news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Barasuara Tentang Album 'Pikiran dan Perjalanan'

5 Maret 2019 7:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barasuara. Foto: Dok. Banyu Communications
zoom-in-whitePerbesar
Barasuara. Foto: Dok. Banyu Communications
ADVERTISEMENT
Grup musik Barasuara akan merilis album kedua bertajuk 'Pikiran dan Perjalanan' pada 8 Maret mendatang. Jelang rilis, Barasuara menggelar hearing session bersama media di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (4/3).
ADVERTISEMENT
Iga Massardi, gitaris dan vokalis Barasuara, menceritakan bahwa album 'Pikiran dan Perjalanan' telah digarap sejak 2015 dan baru rampung pada Januari 2019. Ia pun membeberkan alasan utama mengapa proses penggarapannya berlangsung sangat lama.
"Karena, ya, kami perfeksionis ya, maunya hasil maksimal. Dari kemarin juga kami alhamdulilah manggung, terus promoin album 'Taifun' sampai orang bosen kali, ya. Jadi lebih ke bentrok jadwal juga," kata Iga.
Barasuara. Foto: Alexander Vito/kumparan
Gerald Situmorang, pemain bas gitar Barasuara, merasa proses penggarapan album kedua memakan waktu yang sama seperti pembuatan album 'Taifun'.
"Sebenarnya album 'Taifun' itu juga lama ya. Sampai tiga tahun pengerjaannya waktu itu. Samalah kayak gini. Orang-orang aja enggak tahu," tuturnya.
Iga dan Gerald sempat menceritakan mengenai sembilan lagu di album 'Pikiran dan Perjalanan'. Inspirasi di balik semua lagu nyatanya datang dari berbagai hal yang pernah terjadi di hidup para personel Barasuara sejak 2015 hingga kini.
ADVERTISEMENT
Lagu '1000 Racun' yang liriknya dibuat oleh Iga, misalnya, terinspirasi dari pengalaman depresi seorang sahabat.
"Pengalaman itu datang dari salah satu teman gua yang mengalami depresi. Di sini digambarkan bagaimana perasaan seorang yang depresi. Betapa semua orang terlihat berbahaya di matanya dan '1000 racun' itu cocok untuk menganalogikan," tutur Iga.
Sebelum meluncurkan album kedua, Barasuara telah merilis single perdana bertajuk 'Guna Manusia'. Single tersebut telah dibuat video klipnya. Pada awalnya, 'Guna Manusia' bukanlah lagu andalan mereka.
"Saat akhirnya lagu ini menjadi single pertama album ini agak lucu sih, karena ini awalnya enggak jadi jagoan. Gue waktu itu nulis lagunya benar-benar abis mandi. Gue bikin chord dan melodinya, terus gue bawa ke rumah Marco," ucap Gerald.
ADVERTISEMENT
Ketika hendak direkam, para personel Barasuara belum bisa menyelesaikan keseluruhan aransemen di lagu 'Guna Manusia'. Penyelesaiannya bahkan terjadi karena ketidaksengajaan.
"Akhirnya Iga main satu reff, bercanda gitu, tapi menurut gue kok reff itu enak, ya. Akhirnya masuk deh ke lagu sampai di album," tutur Gerald.
Barasuara Foto: Barasuara/Ismaya Live
Iga mengaku, ada salah satu single di album 'Pikiran dan Perjalanan' yang bercerita tentang pengalaman personal hidupnya. Lagu tersebut berjudul 'Pancarona'.
"Lagu ini berawal dari pengalaman pribadi saat berada di titik terendah. Pancarona ini kan artinya warna-warni. Itu menganalogikan kondisi kebingungan gue. Jadi, seperti orang yang mencari jawaban atas warna hidupnya," kata Iga.
Sebagai lagu terakhir di album 'Pikiran dan Perjalanan', Barasuara mendaulat karya berjudul 'Tirai Cahaya'. Lagu itu menganalogikan perjalanan terakhir di hidup beberapa personel Barasuara, termasuk Iga, yang saat ini telah menikah dan memiliki anak.
ADVERTISEMENT
"Jadi, 'Tirai Cahaya' itu tercipta karena gue melihat sekarang personel Barasuara beberapa telah berkeluarga dan, kayak gue sendiri, sudah memiliki dua anak. Lirik di lagu ini seperti bayi keluar dari vagina ibunya, anak itu dewasa kemudian punya jalan sendiri. Sebagai orang tua pada akhirnya kita hanya melihat perjalanan anak kita di dunia," ujarnya.
Barasuara Foto: Instagram @barasuara
Selain empat lagu tersebut, album 'Pikiran dan Perjalanan' masih memiliki lima single lain, yakni 'Pikiran dan Perjalanan', 'Haluan', 'Masa Mesias Mesias', 'Tentukan Arah', dan 'Samara'. Lagu-lagu itu akan bisa dinikmati setelah albumnya rilis pada 8 Maret mendatang.
Barasuara mengaku siap untuk menelurkan video klip baru ketika album rilis. Namun, mereka masih merahasiakan lagu mana yang akan dibuatka video klipnya.
ADVERTISEMENT
Barasuara tidak hanya merilis album dalam format digital, tetapi juga bentuk fisik. Ada alasan tertentu mereka tetap merilis album fisik.
"Secara estetika berbeda jika kita cuma dengerin di Spotify dan lainnya, dibanding kita bikin album fisik. Kalau cuma digital, ya, kayak lo enggak punya romantisme terhadap albumnya," tutup Iga.