di Indonesia pada Tahun 2019?
14 Desember 2018 16:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Tren minum kopi semakin berkembang. Candu dari minuman berkafein tersebut terus merebak hingga ke semua kalangan. Sampai-sampai, ia bukan lagi menjadi sekadar secangkir asupan untuk menambah dopping semangat, tapi telah menjadi gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Budaya minum kopi sendiri sudah jadi bagian dari masyarakat Indonesia, bahkan jauh sebelum kepopulerannya meroket tinggi seperti sekarang ini. Menengok ke belakang, kopi memang jadi salah satu minuman yang disajikan di hampir segala acara, entah untuk menjamu para tamu, atau sekadar bersantai di penghujung hari. Kebiasaan minum kopi yang hanya dilakukan di rumah lalu bermetamorfosa menjadi minuman perekat saat berkumpul bersama kawan seiring dengan munculnya warung kopi.
Inilah cikal bakal dari budaya ngopi, sebelum adanya gempuran-gempuran coffee shop dari luar negeri, memunculkan fenomena menjamurnya kedai kopi modern di Indonesia. Sekali lagi, terjadi perubahan gaya ngopi. Dengan adanya kedai kopi modern tersebut, kegiatan minum kopi pun naik kelas, dan ilmu tentang perkopian semakin banyak dipelajari.
Alhasil, berbagai teknik menyeduh kopi--baik itu menggunakan mesin espresso atau teknik manual brewing--turut meramaikan kemunculan coffee shop tersebut. Kemudian untuk di bagian hulu, para petani kopi di penjuru Nusantara telah mampu mengembangkan berbagai varietas biji kopi yang makin berkualitas, dengan cita rasa unggulan nan khas.
ADVERTISEMENT
Perkembangan kopi Indonesia yang begitu pesat sedikit banyak dipengaruhi oleh tren gelombang ketiga yang sedang terjadi di dunia. Gelombang ketiga, atau third wave coffee sendiri merupakan masa ketika orang-orang mulai menganggap kopi sebagai minuman artisan, sehingga kualitas dan asal usulnya begitu diperhatikan.
Bahkan, perlahan, masyarakat akan dibawa memasuki gelombang keempat, yakni fourth wave of coffee. Menariknya, meski dunia kopi secara global tengah fokus di third wave maupun fourth wave of coffee, ternyata hal tersebut tak berlaku bagi Indonesia.
Diungkapkan oleh Andi Haswidi, penulis dari buku KOPI: Indonesian Coffee Crafts and Culture, Indonesia punya tren minum kopi, bahkan 'gelombang'-nya sendiri. Berdasarkan fakta yang ia gali selama pembuatan buku, tren minum kopi di Nusantara diprediksi akan mengalami inovasi di banyak lini, mulai dari coffee shop hingga teknologi. Apalagi, selama ini kita memang memiliki identitas sendiri, baik dalam cara menanam, mengolah, hingga menyajikan kopi.
ADVERTISEMENT
"Indonesia itu punya caranya sendiri dalam proses penananam kopi. Semua teknik pertanian di dunia tidak ada yang cocok untuk diterapkan di Indonesia, karena kita memililki kondisi alam yang berbeda," ungkap Andi saat ditemui kumparanFOOD beberapa waktu lalu.
Selain itu, Andi juga membeberkan beberapa prediksi gelombang tren minum kopi Indonesia selama beberapa tahun ke depan, berkaca dari hasil penelitian dan diskusinya bersama para pelaku industri kopi. Seperti apa? Berikut ulasan lengkapnya:
1. Cita rasanya lebih personal
"Tahu enggak, di Jogja ada yang jualan kopi dengan gerobak, tapi punya alat manual brewing yang cangggih, namanya Kopi Keliling. Nah, pemiliknya ini sering melayani dan berinteraksi dengan masyarakat, sehingga dia tahu apa yang mereka inginkan. Dari hasil interaksinya tersebut, dia tahu bagaimana definisi enak menurut masyarakat, hingga tercipta kreasi kopi susu, jauh sebelum minuman ini jadi tren," kisah Andi.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, para pelaku kopi akan lebih banyak menjalin interaksi dengan masyarakat, mengetahui bagaimana cita rasa kopi yang mereka suka. Dengan interaksi tersebut pemain industri kopi juga dapat mendefinisikan kembali bagaimana rasa enak menurut lidah pembelinya, membuat racikan kopi tersebut terasa lebih personal.
2. Adanya identitas budaya dalam sajian kopi
Di Indonesia, kopi tak hanya disajikan sebagai minuman utama atau dicampur dengan susu saja, melainkan juga aneka rempah-rempah sehingga menciptakan cita rasa yang eksotik. Ya,orang Indonesia terbiasa untuk mencampur berbagai jenis rempah, khususnya dalam minuman jamu.
Hal ini pulalah yang diprediksi Andi akan menjadi next wave of Indonesian coffee. Karakter Nusantara itu akan ikut dibawa lewat sajian kopi.
"Misalnya, ada kopi pandan, atau kopi santan yang disajikan di Indonesia. Kopi yang dibuat dengan teknik brewing yang sudah ada, tapi diimplementasikan sehingga menciptakan produk baru. Sama halnya dengan coffee shop, masing-masing kedai kopi di Indonesia itu bisa dibilang punya identitas masing-masing yang berbeda satu sama lain," kata Andi.
ADVERTISEMENT
3. Identitas kopi semakin diperkuat
Identitas yang dimiliki oleh tiap-tiap biji kopi akan semakin diperhatikan, apalagi dengan semakin majunya teknologi. Bahkan, telah muncul sebuah platform blockchain yang diluncurkan oleh salah satu pemilik kedai kopi di kawasan Kemang untuk melakukan katalogisasi data beans se-Indonesia.
Nantinya, origin atau daerah asal dari tiap beans bisa dilihat indikasi geografisnya, serta berbagai informasi detail dan pembaharuan bila nantinya ada varietas beans baru. Dengan adanya inovasi ini, perkembangan kopi Indonesia diprediksi akan semakin terintegrasi dan mampu mengunggulkan identitas dari tiap-tiap biji kopi yang dihasilkan.