Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Ali Shahab Sempat Ambil Wudhu Sebelum Sesak Napas dan Meninggal
26 Desember 2018 17:06 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
ADVERTISEMENT
Sutradara senior Ali Shahab meninggal dunia di usia 77 tahun, Selasa (25/12) kemarin. Kepergian Ali Shahab jadi kehilangan besar bagi dunia film tanah air.
ADVERTISEMENT
Ali Shahab adalah sutradara dengan karya-karyanya yang banyak dikenal. Sebut saja deretan film laris yang diperankan Suzanna macam 'Beranak Dalam Kubur (1971)', 'Bumi Makin Panas (1973)' dan juga 'Pulau Cinta (1978)'. Ali Shahab juga orang di balik kesuksesan film Warkop, 'Manusia Enam Juta Dolar'.
Selain layar lebar, Ali juga dikenal sebagai pelopor sinema elektronik (sinetron). Salah satu yang paling sukses adalah 'Rumah Masa Depan' yang tayang pada tahun 1980. Deretan karya Ali Shahab tentunya akan selalu membekas dan mendapat hati di banyak orang.
Ali Shahab sendiri dimakamkan pada Rabu (26/12) siang tadi di TPU Pejaten Timur. Reza Joefry, keponakan Ali Shahab menceritakan sosok Ali di hari-hari terakhirnya.
ADVERTISEMENT
Reza mengatakan Ali Shahab merupakan seorang muslim yang taat. Di usianya yang senja, ia selalu berusaha melaksanakan salat lima waktu di masjid.
"Beliau salat lima waktu selalu di masjid. Salat Subuh, Zuhur pasti selalu di masjid," ujar Reza.
Bahkan pada Selasa (25/12) kemarin, Reza mengisahkan, pada waktu menjelang Ashar, Ali Shahab sempat mandi junub. Setelahnya ia juga bersuci dengan berwudhu.
Namun tiba-tiba nafas Ali Shahab yang juga dikenal sebagai wartawan ini sesak. Istri Ali coba memberikan obat, namun ditolak. Ali beranggapan masih memiliki wudhu.
"Tapi akhirnya beliau minum obat sesaknya sendiri, namun napasnya makin sesak. Dan Qodarullah, Allah panggil dia di rumah atau dalam perjalanan ke rumah sakit. Jadi di rumah sakit diperiksa dokter udah enggak ada (meninggal)," ujar Reza.
Selain taat beribadah, di masa tuanya Ali Shahab juga tetap produktif. Ali masih rajin menulis naskah. Jika dilihat di ruang kerjanya, banyak tumpukan naskah yang ia tulis dan belum sempat diproduksi.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya beliau masih ingin berkarya lebih banyak, tapi mungkin Allah sudah mencukupkan peran buat beliau dengan film yang Allah kasih," kata Reza.
Dengan segala karya dan keinginannya terus menulis di hari tua, Reza berharap apa yang dilakukan Ali Shahab bisa menjadi inspirasi banyak orang.
"Beliau bisa dijadikan sosok panutan dalam soal semangat dan optimisme. Beliau juga sutradara yang punya keahlian khusus dalam membangun karakter seorang pemain, meski itu pemain baru," ungkap Reza.
"Mungkin beliau bukan sutradara terhebat, tapi beliau bisa meninggalkan bekas dalam hati setiap orang yang pernah bekerja sama dengan beliau," pungkas Reza.